Rabu, 28 Desember 2011

Puisi

hanya butuh penggalan-penggalan pendek
  Tak perlu kalimat sempurna
Biarkan rasa memilih kata
  Bebaskan hati menentukan diksi

Lalu....
   kata akan saling bercengkrama dengan kata
      huruf saling merapat dengan huruf

Hantarkan keindahan di tiap lekuknya
 Bangkitkan kemegahan di tiap barisnya
   Hembuskan keluarbiasaan dari tiap spasi dan sela

Selasa, 27 Desember 2011

bunga semangat

kembali mewangi
  tebar aroma sepanjang hari
   segarkan hati
     sejukkan diri
tarik dalam-dalam hingga batas akhir
 nikmati tiap aliran yang menembus rongga
  rasakan lega bersama hembusannya

kembali berjalan sepenuh hati
  tegak menatap perjalanan hari
     mengejar aja mewujud mimpi

Kamis, 22 Desember 2011

malam penuh rindu

tiap malam
  dalam hening
    bersama sepi
     di bawah bintang di ujung kelam

desir berhembus begitu lembut
membelai selimut jiwa yang mulai kusut
   menyentuh tengkuk rindu
      merindingkan bulu-bulu

dalam sunyi
bahasa hati begitu menyelimuti
 dendangkan lagu rindu abadi
   teriakkan gelora yang tak pernah berhenti

di sinilah aku kini
dalam sepi
  bersama sunyi
   di malam bintang bersinar sendiri
      tanpa rembulan yang menemani

Selasa, 20 Desember 2011

rasa kini

tak ada lagi kalimat
    kata
      huruf
         bahkan suara

begitu membuncah
  begitu menggelora
tak lagi dalam untai kata
  tidak pula dalam lantunan suara

segala larut di dalamnya
   terlingkup di dalamnya
hanya gamang menyatu dalam hampa

Senin, 19 Desember 2011

rindu dan cinta, melayang mengambang

kadang...
kembali mengambang
  melayang sedikit di atas daratan

tak lagi kaki menyentuh bumi
tak lagi pijak menapak
      ringan melayang

namun bukan kegundahan
   bukan pula keresahan
inilah salah satu kenikmatan
  lama sudah tak kurasakan

cinta yang begitu membara
rindu yang begitu menggebu
membakar mengobarkan
menderu menggulung
libas segala halang rintang
bersama desir sejuk membahagiakan

Jumat, 16 Desember 2011

rindu, membelaiku

kadang benar-benar serasa tak lagi
   menginjak tanah
serasa ringan mengambang
   di atas daratan
tak ada lagi ujung kaki yang
    menyentuh bumi

ini bukan kegelisahan sayang
  bukan pula keterombang-ambingan
ini bukan hilang arah tujuan sayang
  bukan pula sirna harapan

lebih ku rasa ini sebagai kenikmatan
   sesuatu yang menterlenakan
hingga aku menjadi ketakutan

inilah rindu yang kini menggebu
   mengharu bersamamu
      mengalir dalam alir nadiku

Rabu, 14 Desember 2011

kembali lagi

kembali sepi merayapi
  bersama sunyi di penghujung hari
tiba-tiba hampa menganga
  di kawah-kawah luka sukma
begitu saja berjalan semua
tak ada sengaja

tak akan ku kembali menunduk
walau tulang kakiku remuk
tak akan ku kembali merajuk
meski sukma penuh rasa tusuk

air mata tetaplah air mata
biarlah ia mengalir semestinyai
tak perlu dipaksa
  cukup nikmati saja
karna pada akhirnya
semua adalah anugerah Sang Kuasa

Senin, 12 Desember 2011

Tanyaku malam ini

kadang...
mesti kembali ku bertanya
  akan tiap langkah
    atas tiap ide
   

untuk apa
   karena apa
     demi apa

keangkuhan
   rasa iri
ataukah....
   keikhlasan

Jumat, 09 Desember 2011

rindu kembali bergelora

kembali merindu
pada belahan yang menjadi satu
hari-hari biarlah berlalu
tapi yakinku tak berubah padamu

kembali bergelora
menggelegak di ujung jiwa
percik-percik cinta
berkobar sepanjang masa

di awal hari
 ketika mentari baru menampakkan diri
   saat hangat mulai menyinari
 cemerlang cahya dalam hati
   namamu membias di sanubari

di tiap siang
saat surya panas memanggang
senyummu sirnakan kerontang
  basahi jiwa yang lagi meregang
   sejukkan jiwa yang lagi meradang

kala senja menutup masa
seiring terbuka peraduan surya
bersama semburat lembayung di ujung angkasa
cahya cinta gemilang sinari sukma
 indahkan malam untuk bersua
  memadu melebur dalam fitrah cinta

pagi ini

seiring sinar gemerlap mentari
bersama hangat pancaran cahaya
kembali mencoba membuka mata
      melihat dunia dengan sepenuh jiwa
       melangkah tegap menuju cita

tak ada ragu
  tak perlu bimbang
ada tangan penuh kasih yang
   senantiasa menunjukkan jalan
ada cinta bertebaran yang
   menyalakan api harapan

tak perlu takut akan sendiri
banyak yang telah menunggumu
   dengan penuh rindu

Rabu, 07 Desember 2011

untukmu

tak ada akhir bagi rindu
      padamu
tak ada padam bagi nyala cinta
      untukmu
abadi di hati
  selamanya jiwa

Senin, 05 Desember 2011

malam ini

hening
  bersama hembusan dingin
    merembes menembus dinding
      basahi lantai yang tak pernah kering

senyap
  di malam-malam gelap
    tertunduk di sudut pengap

sunyi
  ditemani gemintang yang sembunyi
    di balik awan mendung yang tak henti

rindu
  padamu kekasih hatiku
    membara sepanjang waktu

cinta
  cahaya yang selalu menyala
    meski dalam kelam tak terkira

Minggu, 04 Desember 2011

dalam perjalanan waktu

seiring waktu
 bukan untuk melupakanmu
 bukan pula untuk mengabaikanmu

tak mungkin yang ditetapkan
 hilang tanpa bilangan
   tak akan sirna ataupun tergantikan

tak ada pengganti
mungkin hanya penerus
sempurnakan apa yang ditetapkan
  cakup apa yang diabadikan

Kamis, 24 November 2011

mentari pagi

rasakan saja kesegaran pagi
  nikmati indahnya mentari
    sinarnya
      hangatnya
        semangatnya
biarkan semua meresap
     menembus pori ari kita
biarkan sinar mengobarkan api
    semangat di dada
untuk selalu melangkah
   menuju angan cita

terima saja semangat yang dipancarkannya
melalui semburat di ujung mega

Jumat, 11 November 2011

kepak cinta sang Rajawali

Melihat sepasang rajawali mengangkasa
   Kepakkan sayap tebarkan cinta
   Berputar megah menjawab rindu
       Menukik
             Berputar
                   Menjulang

Sepasang rajawali memadu kasih di udara
Kemegahan mereka tunjukkan pada semua
   Bertaut cakar berpadu kepak
        Menyibak cakrawala   
              Mengalirkan cinta
                     Melukis gelora  
                      di setiap lekuk gerakannya

Hanya decak yang keluar dari mulut menganga
Di bawah sini aku menatapnya

semangat pagi

sejuk ini
   lazimnya pagi
terbuka sudah
  katub pengistirahatan diri
rajawali tlah gelengkan kepala
  kembali siap kepakkan sayapnya
   sambut cakrawala
     membentang dengan hangatnya


mendung bukanlah halangan
   malah segarkan keadaan
hangat mentari
    merayap menembus pori
terangi angkasa
   dengan cahya harapan dan impian

selamat datang pagi
selamat datang harapan
selamat datang awal segala impian

Sabtu, 05 November 2011

Belajarkan untuk Berserah Diri

Belajarkan hati untuk jujur pada diri
tak ragu untuk mengaku
tak perlu mematut diri
   kala tingkah belum sampai sejati

