kembali terdampar
di tengah gurun gersang
tanpa teman
tanpa kawan
hanya hamparan pasir membentang
di bawah terik
hampir terpanggang
tak ada danau
tampak di depan
hanya semu fatamorgana membayang
masuki malam di hamparan
di bawah langit
pasir terhampar
tak ada api
tak ada goa perlindungan
berhembus dingin menusuk tulang
menggigil darah dalam kebekuan
mengatup bibir terima embun tengah malam
Senin, 27 Juni 2011
Sabtu, 25 Juni 2011
Dalam Gelap Cahaya Semakin Terang
semakin kelam
semakin bermakna titik cahaya
semakin pekat
semakin berarti nyala api
itulah hidup
sebuah perjalanan nurani
ketika cobaan mematangkan kedewasaan
saat duka mendewasakan jiwa
bila kecewa berujung pada rela
dan ragu bimbang berakhir di yakin
serta iman
dalam gulita jiwa
mata hati semakin nyala
tatap titik kecil cahaya
jauh di depan sana
dalam pedih duka
peka rasa makin nyata
pahami makna perjalanan jiwa
menuju sempurna
manusia
dalam kehilangan
kepemilikan semakin bermakna
menuju abadi kebersatuan
jiwa
dalam puja-puji syukur
pada Sang Kuasa
semakin bermakna titik cahaya
semakin pekat
semakin berarti nyala api
itulah hidup
sebuah perjalanan nurani
ketika cobaan mematangkan kedewasaan
saat duka mendewasakan jiwa
bila kecewa berujung pada rela
dan ragu bimbang berakhir di yakin
serta iman
dalam gulita jiwa
mata hati semakin nyala
tatap titik kecil cahaya
jauh di depan sana
dalam pedih duka
peka rasa makin nyata
pahami makna perjalanan jiwa
menuju sempurna
manusia
dalam kehilangan
kepemilikan semakin bermakna
menuju abadi kebersatuan
jiwa
dalam puja-puji syukur
pada Sang Kuasa
di suatu siang (ku berdo'a)
ya Allah ya Rabb
Pemilik seluruh jiwa
Penabur benih cinta dalam sukma
semoga gelora cintaku
mengalir bersama tahmid pada-Mu
semoga gelombang rinduku
berakhir di pantai pengagungan asma-Mu
semoga dentuman gelisahku
anugerah menuju ketundukan utuh
pada-Mu
ya Allah ya Rabb...
Sang Maha Pengkabul setiap do'a
Sang Maha Penjawab setiap harap
semoga anugerah cinta di hatiku
berakhir pada syukur atas nikmat-Mu
semoga perih rindu di jiwaku
berujung pada ridlo atas segala tetap-Mu
Pemilik seluruh jiwa
Penabur benih cinta dalam sukma
semoga gelora cintaku
mengalir bersama tahmid pada-Mu
semoga gelombang rinduku
berakhir di pantai pengagungan asma-Mu
semoga dentuman gelisahku
anugerah menuju ketundukan utuh
pada-Mu
ya Allah ya Rabb...
