lantunan ayat masih terdengar
dari masjid, musholla atau langgar
desir tasbih pengagungan
mengalir dari tiap hembusan
berburu ridlo dari-Mu
Sang Maha Keberkahan
aku terduduk lemah
di pojok pengharapan
sesali setiap kejadian
aku tertunduk lesu
di sudut keinginan
tersedu ingat setiap kegagalan
ampunkan aku
maafkan aku
tak yakin ku seberapa sungguh
penyesalan
tak tahu ku seberapa penuh
pertaubatan
aku lemas hingga tak mampu berjalan
aku lesu hingga tak mampu lakukan sesuatu
lalu gimana kubuktikan kesungguhan penyesalan
lalu gimana kupastikan kepenuhan pertaubatan
ketika langkah belum mampu ku lakukan
ketika perubahan belum mampu mulai ku jalankan
tak tahu simpuhku
simpuh apa
tak ngerti ku tangisku
tangis apa
tak paham ku air mata
air mata apa
Senin, 29 Agustus 2011
Selasa, 23 Agustus 2011
semoga menjadi awal pengakuan
aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam kesucian jiwa
bermunajat dan mengadu pada-Mu
akan tebal dona dan dosa
aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam kejernihan hatinya
berurai air mata memohon ampun
atas kelamnya cermin hati
aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam totalitas kepasrahannya
bersujud pada-Mu dan memohon diteguhkan
dan ditundukkan wajahnya dalam hamparan
sajadah panjang
aku hanyalah satu dari sekian banyak hamba-Mu
yang benar-benar penuh lumpur dan noda
menghadap-Mu dalam segala ketakpatutan untuk
memohon pada-Mu
aku hanyalah satu dari sekian hamba-Mu
yang cermin hatinya hampir tak sisakan jernih
mengharap pantulan cahya-Mu benderang terangi
cermin jiwa
aku hanyalah satu di antara hamba-Mu
yang belum mampu menunduk pasrah dalam sujud
berharap rahmat dari-Mu untuk nikmati indah sujud
meski sekali saja
yang dalam kesucian jiwa
bermunajat dan mengadu pada-Mu
akan tebal dona dan dosa
aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam kejernihan hatinya
berurai air mata memohon ampun
atas kelamnya cermin hati
aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam totalitas kepasrahannya
bersujud pada-Mu dan memohon diteguhkan
dan ditundukkan wajahnya dalam hamparan
sajadah panjang
aku hanyalah satu dari sekian banyak hamba-Mu
yang benar-benar penuh lumpur dan noda
menghadap-Mu dalam segala ketakpatutan untuk
memohon pada-Mu
aku hanyalah satu dari sekian hamba-Mu
yang cermin hatinya hampir tak sisakan jernih
mengharap pantulan cahya-Mu benderang terangi
cermin jiwa
aku hanyalah satu di antara hamba-Mu
yang belum mampu menunduk pasrah dalam sujud
berharap rahmat dari-Mu untuk nikmati indah sujud
meski sekali saja
do'a harapan
ya Allah
Engkau lebih mengetahui
betapa tebal noda dalam cermin hati
Engkau lebih mengerti
betapa tipis ketulusan melandasi
dalam langkah kaki
Engkau lebih memahami
betapa lemah rontaan hati kini
dalam telikungan nafsu diri
ya Allah
Engkaupun Maha Menyaksikan
betapa kecil asa mampu menyisakan diri
akan jernih cermin hati
akan tulus yang melingkupi
akan nafsu yang dibimbing hati
ya Allah
Anta waliyyi wa raja'i
amin ya rabbal 'alamin
mencoba muhasabah
Aku bertanya pada ikhlasku
adakah engkau berada di balik semua tindakanku
aku bertanya pada tulus hatiku
adakah engkau melandasi tiap langkahku
aku bertanya pada jujurku
adakah engkau ada di tiap ucapanku
semua diam
semua membisu
tak ada jawaban
tak ada anggukan
tak ada gelengan
telah membekukah hati
hingga ikhlas
tulus dan
jujur
tak mampu menanggapi?