Belajarkan diri untuk tidak malu
   bahwa jiwa belum sesuai yang diangan
terlalu banyak yang kita cemoohkan
   ternyata masih kita lakukan

Belajarkan jiwa untuk senantiasa terbuka
terima nasehat meski dari yang paling hina
   karna suci belumlah hadir di jiwa

Belajarkan hati untuk tidak mensucikan diri sendiri
saat noda masih menyelimuti langkah

sadari
   renungi
      akui
          benahi
lalu
tundukkan segalanya di bawah duli
  serahkan semua pada Sang Hakiki

Kamis, 03 November 2011

mulai lagi

dan  bermula dari sini
  aku akan memulai
  kembali melangkah
    setapak demi setapak
tak perlu terburu
   karna itu tak perlu
tak perlu berlari
   tak kan ada yang mengejarmu

dan bermula dari titik
  aku akan membuat garis
  tegas dan lurus
   meski pelan ku gores tinta
tak perlu tergesa
   yang ku perlukan tegas luar biasa
     bukan sekedar garis ada

Rabu, 02 November 2011

hujan

mulai dari rintik
  menjadi gerimis
    lalu mengguyur
membawa sejuk
  bukan gigil kedinginan
mengirimkan teduh
  bukan beku kelu

semoga meresap
  menembus kulit
     merembes pori
masuki dinding hati
sirnakan gersang
  hilangkan kerontang

Minggu, 30 Oktober 2011

engkau

dalam gelap
 engkau adalah terang
dalam gulita
  engkau menjadi cahaya
dalam segala semu
 bagiku...
   engkau yang paling nyata

Jumat, 28 Oktober 2011

Jangan Pernah Berhenti

melangkahlah
  meski masih ragu
jangan pernah berhenti
  sebab berhenti adalah mati
tersenyumlah
 meski pahit rasa di hati
jangan pernah cemberut
  karna orang tak akan peduli
lapangkan dada
 biarkan udara bebas mengalirinya
jangan biarkan beban
   menyempitkannya
tak akan pernah hilang
  apa yang tersimpan di hati
meski raga tak lagi bersua
tak akan mungkin sirna
   apa yang pernah tertanam di sukma
karna abadi adalah sifatnya

Jumat, 21 Oktober 2011

silahkan kecewa, keangkuhan

dalam angkuhku kadang aku berpikir
kebaikan apa yang pernah kulakukan
hingga begitu banyak orang membuka
  hati untukku
dan silahkan kecewa keangkuhanku
 tak satupun perbuatanmu
   layak untuk mampu membuka hati
orang disekitarmu
tak satupun amalmu patut untuk
menarik jiwa orang-orang disekitarmu

hanya kemurahan Tuhanmulah
yang membuat hati banyak orang di sekitarmu
  menjadi lembut dan menerima adamu dengan
    lapang
hanya rahmat Tuhanmulah
yang membuat jiwa-jiwa merasakan
kelembutan sehingga bersikap lembut pula
    padamu

mestinya menunduk kau lakukan
bukan mendongak dan menghindar
ah...
 mohon ampun Tuhan segala alam
   mohon perkenan untuk dikabulkan
     agar ikhlas melandasi setiap jalan
       biar hati syukur dalam keabadian

hadirlah, biar ku kembali bisa bercerita

aduh, kemana lagi kemampuan menyusun kata
  membariskan huruf
begitu banyak yang mesti diungkap
biar tidak terlalu menggumpal di dada
terlalu banyak yang mesti jadi cerita
biar tidak mengkristal di kepala

aduh, hilang lagi kemampuan pindahkan ide
    dalam kata
mungkin hadirmu akan membantuku untuk kembali
   bercerita
bersamamu tentu ku kan kembali jadi pujangga

kekasih

kekasih
 ku rindu padamu
begitu menggebu
   begitu mengharu biru
kekasih
 begitu banyak ingin ku berverita
     padamu
 tentang segala yang tak mampu ku tahan
    sendiri
 seperti waktu-waktu dulu
  nyanyian suka
    celotehan kecewa
      cerita yang cucurkan air mata
        kisah yang menghasilkan tawa
kekasih
 rindu ini begitu membuncah
  dan aku hanya bisa menyerah pasrah
    penanti hadirmu dengan resah
kekasih
 oh...

Senin, 10 Oktober 2011

coba ikhlas

tak ingin ku meratap
    menghiba, ataupun
       merintis
meski hati seakan tercabik
    ribuan kali
tak ingin ku berlaku semena
dengan menyalahkan siapa atau apa
hati ini masih terlalu sakit dengan
   kepergianmu
jiwa ini masih terlalu lara dengan
   ketiadaanmu
tak ingin ku menambah sakit dan lara
   dengan melakukan hal sia

semua yang ada
tentu memiliki hikmahnya
meski kadang
jiwa seakan tak kuasa
   menahannya
setiap peristiwa
pasti ada kebaikannya
meski kadang
hati harus meronta-ronta

Jumat, 07 Oktober 2011

inikah sebenarnya?

tak lagi ingin ku bertanya
mengapa semua mesti ku alami
tak lagi ingin ku mengerti
mengapa harus aku yang alami

hanya mencoba untuk menikmati
   menjalani sepenuh hati
     menerima dengan dada terbuka
         melangkah tanpa kecewa
karena yakin semua
   adalah yang terbaik dari-Nya

Kamis, 06 Oktober 2011

ujung rindu

di mana rindu mesti kusandarkan
 ketika engkau abadi di dalam badan
ke mana rindu hendak kusampaikan
 saat raga telah kau lepaskan
masih jelas segala kejadian
mulai hangat pelukan
    senyum mengembang
      tawa riang
        segala perdebataan
          ungkapan kekecewaan
  hingga rintih kesakitan

aliran darah
    semangat hidup
 ku ingin tetap bersamamu
menyatu padu
     bersamamu
jika tidak bisa dalam raga
   cukupkan bagiku dalam jiwa

padamu aku meminta
berlandas do'a pada Sang Kuasa
temani aku selamanya
  dalam wujud apapun engkau menjelma
menyatulah dalam sukma
  jika tak rela engkau berpindah raga

Selasa, 04 Oktober 2011

membaca hati

mengeja hati tak seperti mengeja puisi
dalam puisi deret huruf berbirama rapi
    alur suara berirama bunyi
     ubah huruf menjadi mutiara
      ubah bunyi menjadi penuh makna
suara hati tak selalu punya bunyi
   dalam sepi menyimpan banyak misteri
     tanpa suara menyampaikan segala arti
      dibariskan tanpa eja
         dibentangkan tanpa rupa
            dihamparkan dalam keheningan makna

membaca jiwa tak seperti membaca sastra
tak ada kata dari jejeran aksara
   tak ada tinta untuk menuliskannya
      tak ada lembaran untuk menuangkannya
tindak laku mengganti aksara
  gerak langkah mengganti pena
     penerimaan jiwa menjadi lembarannya
tak terbaca dengan mengerjap mata
   tak bermakna jika tanpa mata jiwa
 pada lembaran di alam nyata

Senin, 03 Oktober 2011

kala rindu ingin mengadu

akulah rindu
menderu-deru
   menggebu-gedu
      bergulung-gulung
tak akan reda badaiku
 hingga diurai tonggak pertemuan
tak mungkin mengecil hasratku
 sampai bertemu relung perjumpaan
tak akan pudar gelombangku
 kecuali melandai di pantai sua

akulah rindu
semakin menggila sepanjang waktu
   semakin meronta di belantara jiwa
      semakin dahsyat hantamannya

akulah rindu
  sepanjang waktu

Minggu, 02 Oktober 2011

untuk sebuah nama (lagi)

