dalam gelap
engkau adalah terang
dalam gulita
engkau menjadi cahaya
dalam segala semu
bagiku...
engkau yang paling nyata
Minggu, 30 Oktober 2011
Jumat, 28 Oktober 2011
Jangan Pernah Berhenti
melangkahlah
meski masih ragu
jangan pernah berhenti
sebab berhenti adalah mati
tersenyumlah
meski pahit rasa di hati
jangan pernah cemberut
karna orang tak akan peduli
lapangkan dada
biarkan udara bebas mengalirinya
jangan biarkan beban
menyempitkannya
tak akan pernah hilang
apa yang tersimpan di hati
meski raga tak lagi bersua
tak akan mungkin sirna
apa yang pernah tertanam di sukma
karna abadi adalah sifatnya
meski masih ragu
jangan pernah berhenti
sebab berhenti adalah mati
tersenyumlah
meski pahit rasa di hati
jangan pernah cemberut
karna orang tak akan peduli
lapangkan dada
biarkan udara bebas mengalirinya
jangan biarkan beban
menyempitkannya
tak akan pernah hilang
apa yang tersimpan di hati
meski raga tak lagi bersua
tak akan mungkin sirna
apa yang pernah tertanam di sukma
karna abadi adalah sifatnya
Jumat, 21 Oktober 2011
silahkan kecewa, keangkuhan
dalam angkuhku kadang aku berpikir
kebaikan apa yang pernah kulakukan
hingga begitu banyak orang membuka
hati untukku
dan silahkan kecewa keangkuhanku
tak satupun perbuatanmu
layak untuk mampu membuka hati
orang disekitarmu
tak satupun amalmu patut untuk
menarik jiwa orang-orang disekitarmu
hanya kemurahan Tuhanmulah
yang membuat hati banyak orang di sekitarmu
menjadi lembut dan menerima adamu dengan
lapang
hanya rahmat Tuhanmulah
yang membuat jiwa-jiwa merasakan
kelembutan sehingga bersikap lembut pula
padamu
mestinya menunduk kau lakukan
bukan mendongak dan menghindar
ah...
mohon ampun Tuhan segala alam
mohon perkenan untuk dikabulkan
agar ikhlas melandasi setiap jalan
biar hati syukur dalam keabadian
kebaikan apa yang pernah kulakukan
hingga begitu banyak orang membuka
hati untukku
dan silahkan kecewa keangkuhanku
tak satupun perbuatanmu
layak untuk mampu membuka hati
orang disekitarmu
tak satupun amalmu patut untuk
menarik jiwa orang-orang disekitarmu
hanya kemurahan Tuhanmulah
yang membuat hati banyak orang di sekitarmu
menjadi lembut dan menerima adamu dengan
lapang
hanya rahmat Tuhanmulah
yang membuat jiwa-jiwa merasakan
kelembutan sehingga bersikap lembut pula
padamu
mestinya menunduk kau lakukan
bukan mendongak dan menghindar
ah...
mohon ampun Tuhan segala alam
mohon perkenan untuk dikabulkan
agar ikhlas melandasi setiap jalan
biar hati syukur dalam keabadian
hadirlah, biar ku kembali bisa bercerita
aduh, kemana lagi kemampuan menyusun kata
membariskan huruf
begitu banyak yang mesti diungkap
biar tidak terlalu menggumpal di dada
terlalu banyak yang mesti jadi cerita
biar tidak mengkristal di kepala
aduh, hilang lagi kemampuan pindahkan ide
dalam kata
mungkin hadirmu akan membantuku untuk kembali
bercerita
bersamamu tentu ku kan kembali jadi pujangga
membariskan huruf
begitu banyak yang mesti diungkap
biar tidak terlalu menggumpal di dada
terlalu banyak yang mesti jadi cerita
biar tidak mengkristal di kepala
aduh, hilang lagi kemampuan pindahkan ide
dalam kata
mungkin hadirmu akan membantuku untuk kembali
bercerita
bersamamu tentu ku kan kembali jadi pujangga
kekasih
kekasih
ku rindu padamu
begitu menggebu
begitu mengharu biru
kekasih
begitu banyak ingin ku berverita
padamu
tentang segala yang tak mampu ku tahan
sendiri
seperti waktu-waktu dulu
nyanyian suka
celotehan kecewa
cerita yang cucurkan air mata
kisah yang menghasilkan tawa
kekasih
rindu ini begitu membuncah
dan aku hanya bisa menyerah pasrah
penanti hadirmu dengan resah
kekasih
oh...
ku rindu padamu
begitu menggebu
begitu mengharu biru
kekasih
begitu banyak ingin ku berverita
padamu
tentang segala yang tak mampu ku tahan
sendiri
seperti waktu-waktu dulu
nyanyian suka
celotehan kecewa
cerita yang cucurkan air mata
kisah yang menghasilkan tawa
kekasih
rindu ini begitu membuncah
dan aku hanya bisa menyerah pasrah
penanti hadirmu dengan resah
kekasih
oh...
