bukan hanya satu
tapi semua mengingatkanku
akan keangkuhan yang tak semestinya
kesombongan yang tak pada tempatnya
bukan hanya teman dan sahabat
bahkan ragaku mengingatkanku
akan rapuh pada diri
tanpa daya jika tanpa kuasa-Nya
bukan hanya satu
namun datang bersama-sama
untuk sakit yang selama ini ku anggap sirna
tak lagi sentuh raga pembungkus jiwa
bersama mengunjungiku
demi sadar atas segala lemahku
agar kembali ingat semua aibku
lemah
tanpa daya
terkulai
tanpa tenaga
merintih tertahan
mengerang sendirian
semoga sehat segera datang
tanpa perlu bawa Fir'aun keangkuhan
Rabu, 28 September 2011
Selasa, 27 September 2011
kadang benar-benar letih
kadang memang sangat lelah
bahkan terpikir juga untuk berhenti saja
terlalu letih untuk terus melangkah
butuh istirahat untuk pulihkan tenaga
sambut esok
melangkah lagi
berjalan menuju mimpi
sambut wujud di akhir hati
kadang seperti hampir patah
tergoda untuk diam dan menyerah
saat badan seakan tak ada darah
saat jiwa seperti hilang gairah
terlalu letih untuk dipaksa melangkah
perlu sebentar luruskan badan
tata kembali bangunan impian
sambut pagi yang akan menjelang
alirkan darah ke semua arah
biarkan mengalir bersama sengatan sang merah
kejar angan
wujudkan impian
sebelum hari mengakhiri kehidupan
bahkan terpikir juga untuk berhenti saja
terlalu letih untuk terus melangkah
butuh istirahat untuk pulihkan tenaga
sambut esok
melangkah lagi
berjalan menuju mimpi
sambut wujud di akhir hati
kadang seperti hampir patah
tergoda untuk diam dan menyerah
saat badan seakan tak ada darah
saat jiwa seperti hilang gairah
terlalu letih untuk dipaksa melangkah
perlu sebentar luruskan badan
tata kembali bangunan impian
sambut pagi yang akan menjelang
alirkan darah ke semua arah
biarkan mengalir bersama sengatan sang merah
kejar angan
wujudkan impian
sebelum hari mengakhiri kehidupan
Minggu, 25 September 2011
letihku
lelah
letih
lesu
raga
maupun
jiwa
meski istirahat
adalah niscaya
lebih mudah
untuk mengucapnya
daripada ketika
mencoba melakukannya
letih
lesu
raga
maupun
jiwa
meski istirahat
adalah niscaya
lebih mudah
untuk mengucapnya
daripada ketika
mencoba melakukannya
Minggu, 18 September 2011
rindu keutuhan
terlalu lama tak ku nikmati landscape keindahan
hingga jiwa jadi begini kerontang
terlalu lama ku abaikan
segar air pegunungan
gemericik air aliran
sejuk desir menyegarkan
terlalu lama tak ku rasakan
bugar meresap bersama tetesan hujan
dingin mengguyur pori hingga menembus dinding hati
terlalu lama ku biarkan
jiwa meranggas dalam kerontang
batin kering tanpa kesegaran
hati tandus tanpa siraman
terlalu lama tak mampu dinikmati
teduh hijau dedaunan
kelokan sungai mengagumkan
kicau burung merdu mendayukan
hening dalam kedamaian
ya, terlalu lama memang....
hingga jiwa jadi begini kerontang
terlalu lama ku abaikan
segar air pegunungan
gemericik air aliran
sejuk desir menyegarkan
terlalu lama tak ku rasakan
bugar meresap bersama tetesan hujan
dingin mengguyur pori hingga menembus dinding hati
terlalu lama ku biarkan
jiwa meranggas dalam kerontang
batin kering tanpa kesegaran
hati tandus tanpa siraman
terlalu lama tak mampu dinikmati
teduh hijau dedaunan
kelokan sungai mengagumkan
kicau burung merdu mendayukan
hening dalam kedamaian
ya, terlalu lama memang....