Sepi menjebak diri
yakin seakan sirna pergi
aku termangu sendiri
resapi segala resah yang me nghampiri
inilah garis yang mesti ku jalani
fikir jangan sampai terbebani
akhiri semua dengan penyerahan sejati

        Untuk titah
        letakkan kepala di atas sajadah
        yang lainnya biar sajalah
        asal akhirnya tunduk berserah

untuk sebuah nama

Supaya teguh dalam perjalanan
yakin akan mungkin wujud segala angan
ajarkan tekad tak tertahankan
ragu jangan jadi pertimbangan
impian menunggu untuk diwujudkan
fikir hanya sudut kebaikan
abaikan segala yang berbau penegasian

    Untuk cinta aku bertahan
    lalui segala halang rintang
    yakin semoga jadi jaminan
    agar langkah tak putus di jalan

ketika kata tak lagi bermakna

kerinduan,
sesuatu yang tak lagi mampu ku ungkapkan
getar dahsyat yang tak lagi mampu ku uraikan
gejolak yang tak lagi mampu ku wakilkan
 pada huruf
    pada kata
      pada kalimat

tinggal rasa
  makna tanpa kata
     arti tanpa bunyi

rasa cinta,
menghilangkan seluruh kata
  melenyapkan segenap simbol
     mendangkalkan setiap makna

cukup rasakan
getaran,
    aliran,
       gelombang badainya

padamu,
ku serahkan
tak ada akal
  tak ada pikir
     tak ada nalar

hanya jiwa
             hati
      dan sukma

hilang sudah kata

ya Allah...
hilang sudah kata
   sirna sudah kalimat
  huruf tak lagi ku temukan
 dalam pundi-pundi ingatan

begitu menderu
  begitu menggulung
    begitu menggetar

tak lagi mampu ku ucap
  tak bisa lagi ku ungkap
 semua larut dalam aliran rasa

gelombang yang mesti diluruskan
   di ujung daratan
gelembung yang mesti diletupkan
   di puncak ketuban
biar tidak menghantam serampangan
    agar tidak meledak berantakan

ya Allah....

Rabu, 28 September 2011

ketika raga mengingatkan

bukan hanya satu
tapi semua mengingatkanku
akan keangkuhan yang tak semestinya
   kesombongan yang tak pada tempatnya

bukan hanya teman dan sahabat
bahkan ragaku mengingatkanku
akan rapuh pada diri
    tanpa daya jika tanpa kuasa-Nya

bukan hanya satu
namun datang bersama-sama
untuk sakit yang selama ini ku anggap sirna
   tak lagi sentuh raga pembungkus jiwa

bersama mengunjungiku
demi sadar atas segala lemahku
agar kembali ingat semua aibku
lemah
   tanpa daya
terkulai
    tanpa tenaga
merintih tertahan
   mengerang sendirian

semoga sehat segera datang
tanpa perlu bawa Fir'aun keangkuhan

Selasa, 27 September 2011

kadang benar-benar letih

kadang memang sangat lelah
bahkan terpikir juga untuk berhenti saja
terlalu letih untuk terus melangkah
butuh istirahat untuk pulihkan tenaga
sambut esok
   melangkah lagi
      berjalan menuju mimpi
        sambut wujud di akhir hati

kadang seperti hampir patah
tergoda untuk diam dan menyerah
saat badan seakan tak ada darah
  saat jiwa seperti hilang gairah
terlalu letih untuk dipaksa melangkah
perlu sebentar luruskan badan
    tata kembali bangunan impian
sambut pagi yang akan menjelang
  alirkan darah ke semua arah
    biarkan mengalir bersama sengatan sang merah
       kejar angan
           wujudkan impian
sebelum hari mengakhiri kehidupan

Minggu, 25 September 2011

letihku

lelah
  letih
     lesu
raga
   maupun
      jiwa

meski istirahat
   adalah niscaya
lebih mudah
   untuk mengucapnya
daripada ketika
   mencoba melakukannya

Minggu, 18 September 2011

rindu keutuhan

terlalu lama tak ku nikmati landscape keindahan
hingga jiwa jadi begini kerontang 
terlalu lama ku abaikan
   segar air pegunungan
      gemericik air aliran
          sejuk desir menyegarkan
terlalu lama tak ku rasakan
bugar meresap bersama tetesan hujan
   dingin mengguyur pori hingga menembus dinding hati

terlalu lama ku biarkan
jiwa meranggas dalam kerontang
   batin kering tanpa kesegaran
      hati tandus tanpa siraman
terlalu lama tak mampu dinikmati
   teduh hijau dedaunan
      kelokan sungai mengagumkan
         kicau burung merdu mendayukan
            hening dalam kedamaian

ya, terlalu lama memang....

akal

masih saja akal mengendalikan
tiap langkah ia yang memutuskan
 yang dapat diterima dijalankan
   yang sudah dicerna diabaikan
bahkan hal-hal yang menjadi makanan jiwa
  akal pula yang memutuskan
padahal tak selamanya
  akal cukup bijaksana tuk memutuskan
    apa yang baik apa yang bukan
     apa yang benar apa yang bukan

mencari ketenangan
   jalan mendapatkan kedamaian
     menata hati dan perasaan
sebenarnya bukan milik akal
       tuk menentukan
sebenarnya milik hati untuk memastikan
namun masih saja
 akal campur tangan
merasa tahu apa yang perlu dilakukan
merasa paling berhak atas seluruh pertimbangan

mestinya akal tahu diri
tapi betapa sulit membuatnya mengerti

Sabtu, 17 September 2011

antara keinginan dan kenyataan; semoga segera dapat dipertemukan

ku ingin benar-benar berserah pada-Mu
tapi masih saja ku hitung pamrihku
ku ingin menunduk penuh pada-Mu
namun tetap saja ku mendongak pada mimpi-mimpiku
ku ingin luruh di hadap-Mu
tapi masih saja angkuh akan diri
ku ingin bersandar hanya pada-Mu
namun masih saja takut kehilangan sesuatu
ku ingin menghamba hanya pada-Mu
tapi masih saja khawatir ditinggalkan sesuatu
ku ingin sirna seluruh inginku
  serahkan pada-Mu apa yang terbaik untukku
 hanya menghamba
    cuma meng-abdi
       tunduk luruh
         sepenuh seluruh

burung penyampai pesan

menatap belibis terbang ke awan
menembus desir yang hampir tak tertahankan
bulu putih bersih dalam balutan
membelai jiwa-jiwa dalam kerinduan

mencengkeram do'a untuk disampaikan
di atas awan menunggu sang belahan
merajut mimpi menenun harapan
agar disampaikan pada nafas yang tertahan

diselip di antara paruh keemasan
menukik turun demi menyampaian
rajutan mimpi tenunan harapan
  gunakan sebagai selimut bagi jiwa kedinginan
  terangi batin untuk tetap berjalan
    demi mimpi yang telah disampaikan

belibis putih hanyalah penyampai pesan
agar jiwa tetap saling bertautan
menembus langit sekedar kisahkan
   segala kejadian sebelum dipertemukan
menukik tajam dengan kisah indah kebahagiaan
menunggu singgasana di atas awan
namun sabar mesti dijalankan
  demi paripurna peran dititahkan

rindu dan harapan

merayu pada desir
  tuk sampaikan desir jiwa pada jiwa di sana
merajuk pada hening malam
  tuk teruskan lembut suara pada telinga di sana
mengharap pada bintang
  pancarkan terang untuk relung kelam
tundukkan wajah
  sepenuh seluruh
    pada Pemilik Segala Kuasa
agar berkenan wujudkan semua