Sang Maha Pengkabul setiap do'a
Sang Maha Penjawab setiap harap
semoga anugerah cinta di hatiku
berakhir pada syukur atas nikmat-Mu
semoga perih rindu di jiwaku
berujung pada ridlo atas segala tetap-Mu
Kamis, 23 Juni 2011
Cinta, abadi dalam kefanaan
dari tiada menuju ada
kemudian kembali menuju tiada
itulah titah setiap makhluk-Nya
berujung pada sirna
kembali tanpa makna
namun tidak dengan cinta
abadi sepanjang masa
di hati para pemiliknya
tak sirna dengan perpisahan raga
tak hilang dengan perbedaan dunia
tak luntur meski badan telah hancur
senantiasa hidup dalam aliran jiwa
mengalir dalam tiap nafas kehidupan
menembus sekat waktu dan zaman
kemudian kembali menuju tiada
itulah titah setiap makhluk-Nya
berujung pada sirna
kembali tanpa makna
namun tidak dengan cinta
abadi sepanjang masa
di hati para pemiliknya
tak sirna dengan perpisahan raga
tak hilang dengan perbedaan dunia
tak luntur meski badan telah hancur
senantiasa hidup dalam aliran jiwa
mengalir dalam tiap nafas kehidupan
menembus sekat waktu dan zaman
Minggu, 19 Juni 2011
rindu ini anugerah-Mu
makin kurasakan
betapa besar kasih-Mu
padaku
degub rindu bertalu
menghatam dinding
hatiku
berbalut penyebutan asma-Mu
gelora untuk bertemu
separu jiwa
berujung pada seuntai do'a
demi kemurahan-Mu
semakin berat rindu
menekan dadaku
semakin rapuh aku
dan mesti
menunduk pada-Mu
hanya pada-Mu
betapa besar kasih-Mu
padaku
degub rindu bertalu
menghatam dinding
hatiku
berbalut penyebutan asma-Mu
gelora untuk bertemu
separu jiwa
berujung pada seuntai do'a
demi kemurahan-Mu
semakin berat rindu
menekan dadaku
semakin rapuh aku
dan mesti
menunduk pada-Mu
hanya pada-Mu
betapa berartinya engkau bagiku
makin terasa hadirmu
di tiap langkahku
kurasakan gelayut manja
di tiap gerak lenganku
kurasakan belai lembut
di tiap desir kulit ragaku
kulihat sungging senyum
di tiap kedip mataku
kudengar lembut suara
halus sapa
di tiap bunyi yang menembus gendangku
kuresapi desahmu
di tiap desah nafasku
makin nyata hadirmu
di tiap lekuk jiwaku
istana indah di hatiku
tetap megah karna hadirmu
kehangatan mengaliri lekuk tubuh
dari hangat cintamu
semilir sejutkan jiwa
dari hembusan nafas rindu
padamu
di tiap langkahku
kurasakan gelayut manja
di tiap gerak lenganku
kurasakan belai lembut
di tiap desir kulit ragaku
kulihat sungging senyum
di tiap kedip mataku
kudengar lembut suara
halus sapa
di tiap bunyi yang menembus gendangku
kuresapi desahmu
di tiap desah nafasku
makin nyata hadirmu
di tiap lekuk jiwaku
istana indah di hatiku
tetap megah karna hadirmu
kehangatan mengaliri lekuk tubuh
dari hangat cintamu
semilir sejutkan jiwa
dari hembusan nafas rindu
padamu
Rabu, 15 Juni 2011
mensyukuri cinta
menikmati detak yang tetap berdegub
mendegub nama pada dinding hati
memahat sejuta indah
tampilkan selaksa megah
menikmati getar yang masih menjalar
alirkan segenap rasa ke sekujur badan
isi tiap jaringan dengan lukisan makna
dari sebaris nama delapan aksara
menikmati berkas cahaya di ujung relung jiwa
terangi lekuk-lekuk istimewa
memantul cahaya gemerlap sukma
mempesona tiap hati yang mampu melihatnya
menikmati apa yang tlah menyatu di jiwa
berdiam abadi dalam istana hati
seberkas cahaya cinta pasangan jiwa
anugerah terindah yang pernah ada
menikmati kebersatuan tak kenal masa
setelah raga tak lagi bersua
tak ada lagi aku dan dia
jiwa kami lebur dalam satu raga
mendegub nama pada dinding hati
memahat sejuta indah
tampilkan selaksa megah
menikmati getar yang masih menjalar
alirkan segenap rasa ke sekujur badan
isi tiap jaringan dengan lukisan makna
dari sebaris nama delapan aksara
menikmati berkas cahaya di ujung relung jiwa
terangi lekuk-lekuk istimewa
memantul cahaya gemerlap sukma
mempesona tiap hati yang mampu melihatnya
menikmati apa yang tlah menyatu di jiwa
berdiam abadi dalam istana hati
seberkas cahaya cinta pasangan jiwa
anugerah terindah yang pernah ada
menikmati kebersatuan tak kenal masa
setelah raga tak lagi bersua
tak ada lagi aku dan dia
jiwa kami lebur dalam satu raga
rumah cintaku
terajut indah dalam dada
sulaman emas di ruang jiwa
dihampar megah di tengah cahaya
biar hangat engkau di sana
biar nyaman engkau di dalamnya
berdinding kasih
berhias sayang
berpintu kagum
berjendela puja
biar betah engkau di sana
biar tetap engkau di dalamnya
itulah pondok kecil dalam jiwa
ku persembahkan dengan sepenuh jiwa
ku bangun dengan segenap cinta
khusus untukmu...