akal
masih saja akal mengendalikan
tiap langkah ia yang memutuskan
yang dapat diterima dijalankan
yang sudah dicerna diabaikan
bahkan hal-hal yang menjadi makanan jiwa
akal pula yang memutuskan
padahal tak selamanya
akal cukup bijaksana tuk memutuskan
apa yang baik apa yang bukan
apa yang benar apa yang bukan
mencari ketenangan
jalan mendapatkan kedamaian
menata hati dan perasaan
sebenarnya bukan milik akal
tuk menentukan
sebenarnya milik hati untuk memastikan
namun masih saja
akal campur tangan
merasa tahu apa yang perlu dilakukan
merasa paling berhak atas seluruh pertimbangan
mestinya akal tahu diri
tapi betapa sulit membuatnya mengerti
tiap langkah ia yang memutuskan
yang dapat diterima dijalankan
yang sudah dicerna diabaikan
bahkan hal-hal yang menjadi makanan jiwa
akal pula yang memutuskan
padahal tak selamanya
akal cukup bijaksana tuk memutuskan
apa yang baik apa yang bukan
apa yang benar apa yang bukan
mencari ketenangan
jalan mendapatkan kedamaian
menata hati dan perasaan
sebenarnya bukan milik akal
tuk menentukan
sebenarnya milik hati untuk memastikan
namun masih saja
akal campur tangan
merasa tahu apa yang perlu dilakukan
merasa paling berhak atas seluruh pertimbangan
mestinya akal tahu diri
tapi betapa sulit membuatnya mengerti
Sabtu, 17 September 2011
antara keinginan dan kenyataan; semoga segera dapat dipertemukan
ku ingin benar-benar berserah pada-Mu
tapi masih saja ku hitung pamrihku
ku ingin menunduk penuh pada-Mu
namun tetap saja ku mendongak pada mimpi-mimpiku
ku ingin luruh di hadap-Mu
tapi masih saja angkuh akan diri
ku ingin bersandar hanya pada-Mu
namun masih saja takut kehilangan sesuatu
ku ingin menghamba hanya pada-Mu
tapi masih saja khawatir ditinggalkan sesuatu
ku ingin sirna seluruh inginku
serahkan pada-Mu apa yang terbaik untukku
hanya menghamba
cuma meng-abdi
tunduk luruh
sepenuh seluruh
tapi masih saja ku hitung pamrihku
ku ingin menunduk penuh pada-Mu
namun tetap saja ku mendongak pada mimpi-mimpiku
ku ingin luruh di hadap-Mu
tapi masih saja angkuh akan diri
ku ingin bersandar hanya pada-Mu
namun masih saja takut kehilangan sesuatu
ku ingin menghamba hanya pada-Mu
tapi masih saja khawatir ditinggalkan sesuatu
ku ingin sirna seluruh inginku
serahkan pada-Mu apa yang terbaik untukku
hanya menghamba
cuma meng-abdi
tunduk luruh
sepenuh seluruh
burung penyampai pesan
menatap belibis terbang ke awan
menembus desir yang hampir tak tertahankan
bulu putih bersih dalam balutan
membelai jiwa-jiwa dalam kerinduan
mencengkeram do'a untuk disampaikan
di atas awan menunggu sang belahan
merajut mimpi menenun harapan
agar disampaikan pada nafas yang tertahan
diselip di antara paruh keemasan
menukik turun demi menyampaian
rajutan mimpi tenunan harapan
gunakan sebagai selimut bagi jiwa kedinginan
terangi batin untuk tetap berjalan
demi mimpi yang telah disampaikan
belibis putih hanyalah penyampai pesan
agar jiwa tetap saling bertautan
menembus langit sekedar kisahkan
segala kejadian sebelum dipertemukan
menukik tajam dengan kisah indah kebahagiaan
menunggu singgasana di atas awan
namun sabar mesti dijalankan
demi paripurna peran dititahkan
menembus desir yang hampir tak tertahankan
bulu putih bersih dalam balutan
membelai jiwa-jiwa dalam kerinduan
mencengkeram do'a untuk disampaikan
di atas awan menunggu sang belahan
merajut mimpi menenun harapan
agar disampaikan pada nafas yang tertahan
diselip di antara paruh keemasan
menukik turun demi menyampaian
rajutan mimpi tenunan harapan
gunakan sebagai selimut bagi jiwa kedinginan
terangi batin untuk tetap berjalan
demi mimpi yang telah disampaikan
belibis putih hanyalah penyampai pesan
agar jiwa tetap saling bertautan
menembus langit sekedar kisahkan
segala kejadian sebelum dipertemukan
menukik tajam dengan kisah indah kebahagiaan
menunggu singgasana di atas awan
namun sabar mesti dijalankan
demi paripurna peran dititahkan
rindu dan harapan
merayu pada desir
tuk sampaikan desir jiwa pada jiwa di sana
merajuk pada hening malam
tuk teruskan lembut suara pada telinga di sana
mengharap pada bintang
pancarkan terang untuk relung kelam
tundukkan wajah
sepenuh seluruh
pada Pemilik Segala Kuasa
agar berkenan wujudkan semua
tuk sampaikan desir jiwa pada jiwa di sana
merajuk pada hening malam
tuk teruskan lembut suara pada telinga di sana
mengharap pada bintang
pancarkan terang untuk relung kelam
tundukkan wajah
sepenuh seluruh
pada Pemilik Segala Kuasa
agar berkenan wujudkan semua
Senin, 12 September 2011
dalam rindu
hingga suatu ketika
tak lagi mampu
menata huruf
menyusun kata
menggores pena
hingga sampai suatu masa
tak lagi mampu
menuliskan kata
tak lagi mampu
menata huruf
menyusun kata
menggores pena
hingga sampai suatu masa
tak lagi mampu
menuliskan kata
Sabtu, 10 September 2011
rindu cahaya
Ya Allah...