Senin, 12 September 2011

dalam rindu

hingga suatu ketika
tak lagi mampu
menata huruf
   menyusun kata
      menggores pena

hingga sampai suatu masa
tak lagi mampu
    menuliskan kata

Sabtu, 10 September 2011

rindu cahaya

Ya Allah...
mohon terbitkan cahaya di hati
pancarkan cahaya di wajah
                             di telinga
                                 di mata
                                     di lisan
terangi depan
             belakang
                kanan dan
                  kiri
anugerahkan terang untuk tiap urusan
nyalakan pelita di sepanjang perjalanan

anugerahkan untukku cahaya-Mu

Jumat, 09 September 2011

istighfar

aku hanyalah hamba yang terlalu asyik melakukan dosa
meski naluriku sangat ingin bertaubat kepada-Mu
aku hanyalah hamba yang penuh luka jiwa
memerah berdarah akibat goresan dosa
aku hanyalah hamba yang terlena dalam jerat kemaksiatan
tertatih mencoba keluar menuju cahaya
aku hanyalah hamba yang sakit dalam jiwa
berlumur lumpur kubangan kotor nafsu dunia
aku hanyalah hamba yang buta dalam kelam gulita
mencari setitik berkas cahaya
aku hanyalah hamba yang terlalu banyak lupa
salah pilih atas apa yang jadi prioritasnya
aku hanyalah hamba yang terkungkung dalam raga nafsu
meski nurani berontak setiap waktu
aku hanyalah hamba yang penuh dengan noda
mencoba keluar dari keruh air menuju telaga
aku hanyalah hamba yang terlalu sering melakukan dosa
meski nurani begitu ingin untuk bertobat saja
aku hanyalah hamba yang tak layak meminta
      kepada-Mu Sang Maha Cahaya
aku hanyalah hamba yang merindu jiwa
bersih suci bening laksana kaca

dan pada-Mu ku coba sandarkan semua

Kamis, 08 September 2011

catatan pagi

tak juga mampu ku tundukkan ego
tak juga mampu ku kendalikan nafsu
tak juga dapat ku kenali diri

masih saja ku agungkan angkuh diri
merasa jauh lebih baik setiap hari
merasa telah berbuat banyak bagi aktualisasi
merasa suci mesti tahu hanya ilusi

masih saja ku takluk pada ego nafsu
merasa surga semakin mendekat saja
merasa cahaya tlah memancar dari raga
merasa telah masuki relung-relung cahaya
padahal lidah terlalu kelu mengucap dzikir pada-Nya

kapan lagi....
   suatu saat nanti.....
      semoga........
        akhirnya.........

Rabu, 07 September 2011

aku kini

di antara sombong dan angkuh
aku masih berdiri patuh
di puncak tinggi hati
aku masih asyik menari
lupa akan kerendahan hati
lupa mesti menundukkan dahi

kepala tegak mendongak
wajah keras menantang
mata tajam memandang
tak sempat kendurkan urat leher
agar kepala mampu menunduk santai
tak ingat wajah perlu dilembutkan
biar sejuk orang memandang

benarlah segala Firman-Mu
manusia mampu menjadi batu
bahkan lebih keras dari batu
ketika hati dikendalikan nafsu

Selasa, 06 September 2011

jujur ku belum mampu

seribu kali kuyakinkan diri bahwa aku tak sendiri
seribu kali pula kesunyian menyelinap dalam relung hati
selaksa kata kurangkai untuk tenangkan jiwa
selaksa badai kegelisahan hempaskan seluruh kata
berjuta rayu mendayu membujuk sukma
berjuta sanggahan segera menindihnya

ku mencoba untuk menipu
  tapi tak pernah mampu
keindahan yang ku pamerkan
  tak berdaya hadapi kehampaan yang terhamparkan
kepasrahan yang ku tawarkan
  masih saja ditolak dan disingkirkan

ah... sudahlah
      biarkan saja
ah....biarlah
        serahkan saja
ah...terserah
        terima saja
ah...entahlah
        usaha saja

cermin hati

dengarkan hatimu
   ikuti nuranimu
      patuhi gerak jiwamu

kau tahu cermin hatimu tak lagi berkilau cemerlang
kau tahu ia tak lagi mampu pantulkan cahaya dengan sempurna
terlalu banyak noda melekat di atasnya
   terlalu tebal debu menutup kilapnya
     terlalu lekat kerak menempel di tiap titiknya

betapa cahaya tak mampu membias sempurna
titik-titik hitam menodai pantulan sinarnya
betapa bersih sulit ditemukan di permukaannya
noda hitam dan debu bertebaran tak sisakan ruang

ikhlas susah nian lepas dari pamrih
tulus sulit benar tanpa harap balas
perbuatan berujung pada ingin atas pujian
langkah berjalan terjebak dalam keangkuhan

basuh hatimu dengan segar air wudlu
biar segar menyirap panas batinmu
ambil dari telaga-telaga jiwa
gosok permukaan cerminmu sekuat tenaga
alirkan ikhlas dalam gerakmu
gunakan tulus sebagai pembersihmu

tak perlu takut akan sakit
tak usah ragu akan perih
karna nyeri hanya berujung pada kemilau cahaya
kara pedih hanya berakhir pada suci jiwa

biar berdarah-darah
biar bernanah-nanah
gunakan istighfar tuk kuatkan dirimu
gunakan tasbih tuk pertahankan kehambaanmu
gunakan takbir tuk tundukkan egomu

Minggu, 04 September 2011

hai

salahkah jika ku tetap merindu dendam
pada belahan di alam penuh kedamaian
salahkah jika ku tetap harap pertemuan
pada denyut yang tlah menyatu di detak
salahkah jika ku tetap gantungkan harapan
padamu tuk temani hati di malam kelam

Jumat, 02 September 2011

tentang takdir

ku coba ikhlas terima garis-Mu
meski perih masih menggurat nyeri
ku coba tulus jalani peranku
meski kadang masih setengah hati

serahkan segalanya pada-Mu
kembalikan semuanya pada-Mu
runtuhkan tiap keangkuhan di hadap-Mu
ikhlaskan setiap langkah untuk-Mu
tuluskan seluruh niat karena-Mu

semoga suatu saat
   aku mampu

engkau menurutku

aku mengenalmu
sebatas apa yang aku tahu
     tentangmu

aku mengerti dirimu
sebatas apa yang aku pahami
     tentangmu
dan engkau jauh melebihi
  segala pengetahuan dan pemahamanku
      tentangmu

namun,
aku mencintamu
jauh melebihi segala pengetahuan dan
   pemahamanku tentang cinta
jauh lebih indah melebihi selaksa kata
   yang mampu ku susun untuk memuja

aku merindumu
jauh melampaui segala pengetahuan dan
    pemahamanku tentang gelora
jauh melampaui segala resah yang mampu
     ku rasa

Kamis, 01 September 2011

rindu terlalu

terlalu merindu
lupa waktu
tak ada jemu

terlalu merindu
padamu
hanya padamu

bukan untuk ingkari Tuhanku
namun lebih sebagai wujud syukurku

Senin, 29 Agustus 2011

smoga menjadi awal kebaikan

lantunan ayat masih terdengar
  dari masjid, musholla atau langgar
desir tasbih pengagungan
  mengalir dari tiap hembusan
berburu ridlo dari-Mu
   Sang Maha Keberkahan

aku terduduk lemah
   di pojok pengharapan
sesali setiap kejadian
aku tertunduk lesu
   di sudut keinginan
tersedu ingat setiap kegagalan

ampunkan aku
   maafkan aku
tak yakin ku seberapa sungguh
                              penyesalan
tak tahu ku seberapa penuh
                              pertaubatan
aku lemas hingga tak mampu berjalan
aku lesu hingga tak mampu lakukan sesuatu

lalu gimana kubuktikan kesungguhan penyesalan
lalu gimana kupastikan kepenuhan pertaubatan
ketika langkah belum mampu ku lakukan
ketika perubahan belum mampu mulai ku jalankan

tak tahu simpuhku
     simpuh apa
tak ngerti ku tangisku
     tangis apa
tak paham ku air mata
    air mata apa

