Senin, 29 Agustus 2011

smoga menjadi awal kebaikan

lantunan ayat masih terdengar
  dari masjid, musholla atau langgar
desir tasbih pengagungan
  mengalir dari tiap hembusan
berburu ridlo dari-Mu
   Sang Maha Keberkahan

aku terduduk lemah
   di pojok pengharapan
sesali setiap kejadian
aku tertunduk lesu
   di sudut keinginan
tersedu ingat setiap kegagalan

ampunkan aku
   maafkan aku
tak yakin ku seberapa sungguh
                              penyesalan
tak tahu ku seberapa penuh
                              pertaubatan
aku lemas hingga tak mampu berjalan
aku lesu hingga tak mampu lakukan sesuatu

lalu gimana kubuktikan kesungguhan penyesalan
lalu gimana kupastikan kepenuhan pertaubatan
ketika langkah belum mampu ku lakukan
ketika perubahan belum mampu mulai ku jalankan

tak tahu simpuhku
     simpuh apa
tak ngerti ku tangisku
     tangis apa
tak paham ku air mata
    air mata apa

Selasa, 23 Agustus 2011

semoga menjadi awal pengakuan

aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam kesucian jiwa
bermunajat dan mengadu pada-Mu
akan tebal dona dan dosa

aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam kejernihan hatinya
berurai air mata memohon ampun
atas kelamnya cermin hati

aku bukanlah di antara hamba-Mu
yang dalam totalitas kepasrahannya
bersujud pada-Mu dan memohon diteguhkan
dan ditundukkan wajahnya dalam hamparan
sajadah panjang

aku hanyalah satu dari sekian banyak hamba-Mu
yang benar-benar penuh lumpur dan noda
menghadap-Mu dalam segala ketakpatutan untuk
memohon pada-Mu

aku hanyalah satu dari sekian hamba-Mu
yang cermin hatinya hampir tak sisakan jernih
mengharap pantulan cahya-Mu benderang terangi
cermin jiwa

aku hanyalah satu di antara hamba-Mu
yang belum mampu menunduk pasrah dalam sujud
berharap rahmat dari-Mu untuk nikmati indah sujud
meski sekali saja

do'a harapan


ya Allah
Engkau lebih mengetahui
      betapa tebal noda dalam cermin hati
Engkau lebih mengerti
      betapa tipis ketulusan melandasi
               dalam langkah kaki
Engkau lebih memahami
      betapa lemah rontaan hati kini
              dalam telikungan nafsu diri

ya Allah
Engkaupun Maha Menyaksikan
betapa kecil asa mampu menyisakan diri
  akan jernih cermin hati
          akan tulus yang melingkupi
                akan nafsu yang dibimbing hati

ya Allah
Anta waliyyi wa raja'i

amin ya rabbal 'alamin

mencoba muhasabah


Aku bertanya pada ikhlasku
adakah engkau berada di balik semua tindakanku
aku bertanya pada tulus hatiku
adakah engkau melandasi tiap langkahku
aku bertanya pada jujurku
adakah engkau ada di tiap ucapanku

semua diam
      semua membisu
tak ada jawaban
     tak ada anggukan
           tak ada gelengan

telah membekukah hati
hingga ikhlas
                tulus dan
                             jujur
tak mampu menanggapi?

telah membatukah jiwa
hingga ikhlas
                tulus dan
                            jujur
tak lagi bergerak ke sana kemari
           melandasi
                     mengisi
                            memenuhi

aku kembali mempertanyakan makna
                   kehadiran jiwa dalam raga
aku kembali mempertanyakan arti
                  adanya hati dalam diri

Minggu, 21 Agustus 2011

peringatan untukmu detak yang dalam diriku

bukan hanya tak ada keberhasilan
bahkan mungkin kerugian yang
    tak terkatakan
akhir perjalanan sudah ada di hadapan
tanpa sesuatu yang didapatkan

hati masih saja sekeras batu
rasa tetap membeku melebihi salju
tubuh malah makin berlumur debu

kemarahan belum dapat dibelenggu
iri dengki masih saja menggebu
dendam tak jua tertunduk lesu

masih saja belum kuperoleh hadiah
    bagi jiwa
agar kerontang berganti kesejukan
biar kering menjadi kesuburan

kasihan engkau jiwa
tak jua kau temui kenyamanan dan kedamaian
tak jua kau mampu lepas dari belenggu kesumat nafsu

bisakah engkau berkata pada dirimu sendiri
bahwa kau telah berjuang dengan segala mampu
dapatkan engkau memandang lekat mata sukmamu
yang merintih pilu menahan kesewenangan egomu