telah membatukah jiwa
hingga ikhlas
tulus dan
jujur
tak lagi bergerak ke sana kemari
melandasi
mengisi
memenuhi
aku kembali mempertanyakan makna
kehadiran jiwa dalam raga
aku kembali mempertanyakan arti
adanya hati dalam diri
Minggu, 21 Agustus 2011
peringatan untukmu detak yang dalam diriku
bukan hanya tak ada keberhasilan
bahkan mungkin kerugian yang
tak terkatakan
akhir perjalanan sudah ada di hadapan
tanpa sesuatu yang didapatkan
hati masih saja sekeras batu
rasa tetap membeku melebihi salju
tubuh malah makin berlumur debu
kemarahan belum dapat dibelenggu
iri dengki masih saja menggebu
dendam tak jua tertunduk lesu
masih saja belum kuperoleh hadiah
bagi jiwa
agar kerontang berganti kesejukan
biar kering menjadi kesuburan
kasihan engkau jiwa
tak jua kau temui kenyamanan dan kedamaian
tak jua kau mampu lepas dari belenggu kesumat nafsu
bisakah engkau berkata pada dirimu sendiri
bahwa kau telah berjuang dengan segala mampu
dapatkan engkau memandang lekat mata sukmamu
yang merintih pilu menahan kesewenangan egomu
lalu bagaimana pertanggung jawabanmu
pada wajah yang tetap kau angkat dalam angkuhmu
pada tangan yang kau gunakan untuk menggerakkan sombongmu
pada dada yang kau busungkan untuk menunjukkan banggamu
pada kaki yang kau langkahkan menuju pemuasan kesumatmu
pada mata yang kau paksa melihat segala kesewenanganmu
pada telinga yang kau tulikan dari suara tindasanmu
pada mulut yang kau tarik dalam senyum saat menyaksikan
derita saudaramu
pada hati yang kau hilangkan segala lembutnya
pada rasa yang kau bekukan seluruh sejuknya
pada iman yang kau keringkan seluruh dahan rantingnya
wajah ingin menunduk
kau paksa untuk mendongak
tubuh ingin membungkuk
kau paksa untuk tegak
lutut ingin menekuk
kau paksa untuk tak bergerak
ah...entahlah...
semoga masih ada waktu
untuk sekedar membasuh wajahku
bahkan mungkin kerugian yang
tak terkatakan
akhir perjalanan sudah ada di hadapan
tanpa sesuatu yang didapatkan
hati masih saja sekeras batu
rasa tetap membeku melebihi salju
tubuh malah makin berlumur debu
kemarahan belum dapat dibelenggu
iri dengki masih saja menggebu
dendam tak jua tertunduk lesu
masih saja belum kuperoleh hadiah
bagi jiwa
agar kerontang berganti kesejukan
biar kering menjadi kesuburan
kasihan engkau jiwa
tak jua kau temui kenyamanan dan kedamaian
tak jua kau mampu lepas dari belenggu kesumat nafsu
bisakah engkau berkata pada dirimu sendiri
bahwa kau telah berjuang dengan segala mampu
dapatkan engkau memandang lekat mata sukmamu
yang merintih pilu menahan kesewenangan egomu
lalu bagaimana pertanggung jawabanmu
pada wajah yang tetap kau angkat dalam angkuhmu
pada tangan yang kau gunakan untuk menggerakkan sombongmu
pada dada yang kau busungkan untuk menunjukkan banggamu
pada kaki yang kau langkahkan menuju pemuasan kesumatmu
pada mata yang kau paksa melihat segala kesewenanganmu
pada telinga yang kau tulikan dari suara tindasanmu
pada mulut yang kau tarik dalam senyum saat menyaksikan
derita saudaramu
pada hati yang kau hilangkan segala lembutnya
pada rasa yang kau bekukan seluruh sejuknya
pada iman yang kau keringkan seluruh dahan rantingnya
wajah ingin menunduk
kau paksa untuk mendongak
tubuh ingin membungkuk
kau paksa untuk tegak
lutut ingin menekuk
kau paksa untuk tak bergerak
ah...entahlah...