adinda
sulaman emas di ruang jiwa
dihampar megah di tengah cahaya
biar hangat engkau di sana
biar nyaman engkau di dalamnya
berdinding kasih
berhias sayang
berpintu kagum
berjendela puja
biar betah engkau di sana
biar tetap engkau di dalamnya
itulah pondok kecil dalam jiwa
ku persembahkan dengan sepenuh jiwa
ku bangun dengan segenap cinta
khusus untukmu...
adinda
Selasa, 14 Juni 2011
kembali tentang rindu
dari degub ringan di dalam diri
hingga menjadi dentuman hebat yang
menghantam dinding hati
dari riak perlahan di ujung jiwa
hingga menjadi gelombang pasang yang
menghantam sukma
dari desir sejuk di pucuk daun cinta
hingga menjadi topan besar yang
mengombang-ambing jiwa
rindu mengalir dari mengasyikkan
menjadi tak tertahankan
dari semilir sejuk
menjadi badai dingin membekukan
dari hangat jiwa
menjadi kobaran nyala
rindu berubah dari puisi-puisi jiwa
yang tersimpan rapat dalam relung hati
menjadi aliran panas kata yang mesti dikeluarkan
menjadi baris-baris kata dalam nyata
dan pada akhirnya...
mesti kembali tak mampu diungkap dalam kata
mesti tersimpan lagi dalam sunyi jiwa
hingga menjadi dentuman hebat yang
menghantam dinding hati
dari riak perlahan di ujung jiwa
hingga menjadi gelombang pasang yang
menghantam sukma
dari desir sejuk di pucuk daun cinta
hingga menjadi topan besar yang
mengombang-ambing jiwa
rindu mengalir dari mengasyikkan
menjadi tak tertahankan
dari semilir sejuk
menjadi badai dingin membekukan
dari hangat jiwa
menjadi kobaran nyala
rindu berubah dari puisi-puisi jiwa
yang tersimpan rapat dalam relung hati
menjadi aliran panas kata yang mesti dikeluarkan
menjadi baris-baris kata dalam nyata
dan pada akhirnya...
mesti kembali tak mampu diungkap dalam kata
mesti tersimpan lagi dalam sunyi jiwa
Minggu, 12 Juni 2011
untuk rindu yang lebih berarti
lapisi rindu dengan penyebutan asma-Mu
aliri degub dengan aliran tasbih-Mu
isi gelombang dengan dahsyat tahmid-Mu
biar padu hati dan jiwaku
biar makna merasuk dalam tiap
tarik nafasku
biar sia sirna dari tiap
pengharapanku
karna....
segalanya dari-Mu
bersama-Mu
dan berakhir pada-Mu
aliri degub dengan aliran tasbih-Mu
isi gelombang dengan dahsyat tahmid-Mu
biar padu hati dan jiwaku
biar makna merasuk dalam tiap
tarik nafasku
biar sia sirna dari tiap
pengharapanku
karna....
segalanya dari-Mu
bersama-Mu
dan berakhir pada-Mu
Cinta dan Rindu (sebagai nikmat Tuhan)
inilah nikmat selaksa nikmat
tumbuhan subur tak pernah layu
rindang memayung dalam sejuk
abadi bersemi di taman hati
tiap gugur daun
menebar wangi beragam kesturi
tiap mekar bunga
menghias megah relung sukma
tiap kuncup tunas
tumbuhkan sejuk semakin indah
itulah cinta di hati tiap bernyawa
abadi hidup sepanjang hayatnya
mendegub jantung
menggetar nadi
alirkan gelora dalam jiwa
merambat, menyebar seluruh badan
dalam panas menggigil kedinginan
itulah rindu dalam gelombang
saat menggulung di jiwa-jiwa insan
tumbuhan subur tak pernah layu
rindang memayung dalam sejuk
abadi bersemi di taman hati
tiap gugur daun
menebar wangi beragam kesturi
tiap mekar bunga
menghias megah relung sukma
tiap kuncup tunas
tumbuhkan sejuk semakin indah
itulah cinta di hati tiap bernyawa
abadi hidup sepanjang hayatnya
mendegub jantung
menggetar nadi
alirkan gelora dalam jiwa
merambat, menyebar seluruh badan
dalam panas menggigil kedinginan
itulah rindu dalam gelombang
saat menggulung di jiwa-jiwa insan
Sabtu, 11 Juni 2011
ketika rindu begitu menggebu
sungguh ku syukuri nikmat ini
betapa ku nikmati getar dahsyat ini
sungguh tak ingin ini berlaku pergi
biarlah tetap abadi dalam hati
meski...