mohon terbitkan cahaya di hati
pancarkan cahaya di wajah
di telinga
di mata
di lisan
terangi depan
belakang
kanan dan
kiri
anugerahkan terang untuk tiap urusan
nyalakan pelita di sepanjang perjalanan
anugerahkan untukku cahaya-Mu
mohon terbitkan cahaya di hati
pancarkan cahaya di wajah
di telinga
di mata
di lisan
terangi depan
belakang
kanan dan
kiri
anugerahkan terang untuk tiap urusan
nyalakan pelita di sepanjang perjalanan
anugerahkan untukku cahaya-Mu
Jumat, 09 September 2011
istighfar
aku hanyalah hamba yang terlalu asyik melakukan dosa
meski naluriku sangat ingin bertaubat kepada-Mu
aku hanyalah hamba yang penuh luka jiwa
memerah berdarah akibat goresan dosa
aku hanyalah hamba yang terlena dalam jerat kemaksiatan
tertatih mencoba keluar menuju cahaya
aku hanyalah hamba yang sakit dalam jiwa
berlumur lumpur kubangan kotor nafsu dunia
aku hanyalah hamba yang buta dalam kelam gulita
mencari setitik berkas cahaya
aku hanyalah hamba yang terlalu banyak lupa
salah pilih atas apa yang jadi prioritasnya
aku hanyalah hamba yang terkungkung dalam raga nafsu
meski nurani berontak setiap waktu
aku hanyalah hamba yang penuh dengan noda
mencoba keluar dari keruh air menuju telaga
aku hanyalah hamba yang terlalu sering melakukan dosa
meski nurani begitu ingin untuk bertobat saja
aku hanyalah hamba yang tak layak meminta
kepada-Mu Sang Maha Cahaya
aku hanyalah hamba yang merindu jiwa
bersih suci bening laksana kaca
dan pada-Mu ku coba sandarkan semua
meski naluriku sangat ingin bertaubat kepada-Mu
aku hanyalah hamba yang penuh luka jiwa
memerah berdarah akibat goresan dosa
aku hanyalah hamba yang terlena dalam jerat kemaksiatan
tertatih mencoba keluar menuju cahaya
aku hanyalah hamba yang sakit dalam jiwa
berlumur lumpur kubangan kotor nafsu dunia
aku hanyalah hamba yang buta dalam kelam gulita
mencari setitik berkas cahaya
aku hanyalah hamba yang terlalu banyak lupa
salah pilih atas apa yang jadi prioritasnya
aku hanyalah hamba yang terkungkung dalam raga nafsu
meski nurani berontak setiap waktu
aku hanyalah hamba yang penuh dengan noda
mencoba keluar dari keruh air menuju telaga
aku hanyalah hamba yang terlalu sering melakukan dosa
meski nurani begitu ingin untuk bertobat saja
aku hanyalah hamba yang tak layak meminta
kepada-Mu Sang Maha Cahaya
aku hanyalah hamba yang merindu jiwa
bersih suci bening laksana kaca
dan pada-Mu ku coba sandarkan semua
Kamis, 08 September 2011
catatan pagi
tak juga mampu ku tundukkan ego
tak juga mampu ku kendalikan nafsu
tak juga dapat ku kenali diri
masih saja ku agungkan angkuh diri
merasa jauh lebih baik setiap hari
merasa telah berbuat banyak bagi aktualisasi
merasa suci mesti tahu hanya ilusi
masih saja ku takluk pada ego nafsu
merasa surga semakin mendekat saja
merasa cahaya tlah memancar dari raga
merasa telah masuki relung-relung cahaya
padahal lidah terlalu kelu mengucap dzikir pada-Nya
kapan lagi....
suatu saat nanti.....
semoga........
akhirnya.........
tak juga mampu ku kendalikan nafsu
tak juga dapat ku kenali diri
masih saja ku agungkan angkuh diri
merasa jauh lebih baik setiap hari
merasa telah berbuat banyak bagi aktualisasi
merasa suci mesti tahu hanya ilusi
masih saja ku takluk pada ego nafsu
merasa surga semakin mendekat saja
merasa cahaya tlah memancar dari raga
merasa telah masuki relung-relung cahaya
padahal lidah terlalu kelu mengucap dzikir pada-Nya
kapan lagi....
suatu saat nanti.....
semoga........
akhirnya.........