semoga masih ada waktu
untuk sekedar membasuh wajahku
Senin, 15 Agustus 2011
tentang perut, dada, dan kepala
betapa keangkuhan mampu menghitamkan segala putih
sungguh nafsu akan kemuliaan mampu menghalalkan segala haram
betapa kemunafikan tak pernah ragu berganti wajah dan topeng
sungguh keinginan perut semakin meliar dan tak peduli aturan
kebanggaan diri
kemuliaan diri
keangkuhan dan kesombongan diri
merasa terbaik di antara semua
merasa paling benar di antara semua
merasa paling berarti di antara semua
sungguh keinginan perut harus dikendalikan
tak boleh liar seperti anak menginginkan jajan
bukahkah perut di bawah jantung?
lalu kenapa ketika 'nglunjak' tak kau 'pentung'?
sungguh kesombongan telah membutakan mata
akan keagungan makna setiap yang tercipta
pemujaan nalar tanpa meminta pertimbangan rasa
kecerdasan pikir bergerak menjadi berhala
pemutus paling hebat untuk setiap peristiwa
meski benar kepala berada di atas dada
namun kepala harus ditundukkan senantiasa
agar mencapai nilai yang jauh lebih berharga
sungguh nafsu akan kemuliaan mampu menghalalkan segala haram
betapa kemunafikan tak pernah ragu berganti wajah dan topeng
sungguh keinginan perut semakin meliar dan tak peduli aturan
kebanggaan diri
kemuliaan diri
keangkuhan dan kesombongan diri
merasa terbaik di antara semua
merasa paling benar di antara semua
merasa paling berarti di antara semua
sungguh keinginan perut harus dikendalikan
tak boleh liar seperti anak menginginkan jajan
bukahkah perut di bawah jantung?
lalu kenapa ketika 'nglunjak' tak kau 'pentung'?
sungguh kesombongan telah membutakan mata
akan keagungan makna setiap yang tercipta
pemujaan nalar tanpa meminta pertimbangan rasa
kecerdasan pikir bergerak menjadi berhala
pemutus paling hebat untuk setiap peristiwa
meski benar kepala berada di atas dada
namun kepala harus ditundukkan senantiasa
agar mencapai nilai yang jauh lebih berharga
Minggu, 14 Agustus 2011
Harapan di tengah Perjalanan
Sudah sepertiga ramadlan berjalan
Namun belum juga ku rasakan
segala nikmat yang dijanjikan
Rahmah barakah pada malam-malam awal
Berlalu tanpa torehkan kesejukan
Terlalu banyak bara yang masih berkobar
menyala, membakar seluruh kesadaran
Tebaran rahmah yang harusnya
telah menebar
memancar dari dalam diri tiap orang beriman
Hingga kini belum dapat terwujudkan
Tiap kata masih keluar dengan penuh
Tekanan
meluncur deras dalam kemarahan
Tiap tindakan yang mestinya penuh kedamaian
malah hanya menawarkan
pertengkaran dan kesombongan
Beragam bara tak sisakan ruang
Bagi sejuk
nyaman
dan kedamaian
Benar-benar segala haus dan lapar
Masih menjadi perilaku badan
Menahan diri dari minum dan makan
Masih sebatas pekerjaan penghilang kewajiban
Nilai keagungan yang mestinya
Meresap,
menebar,
menggerakkan
Yang ada di belakang badan
Masih terhalang oleh jelaga hitam
noda dan kesalahan
Apa yang ku kira sebagai air suci keikhlasan
Ternyata tak lebih dari comberan kesombongan
Apa yang ku anggap sebagai siraman sejuk ketundukan
Ternyata tak lebih dari guyuran panas keangkuhan
Oh.......
tak mudah dan tak akan pernah menjadi mudah
Oh.....
dalam tangis yang kadang sesenggukan
Masih tersimpan rapat satu harapan
Semoga aku masih diberi kesempatan
Menikmati segala kenikmatan dan limpahan
kesejukan
meski di akhir perjalanan.
Amin.