Selasa, 23 Agustus 2011

semoga menjadi awal pengakuan

aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam kesucian jiwa
bermunajat dan mengadu pada-Mu
akan tebal dona dan dosa

aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam kejernihan hatinya
berurai air mata memohon ampun
atas kelamnya cermin hati

aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam totalitas kepasrahannya
bersujud pada-Mu dan memohon diteguhkan
dan ditundukkan wajahnya dalam hamparan
sajadah panjang

aku hanyalah satu dari sekian banyak hamba-Mu
yang benar-benar penuh lumpur dan noda
menghadap-Mu dalam segala ketakpatutan untuk
memohon pada-Mu

aku hanyalah satu dari sekian hamba-Mu
yang cermin hatinya hampir tak sisakan jernih
mengharap pantulan cahya-Mu benderang terangi
cermin jiwa

aku hanyalah satu di antara hamba-Mu
yang belum mampu menunduk pasrah dalam sujud
berharap rahmat dari-Mu untuk nikmati indah sujud
meski sekali saja

do'a harapan


ya Allah
Engkau lebih mengetahui
      betapa tebal noda dalam cermin hati
Engkau lebih mengerti
      betapa tipis ketulusan melandasi
               dalam langkah kaki
Engkau lebih memahami
      betapa lemah rontaan hati kini
              dalam telikungan nafsu diri

ya Allah
Engkaupun Maha Menyaksikan
betapa kecil asa mampu menyisakan diri
  akan jernih cermin hati
          akan tulus yang melingkupi
                akan nafsu yang dibimbing hati

ya Allah
Anta waliyyi wa raja'i

amin ya rabbal 'alamin

mencoba muhasabah


Aku bertanya pada ikhlasku
adakah engkau berada di balik semua tindakanku
aku bertanya pada tulus hatiku
adakah engkau melandasi tiap langkahku
aku bertanya pada jujurku
adakah engkau ada di tiap ucapanku

semua diam
      semua membisu
tak ada jawaban
     tak ada anggukan
           tak ada gelengan

telah membekukah hati
hingga ikhlas
                tulus dan
                             jujur
tak mampu menanggapi?

telah membatukah jiwa
hingga ikhlas
                tulus dan
                            jujur
tak lagi bergerak ke sana kemari
           melandasi
                     mengisi
                            memenuhi

aku kembali mempertanyakan makna
                   kehadiran jiwa dalam raga
aku kembali mempertanyakan arti
                  adanya hati dalam diri

Minggu, 21 Agustus 2011

peringatan untukmu detak yang dalam diriku

bukan hanya tak ada keberhasilan
bahkan mungkin kerugian yang
    tak terkatakan
akhir perjalanan sudah ada di hadapan
tanpa sesuatu yang didapatkan

hati masih saja sekeras batu
rasa tetap membeku melebihi salju
tubuh malah makin berlumur debu

kemarahan belum dapat dibelenggu
iri dengki masih saja menggebu
dendam tak jua tertunduk lesu

masih saja belum kuperoleh hadiah
    bagi jiwa
agar kerontang berganti kesejukan
biar kering menjadi kesuburan

kasihan engkau jiwa
tak jua kau temui kenyamanan dan kedamaian
tak jua kau mampu lepas dari belenggu kesumat nafsu

bisakah engkau berkata pada dirimu sendiri
bahwa kau telah berjuang dengan segala mampu
dapatkan engkau memandang lekat mata sukmamu
yang merintih pilu menahan kesewenangan egomu

lalu bagaimana pertanggung jawabanmu
pada wajah yang tetap kau angkat dalam angkuhmu
pada tangan yang kau gunakan untuk menggerakkan sombongmu
pada dada yang kau busungkan untuk menunjukkan banggamu
pada kaki yang kau langkahkan menuju pemuasan kesumatmu
pada mata yang kau paksa melihat segala kesewenanganmu
pada telinga yang kau tulikan dari suara tindasanmu
pada mulut yang kau tarik dalam senyum saat menyaksikan
    derita saudaramu
pada hati yang kau hilangkan segala lembutnya
pada rasa yang kau bekukan seluruh sejuknya
pada iman yang kau keringkan seluruh dahan rantingnya

wajah ingin menunduk
  kau paksa untuk mendongak
tubuh ingin membungkuk
  kau paksa untuk tegak
lutut ingin menekuk
  kau paksa untuk tak bergerak

ah...entahlah...
semoga masih ada waktu
  untuk sekedar membasuh wajahku

Senin, 15 Agustus 2011

tentang perut, dada, dan kepala

betapa keangkuhan mampu menghitamkan segala putih
sungguh nafsu akan kemuliaan mampu menghalalkan segala haram
betapa kemunafikan tak pernah ragu berganti wajah dan topeng
sungguh keinginan perut semakin meliar dan tak peduli aturan
kebanggaan diri
   kemuliaan diri
       keangkuhan dan kesombongan diri
merasa terbaik di antara semua
   merasa paling benar di antara semua
      merasa paling berarti di antara semua

sungguh keinginan perut harus dikendalikan
tak boleh liar seperti anak menginginkan jajan
bukahkah perut di bawah jantung?
lalu kenapa ketika 'nglunjak' tak kau 'pentung'?

sungguh kesombongan telah membutakan mata
akan keagungan makna setiap yang tercipta
pemujaan nalar tanpa meminta pertimbangan rasa
    kecerdasan pikir bergerak menjadi berhala
       pemutus paling hebat untuk setiap peristiwa
meski benar kepala berada di atas dada
namun kepala harus ditundukkan senantiasa
agar mencapai nilai yang jauh lebih berharga

Minggu, 14 Agustus 2011

Harapan di tengah Perjalanan


Sudah sepertiga ramadlan berjalan
Namun belum juga ku rasakan
    segala nikmat yang dijanjikan

Rahmah barakah pada malam-malam awal
Berlalu tanpa torehkan kesejukan
Terlalu banyak bara yang masih berkobar
     menyala, membakar seluruh kesadaran

Tebaran rahmah yang harusnya
  telah menebar
      memancar dari dalam diri tiap orang beriman
Hingga kini belum dapat terwujudkan

Tiap kata masih keluar dengan penuh
Tekanan
  meluncur deras dalam kemarahan
Tiap tindakan yang mestinya penuh kedamaian
  malah hanya menawarkan
      pertengkaran dan kesombongan

Beragam bara tak sisakan ruang
Bagi sejuk
          nyaman
              dan kedamaian

Benar-benar segala haus dan lapar
Masih menjadi perilaku badan
Menahan diri dari minum dan makan
Masih sebatas pekerjaan penghilang kewajiban

Nilai keagungan yang mestinya
Meresap,
      menebar,
           menggerakkan
Yang ada di belakang badan
Masih terhalang oleh jelaga hitam
     noda dan kesalahan

Apa yang ku kira sebagai air suci keikhlasan
Ternyata tak lebih dari comberan kesombongan
Apa yang ku anggap sebagai siraman sejuk ketundukan
Ternyata tak lebih dari guyuran panas keangkuhan

Oh.......
   tak mudah dan tak akan pernah menjadi mudah


Oh.....
   dalam tangis yang kadang sesenggukan
Masih tersimpan rapat satu harapan
Semoga aku masih diberi kesempatan
Menikmati segala kenikmatan dan limpahan
   kesejukan
           meski di akhir perjalanan.
Amin.

