Rabu, 29 Desember 2010

Rindu kadang serasa akan membunuhku

kadang pedih tak terperi
      hampa tak berujung
           kosong tak bermakna

seluruh detak ini
   rasanya tetaplah milikmu
setiap tarikan nafas ini
   persembahan bagimu
hasrat dan gairah
   berakhir di dirimu

rindu tanpa ujung
   mesti lintasi segala batas ruang waktu
   mesti abaikan beda dunia

kadang jadi perih luka
   sebagai belati penyayat daging
kadang menjelma nyanyian sendu
   luruhkan segala semangat jiwaku


rinduku selalu indah bagiku
  meski mesti berakhir mati
                     bagiku

Rindu dan Cintaku

merajut rindu
   tanpa pilu
karna temu
   tak lagi perlu ditunggu

menyiram cinta
dengan air telaga
biar tunas
    subur di tiap cabangnya

mengalir hasrat
   pada kebersatuan jiwa
memutar tubuh
   untuk kembali ke asalnya

ketika rindu
telah terbebas waktu
ketemu jiwa di tiap saatnya

saat cinta
menunas subur pada tiap titiknya
gelora jiwa
  tak terhalang batas dunia

Sabtu, 25 Desember 2010

'Geregah' Malam

biasakan diri telusuri malam
raba kelam
  ikuti petunjuk bintang

di atas selembar tikar
dalam sujud yang masih gamang
lantunkan ayat-ayat keagungan
bisikkan rangkaian permohonan

pada desir angin malam
dalam dingin keheningan
hembuskan nafas
   dilambari untaian harapan
agar diterbangkan menuju
     langit kemakbulan
sebagai bekal esok perjalanan
tuju akhir yang digariskan
biar sempurna titah penciptaan
   saat tutup mata kehidupan

R i n d u

kembali hilang
   arah tujuan
saat hamba kembali
     menyapa

kepedihan tak terperi
 tak lagi berasa
saat mati menyentuh jiwa

tanpa arah
sirna tujuan
meski hidup
   masih di perjalanan

tujuan masihlah di depan
dalam penantian jiwa
   bersemayam

Selasa, 21 Desember 2010

Biarlah tetap begitu

tergetar
   dan tetap bergetar
nadiku tetap alirkan cintamu
hatiku tetap penuh semangatmu
jiwaku tetap menyatu jiwamu

tak ada batas waktu
tak ada kikisan masa
tak ada sirna di ribuan sela

rindu ini tetap untukmu
bila bertemu tinggal tunggu waktu
bersama kita bukan telah hilang masa
dalam jiwa tak ada tanpa sua

Senin, 13 Desember 2010

Gelombang Kembali Menghempas

hempasan kembali menerjang
ombang-ambing kapal dari arah tujuan
dua kaki lumpuh mencoba bertahan
dua tangan rapuh pegang kendali di buritan

         tak boleh ada kata kalah
                      apalagi menyerah
         kapal mesti tetap berjalan
         dalam badai gelombang dan topan
        
biar lebur seluruh badan
   biar remuk seluruh tulang
kemudi mesti dipertahankan
agar arah tak membalik tujuan

nahkoda tlah ditetapkan
bukan sembarang
   namun pasti dengan segala ketepatan
tak mungkin salah sang pemilik kapal

di atas dua kaki lumpuh
    pada dua tangan rapuh
nahkoda mesti tetap berkeyakinan
bahwa badai akan segera hilang

di atas dua kaki lumpun
    pada dua tangan rapuh
tujuan baginya jelas terbentang
penuhi arah tujuan pelayaran
  selamatkan penumpang sampai pantai harapan
meski mesti ia terhempas dalam gelombang

Selasa, 07 Desember 2010

Satu warsa

satu warsa tlah berjalan
bersamamu hanya dalam kebersamaan jiwa
mencumbumu di alam sukma
merindumu sepanjang masa

tetap mengalir cinta di hati
tetap bergelora rindu diri
tetap menggelegak gairah hasrat
          padamu
            tetap padamu

singgasana jiwa
   masihlah engkau pemiliknya
ratu kalbu
   tetaplah engkau adanya

yakinku pun
  masih tetap seperti dulu
engkaulah isteriku
    pasangan jiwaku
      belahan jantungku
        keindahan hidupku

Minggu, 05 Desember 2010

Biar saja mereka tak mengerti

mereka tak akan mengerti
  mungkin tak kan pernah mengerti
betapa berarti engkau bagiku
tak mungkin ku ganti
  karna memang tak ada ganti
tak mungkin ku tukar
  karna engkau bukan tembikar

mereka tak kan pahami
  mungkin tak akan pernah pahami
betapa berharga engkau bagiku
tak mungkin ku ubah
   karna telah abadi

engkau musik dalam jiwaku
irama mendayu dalam sukmaku
nyanyian merdu dan sendu dalam hatiku

keceriaan
    keriangan
       kebahagiaan
          kelegaan
       kesedihan
   kegelisahan
kepedihan
mengalir seiring denting petikan
   dawai jiwaku

mereka tak akan mengerti
   mungkin tak kan pernah mengerti
betapa berarti engkau bagiku
engkau bara api semangatku
             sejuk air damai jiwaku
               semilir lembut desir sukmaku

malam ini

berteman sepi
berdandeng sunyi
di tengah rintik
    di kelam malam
tertatih menggigil kedinginan
tapak perih di sela batu terjal
tergelincir, terjatuh di kubang jalan

tubuh renta
  dengan semangat sisa
memaksa bangkit
  pertahankan asa

rintih lirih tertelan tetes mengalir
tulang ngilu
  sumsum membeku
tanpa dekap selimut kebersamaan

Kamis, 02 Desember 2010

Engkau, tak bisa ku duakan

bagaimana ku duakan dirimu
cintamu mengalir dalam nadiku
rindu mengisi tiap hembusan nafasku

bagaimana ku abaikan dirimu
semangatmu menyinari hidupku
mimpimu menyatu mimpiku

getar rindu padamu
berdenyut slalu di jantungku
memompa cinta
    menyebar ke suluruh poriku
kobar semangatmu
membakar beku keputus asaanku

bagaimana ku duakan dirimu
 engkau bertahta di jiwaku
   penghuni kemegahan di relungku

Rabu, 01 Desember 2010

di Ujung Malam

sibak hening malam
dengan lantunan nyanyian permohonan
  dirintih isak tertahan

coba selami pekat relung palung sukma
    meraba rangkaian do'a akan cahaya
gemerlip indah di kelam jiwa

coba tundukkan angkuh sombong
dengan simpuh dalam ketakberdayaan
ucap takbir agungkan Sang Esa
ulang tahlil abaikan segala
tegas tasbih sucikan Dzat Kuasa

nyanyian jiwa yang tak lagi bercahaya
masih hambar di telinga jiwa
karna cahaya tertutup pekatnya
karna indah terhalang tirainya

coba buka tirai rahasia
tuk temukan kesejatian jiwa manusia
gemerlap mutiara di relung sukma
memancar cahaya seluruh raga