lalu bagaimana pertanggung jawabanmu
pada wajah yang tetap kau angkat dalam angkuhmu
pada tangan yang kau gunakan untuk menggerakkan sombongmu
pada dada yang kau busungkan untuk menunjukkan banggamu
pada kaki yang kau langkahkan menuju pemuasan kesumatmu
pada mata yang kau paksa melihat segala kesewenanganmu
pada telinga yang kau tulikan dari suara tindasanmu
pada mulut yang kau tarik dalam senyum saat menyaksikan
    derita saudaramu
pada hati yang kau hilangkan segala lembutnya
pada rasa yang kau bekukan seluruh sejuknya
pada iman yang kau keringkan seluruh dahan rantingnya

wajah ingin menunduk
  kau paksa untuk mendongak
tubuh ingin membungkuk
  kau paksa untuk tegak
lutut ingin menekuk
  kau paksa untuk tak bergerak

ah...entahlah...
semoga masih ada waktu
  untuk sekedar membasuh wajahku

Senin, 15 Agustus 2011

tentang perut, dada, dan kepala

betapa keangkuhan mampu menghitamkan segala putih
sungguh nafsu akan kemuliaan mampu menghalalkan segala haram
betapa kemunafikan tak pernah ragu berganti wajah dan topeng
sungguh keinginan perut semakin meliar dan tak peduli aturan
kebanggaan diri
   kemuliaan diri
       keangkuhan dan kesombongan diri
merasa terbaik di antara semua
   merasa paling benar di antara semua
      merasa paling berarti di antara semua

sungguh keinginan perut harus dikendalikan
tak boleh liar seperti anak menginginkan jajan
bukahkah perut di bawah jantung?
lalu kenapa ketika 'nglunjak' tak kau 'pentung'?

sungguh kesombongan telah membutakan mata
akan keagungan makna setiap yang tercipta
pemujaan nalar tanpa meminta pertimbangan rasa
    kecerdasan pikir bergerak menjadi berhala
       pemutus paling hebat untuk setiap peristiwa
meski benar kepala berada di atas dada
namun kepala harus ditundukkan senantiasa
agar mencapai nilai yang jauh lebih berharga

Minggu, 14 Agustus 2011

Harapan di tengah Perjalanan


Sudah sepertiga ramadlan berjalan
Namun belum juga ku rasakan
    segala nikmat yang dijanjikan

Rahmah barakah pada malam-malam awal
Berlalu tanpa torehkan kesejukan
Terlalu banyak bara yang masih berkobar
     menyala, membakar seluruh kesadaran

Tebaran rahmah yang harusnya
  telah menebar
      memancar dari dalam diri tiap orang beriman
Hingga kini belum dapat terwujudkan

Tiap kata masih keluar dengan penuh
Tekanan
  meluncur deras dalam kemarahan
Tiap tindakan yang mestinya penuh kedamaian
  malah hanya menawarkan
      pertengkaran dan kesombongan

Beragam bara tak sisakan ruang
Bagi sejuk
          nyaman
              dan kedamaian

Benar-benar segala haus dan lapar
Masih menjadi perilaku badan
Menahan diri dari minum dan makan
Masih sebatas pekerjaan penghilang kewajiban

Nilai keagungan yang mestinya
Meresap,
      menebar,
           menggerakkan
Yang ada di belakang badan
Masih terhalang oleh jelaga hitam
     noda dan kesalahan

Apa yang ku kira sebagai air suci keikhlasan
Ternyata tak lebih dari comberan kesombongan
Apa yang ku anggap sebagai siraman sejuk ketundukan
Ternyata tak lebih dari guyuran panas keangkuhan

Oh.......
   tak mudah dan tak akan pernah menjadi mudah


Oh.....
   dalam tangis yang kadang sesenggukan
Masih tersimpan rapat satu harapan
Semoga aku masih diberi kesempatan
Menikmati segala kenikmatan dan limpahan
   kesejukan
           meski di akhir perjalanan.
Amin.

Sabtu, 13 Agustus 2011

DO'A

ya Allah...
       mohon perkenan-Mu
             untuk senantiasa
                 menundukkan wajah
            di atas sajadah....

ya Allah....
       mohon perkenan
            untuk selalu
                menempatkan hati
          lebih tinggi dari dahi

ya Allah...
       semoga hati
             menjadi cermin
                  yang memantulkan
           segala agung-Mu