Sabtu, 13 Agustus 2011

DO'A

ya Allah...
       mohon perkenan-Mu
             untuk senantiasa
                 menundukkan wajah
            di atas sajadah....

ya Allah....
       mohon perkenan
            untuk selalu
                menempatkan hati
          lebih tinggi dari dahi

ya Allah...
       semoga hati
             menjadi cermin
                  yang memantulkan
           segala agung-Mu

Untukmu Indonesiaku


Belum lagi seratus tahun usiamu
telah jauh menyimpang arah langkahmu
     kesejahteraan yang dulu digagas para pendirimu
     keadilan yang dulu diangankan para pembelamu
     kemandirian yang dulu diimpikan para pahlawanmu
semua belum menemukan titik temu
dulu...
para moyang rela menanggalkan segala kenikmatan
      mengabaikan segala kenyamanan
           menanggalkan segala jabatan
demi keyakinan dan perjuangan
kini....
keyakinan mudah dijual
    kebebasan gampang digadaikan
         perjuangan boleh dibelokkan
asal kenikmatan tak meninggalkan badan
     kenyamanan masih dapat dirasakan
        jabatan dan kekuasaan tetap bisa dipertahankan
kini......
terlalu sering kekuasaan dianggap
      bukan sebagai amanat yang mesti dijawab
            dengan mensejahterakan rakyat
kekuasaan tak lagi dianggap sebagai kepercayaan
       yang harus diemban dengan sepenuh keikhlasan
kekuasaan tak lagi diyakini sebagai perjuangan
      demi menebar sebanyak mungkin kemanfaatan
kini...
kekuasaan sering dipandang sebagai jalan
      demi meraih kesejahteraan individual
kekuasaan sering dianggap sebagai anugerah
      untuk berbagi kenikmatan di antara keluarga dan teman

usiamu belum lagi seratus
namun garis juangmu seakan hampir putus
cinta rakyatmu pun mulai terberangus
mereka yang mencoba mempertahankan segala
            nilaimu agar tak pupus
terlalu sering menangis tertahan terputus-putus

mereka yang kami percayai
     terlalu banyak yang khianati
segala janji
         tak pernah dipenuhi
lalu bagaimana wahai Ibu Pertiwi
agar cinta untuk negeri
       tetap bertahan di dalam hati?

Belum genap seratus tahun usiamu
mengapa seperti sudah mau habis waktumu?

Jumat, 12 Agustus 2011

Bara di tengah puasa

masih terlalu banyak bara
     menyala di hatiku
bara iri
   bara dengki
       bara dendam
           bara kemarahan

masih terlalu banyak bara
     menyala dalam diriku
dalam keberlimpahan pekat noda
       dan kesalahan 

masih terlalu banyak bara
     menyala di hatiku
bergulung membakar segala
     kesejukan dalam diriku 

masih terlalu banyak bara
    menyala dihatiku
di hari-hari mestinya ku kumpulkan
      segala kesejukan dan kedamaian
                   dalam jiwaku 

masih terlalu banyak bara
     berkobar liar di dadaku
mampukah tahun ini ku padamkan
              bara liarku
dapatkah tahun ini hanya tersisa
                   kesejukan di hatiku
bisakah tahun ini bukan jelaga hitam
                        yang menghuni jiwaku

merindu sajadah

ketika hati merindu hamparan sajadah
akan wangi yang hanya bisa tercium
   oleh ikhlas jiwa

mentulus sukma
  mensucikan jiwa
bertunduk diri
  berpasrah hati
tundukkan nalar
  kuasai hasrat keinginan
di kuasa hati
   memancar cahaya ilahi

ketika jiwa merindu tasbih
akan gemericik detak menghitung Esa
Allah
   Allah
     Allah
Ahad
   Ahad
      Ahad

memenuh relung penuh asma
  tak ada sisa bagi lainNya
membuncah gelora
   dalam aliran agungNya
segala sirna tanpa daya

dalam sujud
   memancar terang cahaya
dalam dzikir
   menebar harum aroma
hanya damai yang mampu
      dipantulnya
hanya sejuk yang bisa
      dibaginya

Kamis, 11 Agustus 2011

Perjalanan Ramadlan (hati-hati jebakan riya')

hamparan rahmah t'lah
   Engkau lebarkan
segala berkah t'lah
   Engkau curahkan
tinggal ambil dan nikmati

kadang terlalu sombong manusia
    terlalu angkuh untuk menerima
hingga tak mampu ia melihat
  betapa rahmah ada di sekitarnya
hingga tak mampu ia merasakan
  betapa berkah t'lah melingkupinya

ibadah dadakan ramadlannya
  dianggap tlah membawanya pada puncak
     pengabdian
amalan yang dilakukan
  malah menyeret pada jurang riya' pamer  
surga seakan telah dipesannya
   kesucian seakan telah didapatnya

tak sadar ia bahwa angkuhnya
  tlah tutup mata sukma
    tuk lihat tebaran rahmat di sekitarnya
tak mau tahu ia bahwa riya' pamernya
  tlah menjauhkan dirinya
    dari limpahan berkah segala amalnya


Rabu, 10 Agustus 2011

tanyaku pada kalian

bagaimana bisa mendapat kasih Allah
sementara kita tidak mau berbagi kasih
   dengan sekitar kita

bagaimana limpahan rahmat turun
sementara tak pernah ingin kita
   menebar rahmah dengan sesama

bagaimana merasa berada dalam lindungan
   Sang Maha Segala
sementara kita tak pernah benar-benar
   memikirkan keselamatan dan kenyamanan
      sesama kita

bagaimana kita merasa telah selamat dari
  jilatan api neraka
sementara tindakan-tindakan kita
  membawa neraka bagi orang-orang
     sekitar kita

bagaimana kita menganggap diri kita
   penuh kasih
sementara orang-orang tak pernah
   tenteram dengan kehadiran kita

bagaimana kita merasa yakin
   sebagai calon para penghuni surga
sementara begitu banyak orang
   kita tetapkan sebagai penghuni neraka

tidakkah orang yang penuh kasih
hanya akan memancarkan kasih
  dari tiap tindakannya

bukankah orang yang penuh rahmah
hanya menebarkan rahmah melalui
  setiap tindak tanduk dan perilakunya

bukankah mereka yang akan selamat
  dari jilatan neraka
senantiasa menyelamatkan orang dari
   kobaran neraka dalam dirinya

bukankah calon penghuni surga
hanya bisa mendatangkan kedamaian
  bagi siapapun yang ada di sekitarnya

Minggu, 07 Agustus 2011

Ramadlan

Ramadlan adalah cinta
limpahan kasih Allah pada tiap
   hamba-Nya

Ramadlan adalah rahmah
kelembutan karunia Allah
bagi hamba yang ingin kembali
   pada-Nya

Ramadlan adalah ampunan
atas tiap dosa dan noda
bagi siapapun yang hendak bertobat

Ramadlan adalah pintu
menuju rumah sejati takwa
bagi siapa saja yang ingin kembali
    ke fitrahnya

Ramadlan adalah cahaya
setelah sebelas bulan
gelap mengungkung kita

Ramadlan adalah anugerah
maka
marilah kita mensyukurinya

Sabtu, 06 Agustus 2011

Rindu dan Cinta

kadang serasa
   tak lagi menginjak tanah
   tak lagi berpayung langit
   melayang di antara awan

rindu memustahilkan setiap
   ketidak mungkinan
cinta mematahkan setiap
   aturan nalar dan pikiran

kadang menghangatkan
   bahkan membakar segenap badan
namun
seringkali pula mendinginkan
   sekaligus membekukan setiap pori
      sekujur badan

kadang mengalirkan sepoi
   kesejukan dan kedamaian
sekaligus juga
tak jarang menghadirkan badai
   gelombang dan topan yang
     mengobrak-abrik segala ketenangan

ada saat cinta dan rindu berpadu tangan
membangkitkan kemampuan dan kekuatan
   luar biasa besar
ada waktu ketika cinta dan rindu berkejaran
berlomba dalam gulungan badai tak tertahankan
  menghancurkan setiap bangunan jiwa
menerjang tanpa ada yang mampu menahannya

kenikmatan tak terpikirkan
sekaligus
kepedihan tak terperikan
kebahagiaan tanpa akhir
sekaligus
kesedihan tanpa ujung
pengorbanan penuh kerelaan
sekaligus
anugerah tak terkatakan