Sabtu, 13 Agustus 2011
DO'A
ya Allah...
mohon perkenan-Mu
untuk senantiasa
menundukkan wajah
di atas sajadah....
ya Allah....
mohon perkenan
untuk selalu
menempatkan hati
lebih tinggi dari dahi
ya Allah...
semoga hati
menjadi cermin
yang memantulkan
segala agung-Mu
mohon perkenan-Mu
untuk senantiasa
menundukkan wajah
di atas sajadah....
ya Allah....
mohon perkenan
untuk selalu
menempatkan hati
lebih tinggi dari dahi
ya Allah...
semoga hati
menjadi cermin
yang memantulkan
segala agung-Mu
Untukmu Indonesiaku
Belum lagi seratus tahun usiamu
telah jauh menyimpang arah langkahmu
kesejahteraan yang dulu digagas para pendirimu
keadilan yang dulu diangankan para pembelamu
kemandirian yang dulu diimpikan para pahlawanmu
semua belum menemukan titik temu
dulu...
para moyang rela menanggalkan segala kenikmatan
mengabaikan segala kenyamanan
menanggalkan segala jabatan
demi keyakinan dan perjuangan
kini....
keyakinan mudah dijual
kebebasan gampang digadaikan
perjuangan boleh dibelokkan
asal kenikmatan tak meninggalkan badan
kenyamanan masih dapat dirasakan
jabatan dan kekuasaan tetap bisa dipertahankan
kini......
terlalu sering kekuasaan dianggap
bukan sebagai amanat yang mesti dijawab
dengan mensejahterakan rakyat
kekuasaan tak lagi dianggap sebagai kepercayaan
yang harus diemban dengan sepenuh keikhlasan
kekuasaan tak lagi diyakini sebagai perjuangan
demi menebar sebanyak mungkin kemanfaatan
kini...
kekuasaan sering dipandang sebagai jalan
demi meraih kesejahteraan individual
kekuasaan sering dianggap sebagai anugerah
untuk berbagi kenikmatan di antara keluarga dan teman
usiamu belum lagi seratus
namun garis juangmu seakan hampir putus
cinta rakyatmu pun mulai terberangus
mereka yang mencoba mempertahankan segala
nilaimu agar tak pupus
terlalu sering menangis tertahan terputus-putus
mereka yang kami percayai
terlalu banyak yang khianati
segala janji
tak pernah dipenuhi
lalu bagaimana wahai Ibu Pertiwi
agar cinta untuk negeri
tetap bertahan di dalam hati?
Belum genap seratus tahun usiamu
mengapa seperti sudah mau habis waktumu?
Jumat, 12 Agustus 2011
Bara di tengah puasa
masih terlalu banyak bara
menyala di hatiku
bara iri
bara dengki
bara dendam
bara kemarahan
masih terlalu banyak bara
menyala dalam diriku
dalam keberlimpahan pekat noda
dan kesalahan
masih terlalu banyak bara
menyala di hatiku
bergulung membakar segala
kesejukan dalam diriku
masih terlalu banyak bara
menyala dihatiku
di hari-hari mestinya ku kumpulkan
segala kesejukan dan kedamaian
dalam jiwaku
masih terlalu banyak bara
berkobar liar di dadaku
mampukah tahun ini ku padamkan
bara liarku
dapatkah tahun ini hanya tersisa
kesejukan di hatiku
bisakah tahun ini bukan jelaga hitam
yang menghuni jiwaku
menyala di hatiku
bara iri
bara dengki
bara dendam
bara kemarahan
masih terlalu banyak bara
menyala dalam diriku
dalam keberlimpahan pekat noda
dan kesalahan
masih terlalu banyak bara
menyala di hatiku
bergulung membakar segala
kesejukan dalam diriku
masih terlalu banyak bara
menyala dihatiku
di hari-hari mestinya ku kumpulkan
segala kesejukan dan kedamaian
dalam jiwaku
masih terlalu banyak bara
berkobar liar di dadaku
mampukah tahun ini ku padamkan
bara liarku
dapatkah tahun ini hanya tersisa
kesejukan di hatiku