Rabu, 07 September 2011
aku kini
di antara sombong dan angkuh
aku masih berdiri patuh
di puncak tinggi hati
aku masih asyik menari
lupa akan kerendahan hati
lupa mesti menundukkan dahi
kepala tegak mendongak
wajah keras menantang
mata tajam memandang
tak sempat kendurkan urat leher
agar kepala mampu menunduk santai
tak ingat wajah perlu dilembutkan
biar sejuk orang memandang
benarlah segala Firman-Mu
manusia mampu menjadi batu
bahkan lebih keras dari batu
ketika hati dikendalikan nafsu
aku masih berdiri patuh
di puncak tinggi hati
aku masih asyik menari
lupa akan kerendahan hati
lupa mesti menundukkan dahi
kepala tegak mendongak
wajah keras menantang
mata tajam memandang
tak sempat kendurkan urat leher
agar kepala mampu menunduk santai
tak ingat wajah perlu dilembutkan
biar sejuk orang memandang
benarlah segala Firman-Mu
manusia mampu menjadi batu
bahkan lebih keras dari batu
ketika hati dikendalikan nafsu
Selasa, 06 September 2011
jujur ku belum mampu
seribu kali kuyakinkan diri bahwa aku tak sendiri
seribu kali pula kesunyian menyelinap dalam relung hati
selaksa kata kurangkai untuk tenangkan jiwa
selaksa badai kegelisahan hempaskan seluruh kata
berjuta rayu mendayu membujuk sukma
berjuta sanggahan segera menindihnya
ku mencoba untuk menipu
tapi tak pernah mampu
keindahan yang ku pamerkan
tak berdaya hadapi kehampaan yang terhamparkan
kepasrahan yang ku tawarkan
masih saja ditolak dan disingkirkan
ah... sudahlah
biarkan saja
ah....biarlah
serahkan saja
ah...terserah
terima saja
ah...entahlah
usaha saja
seribu kali pula kesunyian menyelinap dalam relung hati
selaksa kata kurangkai untuk tenangkan jiwa
selaksa badai kegelisahan hempaskan seluruh kata
berjuta rayu mendayu membujuk sukma
berjuta sanggahan segera menindihnya
ku mencoba untuk menipu
tapi tak pernah mampu
keindahan yang ku pamerkan
tak berdaya hadapi kehampaan yang terhamparkan
kepasrahan yang ku tawarkan
masih saja ditolak dan disingkirkan
ah... sudahlah
biarkan saja
ah....biarlah
serahkan saja
ah...terserah
terima saja
ah...entahlah
usaha saja
cermin hati
dengarkan hatimu
ikuti nuranimu
patuhi gerak jiwamu
kau tahu cermin hatimu tak lagi berkilau cemerlang
kau tahu ia tak lagi mampu pantulkan cahaya dengan sempurna
terlalu banyak noda melekat di atasnya
terlalu tebal debu menutup kilapnya
terlalu lekat kerak menempel di tiap titiknya
betapa cahaya tak mampu membias sempurna
titik-titik hitam menodai pantulan sinarnya
betapa bersih sulit ditemukan di permukaannya
noda hitam dan debu bertebaran tak sisakan ruang
ikhlas susah nian lepas dari pamrih
tulus sulit benar tanpa harap balas
perbuatan berujung pada ingin atas pujian
langkah berjalan terjebak dalam keangkuhan
basuh hatimu dengan segar air wudlu
biar segar menyirap panas batinmu
ambil dari telaga-telaga jiwa
gosok permukaan cerminmu sekuat tenaga
alirkan ikhlas dalam gerakmu
gunakan tulus sebagai pembersihmu
tak perlu takut akan sakit
tak usah ragu akan perih
karna nyeri hanya berujung pada kemilau cahaya
kara pedih hanya berakhir pada suci jiwa
biar berdarah-darah
biar bernanah-nanah
gunakan istighfar tuk kuatkan dirimu
gunakan tasbih tuk pertahankan kehambaanmu
gunakan takbir tuk tundukkan egomu
ikuti nuranimu
patuhi gerak jiwamu
kau tahu cermin hatimu tak lagi berkilau cemerlang
kau tahu ia tak lagi mampu pantulkan cahaya dengan sempurna