Jumat, 05 Agustus 2011

taubah

menangis tidaklah cukup sayang
perlu langkah nyata
  tuk pastikan langkah

berurai air mata tidaklah cukup sayang
perlu tindakan pasti
  tuk mulai berubah

taubat bukanlah sekedar
   pengakuan hati
namun lebih pada
   perubahan tindakan diri

menyesal bukanlah sekedar
   tangisan diri
namun lebih pada
   langkah nyata melakukan
     perbaikan perilaku diri

tangis penyesalan
   tiada guna
jika hanya berakhir
   setelah kering air mata
keinginan taubah
   tak akan pernah bermakna
jika hanya berkutat pada kata

taubat adalah tindakan nyata
  merubah arah langkah
     perjalanan jiwa
penyesalan adalah dorongan jiwa
   untuk mulai mengubah arah
      perjalanan sukma
menuju cahaya
    menuju cinta
       menuju lapang dada

siapkan hati menuju pada-Mu

langkah tlah dijalankan
namun masih banyak yang tak sadari

rahmat tlah dialirkan
namun terlalu banyak yang tak mengerti

terseret dalam arus
 melangkah tanpa hati
  menapak terseok-seok
    karna jiwa tak ikuti

jalan pada-Mu
terbentang kini
Engkau lebarkan bagi
   siapa yang mau
jalan pada-Mu
   tak sisakan ragu
  maka hanya bagi
    ia yang bulatkan tekad
sepenuh hati
     mengabdi pada-Mu

Minggu, 31 Juli 2011

menuju rumah cahaya

wajah masih penuh noda
tubuhpun belum terlepas dari
   lumpur cela
hati masih perih
   bernanah, berdarah
      akibat luka
jiwa kelam dalam pekat dosa

rumah cahaya sudah di depan mata
 bahkan gerbangnya hampir terbuka
putih
   bersih
     tanpa noda

tiap ia yang telah bersih segala
disambut mesra menuju cahaya
akankah aku akan tetap berada
   di luar pagarnya
melihat takjub kemegahan rumah cahaya
akankah aku tak berkesempatan
    masukinya
padahal telaga pembersih jiwa
   ada di mana-mana

ya Allah, Sang Maha Segala
mohon perkenan-Mu
agar mampu ku tundukkan diriku
   melangkah menuju telaga-Mu
     menghapus segala noda dari wajahku
       membersihkan lumpur cela dari tubuhku
     mengobati setiap luka dari hatiku
  agar pantas masuki rumah cahaya-Mu

Jumat, 29 Juli 2011

mencinta, merindu, bersyukur

inginku cinta 
    mengalir dalam darahku
      menyatu dalam desahku
        memancar dari wajahku

mauku rindu
   melingkupi hatiku
     menguasai rasaku
       mewujud dalam gerakku

harapku syukur
   bagian dari sukmaku
     awal dari pengabdianku
       wujud dari ibadahku
     

Kamis, 28 Juli 2011

do'a di suatu pagi

ya Allah....
mohon rahmat-Mu
agar kuat menjadi pakaianku
sebagai pelindung bagi diriku
dari tiap coba hidupku

ya Rabb...
mohon perkenan-Mu
agar tegar menjadi bajuku
sebagai pelapis bagi hatiku
untuk menahan segala nafsuku

ya Allah...
mohon limpahan kasih-Mu
agar teguh menjadi perisaiku
sebagai penahan bagi jiwaku
dari segala badai
   yang menggulung sukmaku

ya Allah....
   ya Rabb....
mohonku pada-Mu...

Senin, 25 Juli 2011

rinduku tak pernah mati

tak pernah mati
   gelombang rindu di hati
tak akan sirna
   gelora cinta di dada

kuncup-kuncup tetap
      tumbuh berkembang
bunga-bunga tetap
      bermekaran
hijaukan hati
    sejukkan jiwa
       wangikan sukma

rindu mendetak-detak jiwa
       mengetuk jantung
         mengalir ke seluruh raga
cinta penuhi hati
    indahkan diri
       megahkan nurani

Minggu, 17 Juli 2011

Istighfar malam ini

ampunkan aku ya Rabb...
 Pemilik seluruh jiwa yang
    terhampar di semesta

belum mampu ku
   tunduk sepenuh hati
menghadap belum
    sepenuh jiwa
memohon masih
     sebatas kata

ampuni aku
   Wahai Pemilik Cinta
pengabdianku belum
    menyatu padu
yakinku belum
    sepenuh kalbu
imanku masih
    ternoda keinginan nafsu

mohon belas kasih-MU
   duhai Dzat yang Menutup Murka
        dengan Rahmat
perkenankan pintu
     membuka di hatiku
         untuk ketundukan
         bagi kepasrahan
         demi penyerahan
  biar lepas seluruh kehendak nafsu
  biar sirna setiap noda kalbu

Sabtu, 16 Juli 2011

hanya rindu

hanya rindu
   yang tersisa
tinggal kangen
  yang ku punya
pada jiwa separuh nyawa
   yang bertahta dalam sukma

bersatu selalu
  namun tetap merindu
bersama kapan saja
   tetap saja ada kurangnya

merintih di ujung senja
mendayu di pergantian waktu
bercumbu di fajar penghabisan

Kamis, 14 Juli 2011

takut

coba isi detak dengan tahmid
     aliri denyut dengan takbir
biar hampa tak lagi ada
agar hanyut kosong jiwa

dalam gemetar
   di tiap bagian badan
mengalir sunyi
   takuti diri
berpacu cepat
   detak di dada
alirkan resah
    akan kesepian sukma
menggigil dalam hampa
   kosong sudah ruang jiwa

sisakan nyeri dalam hati
gelap sepi senyap sunyi
gemetar tangan meraba diri
coba temukan sinar kembali

Selasa, 12 Juli 2011

semoga kuat

kadang hampir tak ada ingin
              hilang harap
                sirna semangat

sering keraguan menguasai
             kebimbangan merajai
               kegamangan mencekik hati

tanpa teman
    tak ada kawan
malam kelam
   tanpa bintang
hanya awan
   bergerak menghitam
jalan licin
   penuh runcing
telanjang kami
   tapaki nyeri
mengalir merah
   basahi kerikil
merambat pedih
   sekujur diri

tinggal harap
   di nyala kecil
berjuang hebat
   menghadang angin
ku harap padam
   bukan lah akhir
ku harap siang
    segera hadir

Sabtu, 09 Juli 2011

perkenankan ya Rabb...

ku hanya berharap
ada satu saja di antara
   untaian do'aku
     yang ku ucap dengan penuh ikhlas

ku hanya berharap
ada satu takbir
    di antara sekian takbir
       yang ku ucap
  benar-benar mengangungkan-Mu

ku hanya berharap
salah satu di antara tasbihku
   benar-benar suci dari segala
      maksud selain kepada-Mu

ku hanya berharap
ada satu shalawat
   kepada nabi-Mu
ku haturkan
   dengan segenap jiwa
   bukan sekedar di lidah
               belaka

ku hanya berharap
ada satu saat saja
   dalam kehidupanku
   mampu menghadap-Mu
     dengan sepenuh seluruh
                     segenap seutuh jiwa
bukan sekedar mengharap pamrih
     atas sesuatu dari-Mu

ku hanya berharap
ada satu di antara selaksa
                   do'aku
benar-benar utuh mengharap
      ridla-Mu