bisakah tahun ini bukan jelaga hitam
yang menghuni jiwaku
merindu sajadah
ketika hati merindu hamparan sajadah
akan wangi yang hanya bisa tercium
oleh ikhlas jiwa
mentulus sukma
mensucikan jiwa
bertunduk diri
berpasrah hati
tundukkan nalar
kuasai hasrat keinginan
di kuasa hati
memancar cahaya ilahi
ketika jiwa merindu tasbih
akan gemericik detak menghitung Esa
Allah
Allah
Allah
Ahad
Ahad
Ahad
memenuh relung penuh asma
tak ada sisa bagi lainNya
membuncah gelora
dalam aliran agungNya
segala sirna tanpa daya
dalam sujud
memancar terang cahaya
dalam dzikir
menebar harum aroma
hanya damai yang mampu
dipantulnya
hanya sejuk yang bisa
dibaginya
akan wangi yang hanya bisa tercium
oleh ikhlas jiwa
mentulus sukma
mensucikan jiwa
bertunduk diri
berpasrah hati
tundukkan nalar
kuasai hasrat keinginan
di kuasa hati
memancar cahaya ilahi
ketika jiwa merindu tasbih
akan gemericik detak menghitung Esa
Allah
Allah
Allah
Ahad
Ahad
Ahad
memenuh relung penuh asma
tak ada sisa bagi lainNya
membuncah gelora
dalam aliran agungNya
segala sirna tanpa daya
dalam sujud
memancar terang cahaya
dalam dzikir
menebar harum aroma
hanya damai yang mampu
dipantulnya
hanya sejuk yang bisa
dibaginya
Kamis, 11 Agustus 2011
Perjalanan Ramadlan (hati-hati jebakan riya')
hamparan rahmah t'lah
Engkau lebarkan
segala berkah t'lah
Engkau curahkan
tinggal ambil dan nikmati
kadang terlalu sombong manusia
terlalu angkuh untuk menerima
hingga tak mampu ia melihat
betapa rahmah ada di sekitarnya
hingga tak mampu ia merasakan
betapa berkah t'lah melingkupinya
ibadah dadakan ramadlannya
dianggap tlah membawanya pada puncak
pengabdian
amalan yang dilakukan
malah menyeret pada jurang riya' pamer
surga seakan telah dipesannya
kesucian seakan telah didapatnya
tak sadar ia bahwa angkuhnya
tlah tutup mata sukma
tuk lihat tebaran rahmat di sekitarnya
tak mau tahu ia bahwa riya' pamernya
tlah menjauhkan dirinya
dari limpahan berkah segala amalnya
Engkau lebarkan
segala berkah t'lah
Engkau curahkan
tinggal ambil dan nikmati
kadang terlalu sombong manusia
terlalu angkuh untuk menerima
hingga tak mampu ia melihat
betapa rahmah ada di sekitarnya
hingga tak mampu ia merasakan
betapa berkah t'lah melingkupinya
ibadah dadakan ramadlannya
dianggap tlah membawanya pada puncak
pengabdian
amalan yang dilakukan
malah menyeret pada jurang riya' pamer
surga seakan telah dipesannya
kesucian seakan telah didapatnya
tak sadar ia bahwa angkuhnya
tlah tutup mata sukma
tuk lihat tebaran rahmat di sekitarnya
tak mau tahu ia bahwa riya' pamernya
tlah menjauhkan dirinya
dari limpahan berkah segala amalnya
Rabu, 10 Agustus 2011
tanyaku pada kalian
bagaimana bisa mendapat kasih Allah
sementara kita tidak mau berbagi kasih
dengan sekitar kita
bagaimana limpahan rahmat turun
sementara tak pernah ingin kita
menebar rahmah dengan sesama
bagaimana merasa berada dalam lindungan
Sang Maha Segala
sementara kita tak pernah benar-benar
memikirkan keselamatan dan kenyamanan
sesama kita
bagaimana kita merasa telah selamat dari
jilatan api neraka
sementara tindakan-tindakan kita
membawa neraka bagi orang-orang
sekitar kita
bagaimana kita menganggap diri kita
penuh kasih
sementara orang-orang tak pernah
tenteram dengan kehadiran kita
bagaimana kita merasa yakin