kadang gelombangnya seakan menghancurkan
dinding sukma
gemuruhnya seakan hampir meruntuhkan
benteng jiwa
sengatan panasnya seakan hendak mensirnakan
batas-batas norma
sungguh ku syukuri rindu ini
abadi hanya untukmu
berdenyut hanya kepadamu
bergolah hanya karenamu
menggulung demi menyentuhmu
meski kadang....
keraguan menghias yakinku
kegamangan memperindah tekadku
keputus asaan mewarnai perjalananku
saat gelora membakar naik
memuncak ke ujung kepala
saat setiap pori terbakar rindu
hingga tak ada yang tersisa
kecuali...
gigil kebekuan setelah melampaui
puncak panas yang membakar
betapa ku nikmati getar dahsyat ini
sungguh tak ingin ini berlaku pergi
biarlah tetap abadi dalam hati
meski...
kadang gelombangnya seakan menghancurkan
dinding sukma
gemuruhnya seakan hampir meruntuhkan
benteng jiwa
sengatan panasnya seakan hendak mensirnakan
batas-batas norma
sungguh ku syukuri rindu ini
abadi hanya untukmu
berdenyut hanya kepadamu
bergolah hanya karenamu
menggulung demi menyentuhmu
meski kadang....
keraguan menghias yakinku
kegamangan memperindah tekadku
keputus asaan mewarnai perjalananku
saat gelora membakar naik
memuncak ke ujung kepala
saat setiap pori terbakar rindu
hingga tak ada yang tersisa
kecuali...
gigil kebekuan setelah melampaui
puncak panas yang membakar
Selasa, 07 Juni 2011
tinggal do'a jalan keluarnya
ketika semua telah sampai pada titik nadirnya
ketika segala upaya telah menemui titik buntunya
ketika nalar tak lagi punya daya
ketika hati tak lagi mampu menahan diri
ketika cinta begitu menyesakkan dada
ketika rindu begitu menuntut pemenuhannya
ketika harapan seakan kehilangan asa
maka....
tinggal do'a sebagai jawabnya
tinggal berserah sebagai jalannya
tinggal berpasrah sebagai akhirnya
lalu...
tundukkan hati di bawah tetap-Nya
terima dengan rela segala putus-Nya
biar...
sedikit lega sesak di dada
sedikit ringan beban di jiwa
sedikit terurai kusut benang nalar kita
ketika segala upaya telah menemui titik buntunya
ketika nalar tak lagi punya daya
ketika hati tak lagi mampu menahan diri
ketika cinta begitu menyesakkan dada
ketika rindu begitu menuntut pemenuhannya
ketika harapan seakan kehilangan asa
maka....
tinggal do'a sebagai jawabnya
tinggal berserah sebagai jalannya
tinggal berpasrah sebagai akhirnya
lalu...
tundukkan hati di bawah tetap-Nya
terima dengan rela segala putus-Nya
biar...