Jumat, 08 Juli 2011

kembali ke sejati

ingin kembali
    menata hati
setelah sekian lama
    ku berlari

ingin kembali
    mendengar nurani
setelah lama
    ku tak peduli

palingkan wajah
   dari ramai bumi
abaikan sejenak
   kejaran-kejaran duniawi

sambangi jiwa yang
     lagi merana
tertatih-tatih dalam
     sakitnya
terajam oleh nafsu dunia
    tersiksa dalam kejaran semunya

coba kembalin
   palingkan hati
pada cermin
    pantulan ilahi
bersihkan karat
    juga noda jiwa
biar cermin
    kembali bercahaya
memantul wajah sempurna
    iradah Sang Pencipta

Kamis, 07 Juli 2011

Kematian, penyempurna kehidupan

Ketika telah purna
   peran seorang hamba
   bersama hembusan nafas terakhir
                                         dari raga
   bersama sirna hangat
                         tubuh fana

Tak ada lagi cela
    Tak ada lagi nista
        Tak ada lagi aib yang mendera

Sirna sudah segala lemahnya
Hilang sudah seluruh kurangnya
Luntur sudah tiap nodanya

     Tinggal kebaikan yang menjadi
                                                 cerita
     Tinggal keutamaan yang tersebar
                                                 merata
     Tinggal keistimewaan
                         yang disandangnya
     Tinggal kesempurnaan
                         yang menyertainya

Rabu, 06 Juli 2011

introspeksi

menata hati
   untuk tetap peka
pada lantunan
   ayat-ayat Sang Segala Maha

menata akal
   untuk tetap terbuka
pada nasehat
   dari dalam jiwa

dengarkan detak
    perhatikan getar
agar bijak
    menjadi terhampar

membaca ayat
   yang dihampar Tuhan
kuatkan niat
   dalam perjalanan

dengarkan kalam
    yang disurat Tuhan
lampaui alam
    tuju sempurna kehidupan

Selasa, 05 Juli 2011

isteriku

Untukku
    kau hatiku
    detak bagi jantungku

Bagiku
     kau jiwaku
     mengalir dalam darahku

Karenamu
    aku ada
    jawaban atas wujudmu

Bersamamu
    aku nyata
    sempurna sebagai manusia

hariku tanpamu (kembali)

Terhempas ku di sudut hati 
Sadar akan kenyataan diri
Kau tak lagi ada di sisi
     Tak lagi ada kecup sambut pagi
     Tak lagi ada lembut usap pipi 
     Tak lagi ada merdu sambut pagi

Pertambahan waktu dan masa 
   Seakan kini hilang makna
         Ku hilang tawa
         Ku sirna canda

Langkahku sisakan ragu 
    Nalar terantuk mangu
        Wajah berakhir beku

Kebersamaan jiwa
    Kadang tak cukup bagi raga
Kebersatuan hati
    Sering terdesak tuntutan jasmani

Engkau tetap bersemayam di hatiku
        Karenanya tiap hari ku merindu
Engkau tetap mengalir dalam darahku
        Karenanya ku tetap melangkah maju

Senin, 04 Juli 2011

cinta, rindu dalam harap


Sepenuh hati
Segenap jiwa
    Berharap abadi
       Tertanam di dada

Getar menggelisahkan rindu
Denyut menghentak cinta
Biarlah menggetar seluruh syaraf raga
Biarlah menghentak segenap detak jiwa

Berharap abadi
    di dalam sukma
Anugerah gelisah rindu cinta
Nikmat bersama pasangan jiwa

Berharap kekal
  di dalam hati
Segala megah di taman
                penuh kesturi
Menebar wangi seluruh diri
Bunga mekar tak berkesudahan
Abadi taman cinta penuh ratri

Senin, 27 Juni 2011

sendiri

kembali terdampar
di tengah gurun gersang
tanpa teman
    tanpa kawan
hanya hamparan pasir membentang
   di bawah terik
      hampir terpanggang
tak ada danau
    tampak di depan
hanya semu fatamorgana membayang

masuki malam di hamparan
    di bawah langit
       pasir terhampar
tak ada api
 tak ada goa perlindungan
berhembus dingin menusuk tulang
menggigil darah dalam kebekuan
mengatup bibir terima embun tengah malam

Sabtu, 25 Juni 2011

Dalam Gelap Cahaya Semakin Terang

semakin kelam
  semakin bermakna titik cahaya
semakin pekat
  semakin berarti nyala api

itulah hidup
   sebuah perjalanan nurani
ketika cobaan mematangkan kedewasaan
saat duka mendewasakan jiwa
bila kecewa berujung pada rela
  dan ragu bimbang berakhir di yakin
                  serta iman

dalam gulita jiwa
  mata hati semakin nyala
    tatap titik kecil cahaya
          jauh di depan sana

dalam pedih duka
  peka rasa makin nyata
    pahami makna perjalanan jiwa
            menuju sempurna
                 manusia

dalam kehilangan
  kepemilikan semakin bermakna
     menuju abadi kebersatuan
                jiwa
     dalam puja-puji syukur
          pada Sang Kuasa

di suatu siang (ku berdo'a)

ya Allah ya Rabb
Pemilik seluruh jiwa
  Penabur benih cinta dalam sukma

semoga gelora cintaku
mengalir bersama tahmid pada-Mu
semoga gelombang rinduku
berakhir di pantai pengagungan asma-Mu
semoga dentuman gelisahku
anugerah menuju ketundukan utuh
   pada-Mu

ya Allah ya Rabb...
Sang Maha Pengkabul setiap do'a
Sang Maha Penjawab setiap harap

semoga anugerah cinta di hatiku
berakhir pada syukur atas nikmat-Mu
semoga perih rindu di jiwaku
berujung pada ridlo atas segala tetap-Mu

Kamis, 23 Juni 2011

Cinta, abadi dalam kefanaan

dari tiada menuju ada
kemudian kembali menuju tiada
itulah titah setiap makhluk-Nya
berujung pada sirna
   kembali tanpa makna

namun tidak dengan cinta
abadi sepanjang masa
di hati para pemiliknya
   tak sirna dengan perpisahan raga
     tak hilang dengan perbedaan dunia
       tak luntur meski badan telah hancur
senantiasa hidup dalam aliran jiwa
  mengalir dalam tiap nafas kehidupan
    menembus sekat waktu dan zaman

Minggu, 19 Juni 2011

rindu ini anugerah-Mu

makin kurasakan
   betapa besar kasih-Mu
      padaku

degub rindu bertalu
 menghatam dinding
      hatiku
berbalut penyebutan asma-Mu

gelora untuk bertemu
    separu jiwa
berujung pada seuntai do'a
    demi kemurahan-Mu

semakin berat rindu
   menekan dadaku
semakin rapuh aku
dan mesti
   menunduk pada-Mu
     hanya pada-Mu

betapa berartinya engkau bagiku

makin terasa hadirmu
    di tiap langkahku

kurasakan gelayut manja
  di tiap gerak lenganku
kurasakan belai lembut
  di tiap desir kulit ragaku
kulihat sungging senyum
  di tiap kedip mataku
kudengar lembut suara
                    halus sapa
  di tiap bunyi yang menembus gendangku
kuresapi desahmu
  di tiap desah nafasku

makin nyata hadirmu
  di tiap lekuk jiwaku
istana indah di hatiku
   tetap megah karna hadirmu
kehangatan mengaliri lekuk tubuh
    dari hangat cintamu
semilir sejutkan jiwa
    dari hembusan nafas rindu
         padamu