terlalu banyak noda melekat di atasnya
terlalu tebal debu menutup kilapnya
terlalu lekat kerak menempel di tiap titiknya
betapa cahaya tak mampu membias sempurna
titik-titik hitam menodai pantulan sinarnya
betapa bersih sulit ditemukan di permukaannya
noda hitam dan debu bertebaran tak sisakan ruang
ikhlas susah nian lepas dari pamrih
tulus sulit benar tanpa harap balas
perbuatan berujung pada ingin atas pujian
langkah berjalan terjebak dalam keangkuhan
basuh hatimu dengan segar air wudlu
biar segar menyirap panas batinmu
ambil dari telaga-telaga jiwa
gosok permukaan cerminmu sekuat tenaga
alirkan ikhlas dalam gerakmu
gunakan tulus sebagai pembersihmu
tak perlu takut akan sakit
tak usah ragu akan perih
karna nyeri hanya berujung pada kemilau cahaya
kara pedih hanya berakhir pada suci jiwa
biar berdarah-darah
biar bernanah-nanah
gunakan istighfar tuk kuatkan dirimu
gunakan tasbih tuk pertahankan kehambaanmu
gunakan takbir tuk tundukkan egomu
Minggu, 04 September 2011
hai
salahkah jika ku tetap merindu dendam
pada belahan di alam penuh kedamaian
salahkah jika ku tetap harap pertemuan
pada denyut yang tlah menyatu di detak
salahkah jika ku tetap gantungkan harapan
padamu tuk temani hati di malam kelam
pada belahan di alam penuh kedamaian
salahkah jika ku tetap harap pertemuan
pada denyut yang tlah menyatu di detak
salahkah jika ku tetap gantungkan harapan
padamu tuk temani hati di malam kelam
Jumat, 02 September 2011
tentang takdir
ku coba ikhlas terima garis-Mu
meski perih masih menggurat nyeri
ku coba tulus jalani peranku
meski kadang masih setengah hati
serahkan segalanya pada-Mu
kembalikan semuanya pada-Mu
runtuhkan tiap keangkuhan di hadap-Mu
ikhlaskan setiap langkah untuk-Mu
tuluskan seluruh niat karena-Mu
semoga suatu saat
aku mampu
meski perih masih menggurat nyeri
ku coba tulus jalani peranku
meski kadang masih setengah hati
serahkan segalanya pada-Mu
kembalikan semuanya pada-Mu
runtuhkan tiap keangkuhan di hadap-Mu
ikhlaskan setiap langkah untuk-Mu
tuluskan seluruh niat karena-Mu
semoga suatu saat
aku mampu
engkau menurutku
aku mengenalmu
sebatas apa yang aku tahu
tentangmu
aku mengerti dirimu
sebatas apa yang aku pahami
tentangmu
dan engkau jauh melebihi
segala pengetahuan dan pemahamanku
tentangmu
namun,
aku mencintamu
jauh melebihi segala pengetahuan dan
pemahamanku tentang cinta
jauh lebih indah melebihi selaksa kata
yang mampu ku susun untuk memuja
aku merindumu
jauh melampaui segala pengetahuan dan
pemahamanku tentang gelora
jauh melampaui segala resah yang mampu
ku rasa
sebatas apa yang aku tahu
tentangmu
aku mengerti dirimu
sebatas apa yang aku pahami
tentangmu
dan engkau jauh melebihi
segala pengetahuan dan pemahamanku
tentangmu
namun,
aku mencintamu
jauh melebihi segala pengetahuan dan
pemahamanku tentang cinta
jauh lebih indah melebihi selaksa kata
yang mampu ku susun untuk memuja
aku merindumu
jauh melampaui segala pengetahuan dan
pemahamanku tentang gelora
jauh melampaui segala resah yang mampu
ku rasa
Kamis, 01 September 2011
rindu terlalu
terlalu merindu
lupa waktu
tak ada jemu
terlalu merindu
padamu
hanya padamu
bukan untuk ingkari Tuhanku
namun lebih sebagai wujud syukurku
lupa waktu
tak ada jemu
terlalu merindu
padamu
hanya padamu
bukan untuk ingkari Tuhanku
namun lebih sebagai wujud syukurku
Langganan:
Postingan (Atom)