sebagai calon para penghuni surga
sementara begitu banyak orang
kita tetapkan sebagai penghuni neraka
tidakkah orang yang penuh kasih
hanya akan memancarkan kasih
dari tiap tindakannya
bukankah orang yang penuh rahmah
hanya menebarkan rahmah melalui
setiap tindak tanduk dan perilakunya
bukankah mereka yang akan selamat
dari jilatan neraka
senantiasa menyelamatkan orang dari
kobaran neraka dalam dirinya
bukankah calon penghuni surga
hanya bisa mendatangkan kedamaian
bagi siapapun yang ada di sekitarnya
sementara kita tidak mau berbagi kasih
dengan sekitar kita
bagaimana limpahan rahmat turun
sementara tak pernah ingin kita
menebar rahmah dengan sesama
bagaimana merasa berada dalam lindungan
Sang Maha Segala
sementara kita tak pernah benar-benar
memikirkan keselamatan dan kenyamanan
sesama kita
bagaimana kita merasa telah selamat dari
jilatan api neraka
sementara tindakan-tindakan kita
membawa neraka bagi orang-orang
sekitar kita
bagaimana kita menganggap diri kita
penuh kasih
sementara orang-orang tak pernah
tenteram dengan kehadiran kita
bagaimana kita merasa yakin
sebagai calon para penghuni surga
sementara begitu banyak orang
kita tetapkan sebagai penghuni neraka
tidakkah orang yang penuh kasih
hanya akan memancarkan kasih
dari tiap tindakannya
bukankah orang yang penuh rahmah
hanya menebarkan rahmah melalui
setiap tindak tanduk dan perilakunya
bukankah mereka yang akan selamat
dari jilatan neraka
senantiasa menyelamatkan orang dari
kobaran neraka dalam dirinya
bukankah calon penghuni surga
hanya bisa mendatangkan kedamaian
bagi siapapun yang ada di sekitarnya
Minggu, 07 Agustus 2011
Ramadlan
Ramadlan adalah cinta
limpahan kasih Allah pada tiap
hamba-Nya
Ramadlan adalah rahmah
kelembutan karunia Allah
bagi hamba yang ingin kembali
pada-Nya
Ramadlan adalah ampunan
atas tiap dosa dan noda
bagi siapapun yang hendak bertobat
Ramadlan adalah pintu
menuju rumah sejati takwa
bagi siapa saja yang ingin kembali
ke fitrahnya
Ramadlan adalah cahaya
setelah sebelas bulan
gelap mengungkung kita
Ramadlan adalah anugerah
maka
marilah kita mensyukurinya
limpahan kasih Allah pada tiap
hamba-Nya
Ramadlan adalah rahmah
kelembutan karunia Allah
bagi hamba yang ingin kembali
pada-Nya
Ramadlan adalah ampunan
atas tiap dosa dan noda
bagi siapapun yang hendak bertobat
Ramadlan adalah pintu
menuju rumah sejati takwa
bagi siapa saja yang ingin kembali
ke fitrahnya
Ramadlan adalah cahaya
setelah sebelas bulan
gelap mengungkung kita
Ramadlan adalah anugerah
maka
marilah kita mensyukurinya
Sabtu, 06 Agustus 2011
Rindu dan Cinta
kadang serasa
tak lagi menginjak tanah
tak lagi berpayung langit
melayang di antara awan
rindu memustahilkan setiap
ketidak mungkinan
cinta mematahkan setiap
aturan nalar dan pikiran
kadang menghangatkan
bahkan membakar segenap badan
namun
seringkali pula mendinginkan
sekaligus membekukan setiap pori
sekujur badan
kadang mengalirkan sepoi
kesejukan dan kedamaian
sekaligus juga
tak jarang menghadirkan badai
gelombang dan topan yang
mengobrak-abrik segala ketenangan
ada saat cinta dan rindu berpadu tangan
membangkitkan kemampuan dan kekuatan
luar biasa besar
ada waktu ketika cinta dan rindu berkejaran
berlomba dalam gulungan badai tak tertahankan
menghancurkan setiap bangunan jiwa
