Senin, 27 Juni 2011

sendiri

kembali terdampar
di tengah gurun gersang
tanpa teman
    tanpa kawan
hanya hamparan pasir membentang
   di bawah terik
      hampir terpanggang
tak ada danau
    tampak di depan
hanya semu fatamorgana membayang

masuki malam di hamparan
    di bawah langit
       pasir terhampar
tak ada api
 tak ada goa perlindungan
berhembus dingin menusuk tulang
menggigil darah dalam kebekuan
mengatup bibir terima embun tengah malam

Sabtu, 25 Juni 2011

Dalam Gelap Cahaya Semakin Terang

semakin kelam
  semakin bermakna titik cahaya
semakin pekat
  semakin berarti nyala api

itulah hidup
   sebuah perjalanan nurani
ketika cobaan mematangkan kedewasaan
saat duka mendewasakan jiwa
bila kecewa berujung pada rela
  dan ragu bimbang berakhir di yakin
                  serta iman

dalam gulita jiwa
  mata hati semakin nyala
    tatap titik kecil cahaya
          jauh di depan sana

dalam pedih duka
  peka rasa makin nyata
    pahami makna perjalanan jiwa
            menuju sempurna
                 manusia

dalam kehilangan
  kepemilikan semakin bermakna
     menuju abadi kebersatuan
                jiwa
     dalam puja-puji syukur
          pada Sang Kuasa

di suatu siang (ku berdo'a)

ya Allah ya Rabb
Pemilik seluruh jiwa
  Penabur benih cinta dalam sukma

semoga gelora cintaku
mengalir bersama tahmid pada-Mu
semoga gelombang rinduku
berakhir di pantai pengagungan asma-Mu
semoga dentuman gelisahku
anugerah menuju ketundukan utuh
   pada-Mu

ya Allah ya Rabb...
Sang Maha Pengkabul setiap do'a
Sang Maha Penjawab setiap harap

semoga anugerah cinta di hatiku
berakhir pada syukur atas nikmat-Mu
semoga perih rindu di jiwaku
berujung pada ridlo atas segala tetap-Mu

Kamis, 23 Juni 2011

Cinta, abadi dalam kefanaan

dari tiada menuju ada
kemudian kembali menuju tiada
itulah titah setiap makhluk-Nya
berujung pada sirna
   kembali tanpa makna

namun tidak dengan cinta
abadi sepanjang masa
di hati para pemiliknya
   tak sirna dengan perpisahan raga
     tak hilang dengan perbedaan dunia
       tak luntur meski badan telah hancur
senantiasa hidup dalam aliran jiwa
  mengalir dalam tiap nafas kehidupan
    menembus sekat waktu dan zaman

Minggu, 19 Juni 2011

rindu ini anugerah-Mu

makin kurasakan
   betapa besar kasih-Mu
      padaku

degub rindu bertalu
 menghatam dinding
      hatiku
berbalut penyebutan asma-Mu

gelora untuk bertemu
    separu jiwa
berujung pada seuntai do'a
    demi kemurahan-Mu

semakin berat rindu
   menekan dadaku
semakin rapuh aku
dan mesti
   menunduk pada-Mu
     hanya pada-Mu

betapa berartinya engkau bagiku

makin terasa hadirmu
    di tiap langkahku

kurasakan gelayut manja
  di tiap gerak lenganku
kurasakan belai lembut
  di tiap desir kulit ragaku
kulihat sungging senyum
  di tiap kedip mataku
kudengar lembut suara
                    halus sapa
  di tiap bunyi yang menembus gendangku
kuresapi desahmu
  di tiap desah nafasku

makin nyata hadirmu
  di tiap lekuk jiwaku
istana indah di hatiku
   tetap megah karna hadirmu
kehangatan mengaliri lekuk tubuh
    dari hangat cintamu
semilir sejutkan jiwa
    dari hembusan nafas rindu
         padamu