Untukmu Indonesiaku


Belum lagi seratus tahun usiamu
telah jauh menyimpang arah langkahmu
     kesejahteraan yang dulu digagas para pendirimu
     keadilan yang dulu diangankan para pembelamu
     kemandirian yang dulu diimpikan para pahlawanmu
semua belum menemukan titik temu
dulu...
para moyang rela menanggalkan segala kenikmatan
      mengabaikan segala kenyamanan
           menanggalkan segala jabatan
demi keyakinan dan perjuangan
kini....
keyakinan mudah dijual
    kebebasan gampang digadaikan
         perjuangan boleh dibelokkan
asal kenikmatan tak meninggalkan badan
     kenyamanan masih dapat dirasakan
        jabatan dan kekuasaan tetap bisa dipertahankan
kini......
terlalu sering kekuasaan dianggap
      bukan sebagai amanat yang mesti dijawab
            dengan mensejahterakan rakyat
kekuasaan tak lagi dianggap sebagai kepercayaan
       yang harus diemban dengan sepenuh keikhlasan
kekuasaan tak lagi diyakini sebagai perjuangan
      demi menebar sebanyak mungkin kemanfaatan
kini...
kekuasaan sering dipandang sebagai jalan
      demi meraih kesejahteraan individual
kekuasaan sering dianggap sebagai anugerah
      untuk berbagi kenikmatan di antara keluarga dan teman

usiamu belum lagi seratus
namun garis juangmu seakan hampir putus
cinta rakyatmu pun mulai terberangus
mereka yang mencoba mempertahankan segala
            nilaimu agar tak pupus
terlalu sering menangis tertahan terputus-putus

mereka yang kami percayai
     terlalu banyak yang khianati
segala janji
         tak pernah dipenuhi
lalu bagaimana wahai Ibu Pertiwi
agar cinta untuk negeri
       tetap bertahan di dalam hati?

Belum genap seratus tahun usiamu
mengapa seperti sudah mau habis waktumu?

Jumat, 12 Agustus 2011

Bara di tengah puasa

masih terlalu banyak bara
     menyala di hatiku
bara iri
   bara dengki
       bara dendam
           bara kemarahan

masih terlalu banyak bara
     menyala dalam diriku
dalam keberlimpahan pekat noda
       dan kesalahan 

masih terlalu banyak bara
     menyala di hatiku
bergulung membakar segala
     kesejukan dalam diriku 

masih terlalu banyak bara
    menyala dihatiku
di hari-hari mestinya ku kumpulkan
      segala kesejukan dan kedamaian
                   dalam jiwaku 

masih terlalu banyak bara
     berkobar liar di dadaku
mampukah tahun ini ku padamkan
              bara liarku
dapatkah tahun ini hanya tersisa
                   kesejukan di hatiku
bisakah tahun ini bukan jelaga hitam
                        yang menghuni jiwaku

merindu sajadah

ketika hati merindu hamparan sajadah
akan wangi yang hanya bisa tercium
   oleh ikhlas jiwa

mentulus sukma
  mensucikan jiwa
bertunduk diri
  berpasrah hati
tundukkan nalar
  kuasai hasrat keinginan
di kuasa hati
   memancar cahaya ilahi

ketika jiwa merindu tasbih
akan gemericik detak menghitung Esa
Allah
   Allah
     Allah
Ahad
   Ahad
      Ahad

memenuh relung penuh asma
  tak ada sisa bagi lainNya
membuncah gelora
   dalam aliran agungNya
segala sirna tanpa daya

dalam sujud
   memancar terang cahaya
dalam dzikir
   menebar harum aroma
hanya damai yang mampu
      dipantulnya
hanya sejuk yang bisa
      dibaginya

Kamis, 11 Agustus 2011

Perjalanan Ramadlan (hati-hati jebakan riya')

hamparan rahmah t'lah
   Engkau lebarkan
segala berkah t'lah
   Engkau curahkan
tinggal ambil dan nikmati

kadang terlalu sombong manusia
    terlalu angkuh untuk menerima
hingga tak mampu ia melihat
  betapa rahmah ada di sekitarnya
hingga tak mampu ia merasakan
  betapa berkah t'lah melingkupinya

ibadah dadakan ramadlannya
  dianggap tlah membawanya pada puncak
     pengabdian
amalan yang dilakukan
  malah menyeret pada jurang riya' pamer  
surga seakan telah dipesannya
   kesucian seakan telah didapatnya

tak sadar ia bahwa angkuhnya
  tlah tutup mata sukma
    tuk lihat tebaran rahmat di sekitarnya
tak mau tahu ia bahwa riya' pamernya
  tlah menjauhkan dirinya
    dari limpahan berkah segala amalnya