menerjang tanpa ada yang mampu menahannya
kenikmatan tak terpikirkan
sekaligus
kepedihan tak terperikan
kebahagiaan tanpa akhir
sekaligus
kesedihan tanpa ujung
pengorbanan penuh kerelaan
sekaligus
anugerah tak terkatakan
tak lagi menginjak tanah
tak lagi berpayung langit
melayang di antara awan
rindu memustahilkan setiap
ketidak mungkinan
cinta mematahkan setiap
aturan nalar dan pikiran
kadang menghangatkan
bahkan membakar segenap badan
namun
seringkali pula mendinginkan
sekaligus membekukan setiap pori
sekujur badan
kadang mengalirkan sepoi
kesejukan dan kedamaian
sekaligus juga
tak jarang menghadirkan badai
gelombang dan topan yang
mengobrak-abrik segala ketenangan
ada saat cinta dan rindu berpadu tangan
membangkitkan kemampuan dan kekuatan
luar biasa besar
ada waktu ketika cinta dan rindu berkejaran
berlomba dalam gulungan badai tak tertahankan
menghancurkan setiap bangunan jiwa
menerjang tanpa ada yang mampu menahannya
kenikmatan tak terpikirkan
sekaligus
kepedihan tak terperikan
kebahagiaan tanpa akhir
sekaligus
kesedihan tanpa ujung
pengorbanan penuh kerelaan
sekaligus
anugerah tak terkatakan
Jumat, 05 Agustus 2011
taubah
menangis tidaklah cukup sayang
perlu langkah nyata
tuk pastikan langkah
berurai air mata tidaklah cukup sayang
perlu tindakan pasti
tuk mulai berubah
taubat bukanlah sekedar
pengakuan hati
namun lebih pada
perubahan tindakan diri
menyesal bukanlah sekedar
tangisan diri
namun lebih pada
langkah nyata melakukan
perbaikan perilaku diri
tangis penyesalan
tiada guna
jika hanya berakhir
setelah kering air mata
keinginan taubah
tak akan pernah bermakna
jika hanya berkutat pada kata
taubat adalah tindakan nyata
merubah arah langkah
perjalanan jiwa
penyesalan adalah dorongan jiwa
untuk mulai mengubah arah
perjalanan sukma
menuju cahaya
menuju cinta
menuju lapang dada
perlu langkah nyata
tuk pastikan langkah
berurai air mata tidaklah cukup sayang
perlu tindakan pasti
tuk mulai berubah
taubat bukanlah sekedar
pengakuan hati
namun lebih pada
perubahan tindakan diri
menyesal bukanlah sekedar
tangisan diri
namun lebih pada
langkah nyata melakukan
perbaikan perilaku diri
tangis penyesalan
tiada guna
jika hanya berakhir
setelah kering air mata
keinginan taubah
tak akan pernah bermakna
jika hanya berkutat pada kata
taubat adalah tindakan nyata
merubah arah langkah
perjalanan jiwa
penyesalan adalah dorongan jiwa
untuk mulai mengubah arah
perjalanan sukma
menuju cahaya
menuju cinta
menuju lapang dada
siapkan hati menuju pada-Mu
langkah tlah dijalankan
namun masih banyak yang tak sadari
rahmat tlah dialirkan
namun terlalu banyak yang tak mengerti
terseret dalam arus
melangkah tanpa hati
menapak terseok-seok
karna jiwa tak ikuti
jalan pada-Mu
terbentang kini
Engkau lebarkan bagi
siapa yang mau
jalan pada-Mu
tak sisakan ragu
maka hanya bagi
ia yang bulatkan tekad
sepenuh hati
mengabdi pada-Mu
namun masih banyak yang tak sadari
rahmat tlah dialirkan
namun terlalu banyak yang tak mengerti
terseret dalam arus
melangkah tanpa hati
menapak terseok-seok
karna jiwa tak ikuti
jalan pada-Mu
terbentang kini
Engkau lebarkan bagi
siapa yang mau
jalan pada-Mu
tak sisakan ragu
maka hanya bagi
ia yang bulatkan tekad
sepenuh hati
mengabdi pada-Mu
Langganan:
Postingan (Atom)