Rabu, 15 Juni 2011

mensyukuri cinta

menikmati detak yang tetap berdegub
   mendegub nama pada dinding hati
   memahat sejuta indah
   tampilkan selaksa megah

menikmati getar yang masih menjalar
   alirkan segenap rasa ke sekujur badan
   isi tiap jaringan dengan lukisan makna
     dari sebaris nama delapan aksara

menikmati berkas cahaya di ujung relung jiwa
  terangi lekuk-lekuk istimewa
    memantul cahaya gemerlap sukma
    mempesona tiap hati yang mampu melihatnya

menikmati apa yang tlah menyatu di jiwa
   berdiam abadi dalam istana hati
 seberkas cahaya cinta pasangan jiwa
    anugerah terindah yang pernah ada

menikmati kebersatuan tak kenal masa
   setelah raga tak lagi bersua
    tak ada lagi aku dan dia
     jiwa kami lebur dalam satu raga

rumah cintaku

terajut indah dalam dada
sulaman emas di ruang jiwa
dihampar megah di tengah cahaya
   biar hangat engkau di sana
   biar nyaman engkau di dalamnya

berdinding kasih
berhias sayang
berpintu kagum
berjendela puja
   biar betah engkau di sana
   biar tetap engkau di dalamnya

itulah pondok kecil dalam jiwa
ku persembahkan dengan sepenuh jiwa
ku bangun dengan segenap cinta
khusus untukmu...
       adinda

Selasa, 14 Juni 2011

kembali tentang rindu

dari degub ringan di dalam diri
   hingga menjadi dentuman hebat yang
       menghantam dinding hati
dari riak perlahan di ujung jiwa
   hingga menjadi gelombang pasang yang
     menghantam sukma
dari desir sejuk di pucuk daun cinta
    hingga menjadi topan besar yang
      mengombang-ambing jiwa

rindu mengalir dari mengasyikkan
    menjadi tak tertahankan
        dari semilir sejuk
    menjadi badai dingin membekukan
        dari hangat jiwa
    menjadi kobaran nyala

rindu berubah dari puisi-puisi jiwa
    yang tersimpan rapat dalam relung hati
 menjadi aliran panas kata yang mesti dikeluarkan
      menjadi baris-baris kata dalam nyata

dan pada akhirnya...
mesti kembali tak mampu diungkap dalam kata
mesti tersimpan lagi dalam sunyi jiwa

Minggu, 12 Juni 2011

untuk rindu yang lebih berarti

lapisi rindu dengan penyebutan asma-Mu
aliri degub dengan aliran tasbih-Mu
isi gelombang dengan dahsyat tahmid-Mu

biar padu hati dan jiwaku
biar makna merasuk dalam tiap
    tarik nafasku
biar sia sirna dari tiap
     pengharapanku

karna....
segalanya dari-Mu
    bersama-Mu
 dan berakhir pada-Mu

Cinta dan Rindu (sebagai nikmat Tuhan)

inilah nikmat selaksa nikmat
tumbuhan subur tak pernah layu
rindang memayung dalam sejuk
abadi bersemi di taman hati

    tiap gugur daun
      menebar wangi beragam kesturi
    tiap mekar bunga
      menghias megah relung sukma
    tiap kuncup tunas
      tumbuhkan sejuk semakin indah

itulah cinta di hati tiap bernyawa
abadi hidup sepanjang hayatnya

    mendegub jantung
        menggetar nadi
    alirkan gelora dalam jiwa
      merambat, menyebar seluruh badan
    dalam panas menggigil kedinginan

itulah rindu dalam gelombang
saat menggulung di jiwa-jiwa insan

Sabtu, 11 Juni 2011

ketika rindu begitu menggebu

sungguh ku syukuri nikmat ini
betapa ku nikmati getar dahsyat ini
sungguh tak ingin ini berlaku pergi
biarlah tetap abadi dalam hati
meski...
kadang gelombangnya seakan menghancurkan
    dinding sukma
             gemuruhnya seakan hampir meruntuhkan
    benteng jiwa
             sengatan panasnya seakan hendak mensirnakan
    batas-batas norma

sungguh ku syukuri rindu ini
abadi hanya untukmu
   berdenyut hanya kepadamu
      bergolah hanya karenamu
         menggulung demi menyentuhmu
meski kadang....
    keraguan menghias yakinku
    kegamangan memperindah tekadku
    keputus asaan mewarnai perjalananku

saat gelora membakar naik
    memuncak ke ujung kepala
saat setiap pori terbakar rindu
   hingga tak ada yang tersisa
kecuali...
  gigil kebekuan setelah melampaui
    puncak panas yang membakar
   