sedikit lega sesak di dada
sedikit ringan beban di jiwa
sedikit terurai kusut benang nalar kita
Do'a Malam Ini
titip pesan pada malam
tuk dibawa ke langit harapan
disampaikan di majlis pemenuhan
pada Hakim Yang Maha Mengabulkan
akan rindu yang menanti jawaban
akan gelora yang tak lagi tertahankan
pada desir ku lampirkan kisah
agar disebar ke peka pendengaran
mengetuk pintu-pintu kemukjizatan
tentang abadi cinta
yang dilestarikan
pada dada fana insan
tuk dibawa ke langit harapan
disampaikan di majlis pemenuhan
pada Hakim Yang Maha Mengabulkan
akan rindu yang menanti jawaban
akan gelora yang tak lagi tertahankan
pada desir ku lampirkan kisah
agar disebar ke peka pendengaran
mengetuk pintu-pintu kemukjizatan
tentang abadi cinta
yang dilestarikan
pada dada fana insan
Senin, 06 Juni 2011
semacam nasehat diri
katanya ingin berpasrah
tapi kok masih saja terasa wegah
katanya ingin berserah
tapi kok masih saja terbawa gundah
katanya ingin mendekat sang ilah
tapi kok malah berlari menjauh
damaikan dulu dirimu
rukunkan dulu hati dan hawamu
pertemukan dulu ingin dan harapmu
selaraskan dulu akal dan rasamu
hingga semuanya padu
jangan melangkah terburu-buru
namun juga jangan membuang-buang waktu
tapi kok masih saja terasa wegah
katanya ingin berserah
tapi kok masih saja terbawa gundah
katanya ingin mendekat sang ilah
tapi kok malah berlari menjauh
damaikan dulu dirimu
rukunkan dulu hati dan hawamu
pertemukan dulu ingin dan harapmu
selaraskan dulu akal dan rasamu
hingga semuanya padu
jangan melangkah terburu-buru
namun juga jangan membuang-buang waktu
lagi kangen banget
bergetar kini
suara yang keluar dari kerongkongku
menggema mengalirkan rindu
tiap huruf, kata, kalimat
terselimuti getar rindu
padamu,
kekasihku
tiap tarik nafasku
mendetak degub rindu
padamu...
kekasihku
suara yang keluar dari kerongkongku
menggema mengalirkan rindu
tiap huruf, kata, kalimat
terselimuti getar rindu
padamu,
kekasihku
tiap tarik nafasku
mendetak degub rindu
padamu...
kekasihku
cintaku padamu
aku mencintaimu...
seperti duri mencintai mawar
demi semerbak di taman hati
seperti kelam mencintai malam
demi gemerlap di angkasa jiwa
seperti kembang mencintai lebah
demi manis madu cinta
seperti lilin mencintai api
demi hangat dan terang di relung sukma
seperti duri mencintai mawar
demi semerbak di taman hati
seperti kelam mencintai malam
demi gemerlap di angkasa jiwa
seperti kembang mencintai lebah
demi manis madu cinta
seperti lilin mencintai api
demi hangat dan terang di relung sukma
Sabtu, 04 Juni 2011
mencari sempurna keseimbangan
mudah bilang
tinggal pasrah
berserah
tundukkan wajah
di hadapan ilah
ringan berucap
bersabarlah
tawakkallah
semua adalah kehendak
dari Sang Pemilik Kehendak
aku pun ingin seperti itu
tak terbersit ingin menentang takdir
namun sakit
perih
nyeri
adalah bukti
kemanusiaan kita
pencarianku juga ketundukan
pada Ia yang Maha Kekuatan
tapi sedih
kecewa
bimbang
adalah hiasan
bagi kesempurnaan kemanusiaan
tinggal pasrah
berserah
tundukkan wajah
di hadapan ilah
ringan berucap
bersabarlah
tawakkallah
semua adalah kehendak
dari Sang Pemilik Kehendak
aku pun ingin seperti itu
tak terbersit ingin menentang takdir
namun sakit
perih
nyeri
adalah bukti
kemanusiaan kita
pencarianku juga ketundukan
pada Ia yang Maha Kekuatan
tapi sedih
kecewa
bimbang
adalah hiasan
bagi kesempurnaan kemanusiaan
Jumat, 03 Juni 2011
ujung rindu
tinggal dingin menusuk tulang
menggigil seluruh badan
membeku hangat aliran
nafas tersenggal
tercekat di kerongkongan
detak tersendat
tersumbat gumpalan kerinduan
akan belai
akan cumbu
akan peluk
akan cium
tak ada lagi siang
tak ada lagi malam
membuncah semua dalam gamang
dalam sepi jerit tertahan
di kelam malam teriak dalam diam
membujuk hati yang menggigil kedinginan
saat pijar panas hampir tak mampu dialirkan
menggigil seluruh badan
membeku hangat aliran
nafas tersenggal
tercekat di kerongkongan
detak tersendat
tersumbat gumpalan kerinduan
akan belai
akan cumbu
akan peluk
akan cium
tak ada lagi siang
tak ada lagi malam
membuncah semua dalam gamang
dalam sepi jerit tertahan
di kelam malam teriak dalam diam
membujuk hati yang menggigil kedinginan
saat pijar panas hampir tak mampu dialirkan
Langganan:
Postingan (Atom)