Rabu, 10 Agustus 2011

tanyaku pada kalian

bagaimana bisa mendapat kasih Allah
sementara kita tidak mau berbagi kasih
   dengan sekitar kita

bagaimana limpahan rahmat turun
sementara tak pernah ingin kita
   menebar rahmah dengan sesama

bagaimana merasa berada dalam lindungan
   Sang Maha Segala
sementara kita tak pernah benar-benar
   memikirkan keselamatan dan kenyamanan
      sesama kita

bagaimana kita merasa telah selamat dari
  jilatan api neraka
sementara tindakan-tindakan kita
  membawa neraka bagi orang-orang
     sekitar kita

bagaimana kita menganggap diri kita
   penuh kasih
sementara orang-orang tak pernah
   tenteram dengan kehadiran kita

bagaimana kita merasa yakin
   sebagai calon para penghuni surga
sementara begitu banyak orang
   kita tetapkan sebagai penghuni neraka

tidakkah orang yang penuh kasih
hanya akan memancarkan kasih
  dari tiap tindakannya

bukankah orang yang penuh rahmah
hanya menebarkan rahmah melalui
  setiap tindak tanduk dan perilakunya

bukankah mereka yang akan selamat
  dari jilatan neraka
senantiasa menyelamatkan orang dari
   kobaran neraka dalam dirinya

bukankah calon penghuni surga
hanya bisa mendatangkan kedamaian
  bagi siapapun yang ada di sekitarnya

Minggu, 07 Agustus 2011

Ramadlan

Ramadlan adalah cinta
limpahan kasih Allah pada tiap
   hamba-Nya

Ramadlan adalah rahmah
kelembutan karunia Allah
bagi hamba yang ingin kembali
   pada-Nya

Ramadlan adalah ampunan
atas tiap dosa dan noda
bagi siapapun yang hendak bertobat

Ramadlan adalah pintu
menuju rumah sejati takwa
bagi siapa saja yang ingin kembali
    ke fitrahnya

Ramadlan adalah cahaya
setelah sebelas bulan
gelap mengungkung kita

Ramadlan adalah anugerah
maka
marilah kita mensyukurinya

Sabtu, 06 Agustus 2011

Rindu dan Cinta

kadang serasa
   tak lagi menginjak tanah
   tak lagi berpayung langit
   melayang di antara awan

rindu memustahilkan setiap
   ketidak mungkinan
cinta mematahkan setiap
   aturan nalar dan pikiran

kadang menghangatkan
   bahkan membakar segenap badan
namun
seringkali pula mendinginkan
   sekaligus membekukan setiap pori
      sekujur badan

kadang mengalirkan sepoi
   kesejukan dan kedamaian
sekaligus juga
tak jarang menghadirkan badai
   gelombang dan topan yang
     mengobrak-abrik segala ketenangan

ada saat cinta dan rindu berpadu tangan
membangkitkan kemampuan dan kekuatan
   luar biasa besar
ada waktu ketika cinta dan rindu berkejaran
berlomba dalam gulungan badai tak tertahankan
  menghancurkan setiap bangunan jiwa
menerjang tanpa ada yang mampu menahannya

kenikmatan tak terpikirkan
sekaligus
kepedihan tak terperikan
kebahagiaan tanpa akhir
sekaligus
kesedihan tanpa ujung
pengorbanan penuh kerelaan
sekaligus
anugerah tak terkatakan

Jumat, 05 Agustus 2011

taubah

menangis tidaklah cukup sayang
perlu langkah nyata
  tuk pastikan langkah

berurai air mata tidaklah cukup sayang
perlu tindakan pasti
  tuk mulai berubah

taubat bukanlah sekedar
   pengakuan hati
namun lebih pada
   perubahan tindakan diri

menyesal bukanlah sekedar
   tangisan diri
namun lebih pada
   langkah nyata melakukan
     perbaikan perilaku diri

tangis penyesalan
   tiada guna
jika hanya berakhir
   setelah kering air mata
keinginan taubah
   tak akan pernah bermakna
jika hanya berkutat pada kata

taubat adalah tindakan nyata
  merubah arah langkah
     perjalanan jiwa
penyesalan adalah dorongan jiwa
   untuk mulai mengubah arah
      perjalanan sukma
menuju cahaya
    menuju cinta
       menuju lapang dada

siapkan hati menuju pada-Mu

langkah tlah dijalankan
namun masih banyak yang tak sadari

rahmat tlah dialirkan
namun terlalu banyak yang tak mengerti

terseret dalam arus
 melangkah tanpa hati
  menapak terseok-seok
    karna jiwa tak ikuti

jalan pada-Mu
terbentang kini
Engkau lebarkan bagi
   siapa yang mau
jalan pada-Mu
   tak sisakan ragu
  maka hanya bagi
    ia yang bulatkan tekad
sepenuh hati
     mengabdi pada-Mu