Selasa, 07 Juni 2011

tinggal do'a jalan keluarnya

ketika semua telah sampai pada titik nadirnya
ketika segala upaya telah menemui titik buntunya
ketika nalar tak lagi punya daya
ketika hati tak lagi mampu menahan diri
ketika cinta begitu menyesakkan dada
ketika rindu begitu menuntut pemenuhannya
ketika harapan seakan kehilangan asa
maka....
tinggal do'a sebagai jawabnya
tinggal berserah sebagai jalannya
tinggal berpasrah sebagai akhirnya
lalu...
tundukkan hati di bawah tetap-Nya
terima dengan rela segala putus-Nya
biar...
     sedikit lega sesak di dada
     sedikit ringan beban di jiwa
     sedikit terurai kusut benang nalar kita

Do'a Malam Ini

titip pesan pada malam
  tuk dibawa ke langit harapan
         disampaikan di majlis pemenuhan
          pada Hakim Yang Maha Mengabulkan
  akan rindu yang menanti jawaban
  akan gelora yang tak lagi tertahankan

pada desir ku lampirkan kisah
  agar disebar ke peka pendengaran
   mengetuk pintu-pintu kemukjizatan
 tentang abadi cinta
         yang dilestarikan
 pada dada fana insan

Senin, 06 Juni 2011

semacam nasehat diri

katanya ingin berpasrah
  tapi kok masih saja terasa wegah
katanya ingin berserah
  tapi kok masih saja terbawa gundah
katanya ingin mendekat sang ilah
   tapi kok malah berlari menjauh

damaikan dulu dirimu
 rukunkan dulu hati dan hawamu
   pertemukan dulu ingin dan harapmu
     selaraskan dulu akal dan rasamu
hingga semuanya padu

jangan melangkah terburu-buru
namun juga jangan membuang-buang waktu

lagi kangen banget

bergetar kini
   suara yang keluar dari kerongkongku
    menggema mengalirkan rindu

tiap huruf, kata, kalimat
terselimuti getar rindu
padamu,
     kekasihku

tiap tarik nafasku
mendetak degub rindu
padamu...
     kekasihku

cintaku padamu

aku mencintaimu...

   seperti duri mencintai mawar
     demi semerbak di taman hati

   seperti kelam mencintai malam
     demi gemerlap di angkasa jiwa

   seperti kembang mencintai lebah
     demi manis madu cinta

   seperti lilin mencintai api
     demi hangat dan terang di relung sukma

Sabtu, 04 Juni 2011

mencari sempurna keseimbangan

mudah bilang
tinggal pasrah
              berserah
tundukkan wajah
   di hadapan ilah
 
ringan berucap
    bersabarlah
       tawakkallah
semua adalah kehendak
  dari Sang Pemilik Kehendak

aku pun ingin seperti itu
tak terbersit ingin menentang takdir
namun sakit
              perih
                nyeri
adalah bukti
   kemanusiaan kita

pencarianku juga ketundukan
  pada Ia yang Maha Kekuatan
tapi sedih
          kecewa
            bimbang
adalah hiasan
  bagi kesempurnaan kemanusiaan

Jumat, 03 Juni 2011

ujung rindu

tinggal dingin menusuk tulang
   menggigil seluruh badan
     membeku hangat aliran
nafas tersenggal
  tercekat di kerongkongan
detak tersendat
  tersumbat gumpalan kerinduan
    akan belai
         akan cumbu
            akan peluk
               akan cium

tak ada lagi siang
  tak ada lagi malam
membuncah semua dalam gamang

dalam sepi jerit tertahan
di kelam malam teriak dalam diam
membujuk hati yang menggigil kedinginan
saat pijar panas hampir tak mampu dialirkan