Senin, 10 Oktober 2011
coba ikhlas
tak ingin ku meratap
menghiba, ataupun
merintis
meski hati seakan tercabik
ribuan kali
tak ingin ku berlaku semena
dengan menyalahkan siapa atau apa
hati ini masih terlalu sakit dengan
kepergianmu
jiwa ini masih terlalu lara dengan
ketiadaanmu
tak ingin ku menambah sakit dan lara
dengan melakukan hal sia
semua yang ada
tentu memiliki hikmahnya
meski kadang
jiwa seakan tak kuasa
menahannya
setiap peristiwa
pasti ada kebaikannya
meski kadang
hati harus meronta-ronta
menghiba, ataupun
merintis
meski hati seakan tercabik
ribuan kali
tak ingin ku berlaku semena
dengan menyalahkan siapa atau apa
hati ini masih terlalu sakit dengan
kepergianmu
jiwa ini masih terlalu lara dengan
ketiadaanmu
tak ingin ku menambah sakit dan lara
dengan melakukan hal sia
semua yang ada
tentu memiliki hikmahnya
meski kadang
jiwa seakan tak kuasa
menahannya
setiap peristiwa
pasti ada kebaikannya
meski kadang
hati harus meronta-ronta
Jumat, 07 Oktober 2011
inikah sebenarnya?
tak lagi ingin ku bertanya
mengapa semua mesti ku alami
tak lagi ingin ku mengerti
mengapa harus aku yang alami
hanya mencoba untuk menikmati
menjalani sepenuh hati
menerima dengan dada terbuka
melangkah tanpa kecewa
karena yakin semua
adalah yang terbaik dari-Nya
mengapa semua mesti ku alami
tak lagi ingin ku mengerti
mengapa harus aku yang alami
hanya mencoba untuk menikmati
menjalani sepenuh hati
menerima dengan dada terbuka
melangkah tanpa kecewa
karena yakin semua
adalah yang terbaik dari-Nya
Kamis, 06 Oktober 2011
ujung rindu
di mana rindu mesti kusandarkan
ketika engkau abadi di dalam badan
ke mana rindu hendak kusampaikan
saat raga telah kau lepaskan
masih jelas segala kejadian
mulai hangat pelukan
senyum mengembang
tawa riang
segala perdebataan
ungkapan kekecewaan
hingga rintih kesakitan
aliran darah
semangat hidup
ku ingin tetap bersamamu
menyatu padu
bersamamu
jika tidak bisa dalam raga
cukupkan bagiku dalam jiwa
padamu aku meminta
berlandas do'a pada Sang Kuasa
temani aku selamanya
dalam wujud apapun engkau menjelma
menyatulah dalam sukma
jika tak rela engkau berpindah raga
ketika engkau abadi di dalam badan
ke mana rindu hendak kusampaikan
saat raga telah kau lepaskan
masih jelas segala kejadian
mulai hangat pelukan
senyum mengembang
tawa riang
segala perdebataan
ungkapan kekecewaan
hingga rintih kesakitan
aliran darah
semangat hidup
ku ingin tetap bersamamu
menyatu padu
bersamamu
jika tidak bisa dalam raga
cukupkan bagiku dalam jiwa
padamu aku meminta
berlandas do'a pada Sang Kuasa
temani aku selamanya
dalam wujud apapun engkau menjelma
menyatulah dalam sukma
jika tak rela engkau berpindah raga
Selasa, 04 Oktober 2011
membaca hati
mengeja hati tak seperti mengeja puisi
dalam puisi deret huruf berbirama rapi
alur suara berirama bunyi
ubah huruf menjadi mutiara
ubah bunyi menjadi penuh makna
suara hati tak selalu punya bunyi
dalam sepi menyimpan banyak misteri
tanpa suara menyampaikan segala arti
dibariskan tanpa eja
dibentangkan tanpa rupa
dihamparkan dalam keheningan makna
membaca jiwa tak seperti membaca sastra
tak ada kata dari jejeran aksara
tak ada tinta untuk menuliskannya
tak ada lembaran untuk menuangkannya
tindak laku mengganti aksara
gerak langkah mengganti pena
penerimaan jiwa menjadi lembarannya
tak terbaca dengan mengerjap mata
tak bermakna jika tanpa mata jiwa
pada lembaran di alam nyata
dalam puisi deret huruf berbirama rapi
alur suara berirama bunyi
ubah huruf menjadi mutiara
ubah bunyi menjadi penuh makna
suara hati tak selalu punya bunyi
dalam sepi menyimpan banyak misteri
tanpa suara menyampaikan segala arti
dibariskan tanpa eja
dibentangkan tanpa rupa
dihamparkan dalam keheningan makna
membaca jiwa tak seperti membaca sastra
tak ada kata dari jejeran aksara
tak ada tinta untuk menuliskannya
tak ada lembaran untuk menuangkannya
tindak laku mengganti aksara
gerak langkah mengganti pena
penerimaan jiwa menjadi lembarannya
tak terbaca dengan mengerjap mata
tak bermakna jika tanpa mata jiwa
pada lembaran di alam nyata
Senin, 03 Oktober 2011
kala rindu ingin mengadu
akulah rindu
menderu-deru
menggebu-gedu
bergulung-gulung
tak akan reda badaiku
hingga diurai tonggak pertemuan
tak mungkin mengecil hasratku
sampai bertemu relung perjumpaan
tak akan pudar gelombangku
kecuali melandai di pantai sua
akulah rindu
semakin menggila sepanjang waktu
semakin meronta di belantara jiwa
semakin dahsyat hantamannya
akulah rindu
sepanjang waktu
menderu-deru
menggebu-gedu
bergulung-gulung
tak akan reda badaiku
hingga diurai tonggak pertemuan
tak mungkin mengecil hasratku
sampai bertemu relung perjumpaan
tak akan pudar gelombangku
kecuali melandai di pantai sua
akulah rindu
semakin menggila sepanjang waktu
semakin meronta di belantara jiwa
semakin dahsyat hantamannya
akulah rindu
sepanjang waktu
Minggu, 02 Oktober 2011
untuk sebuah nama (lagi)
Sepi menjebak diri
yakin seakan sirna pergi
aku termangu sendiri
resapi segala resah yang me nghampiri
inilah garis yang mesti ku jalani
fikir jangan sampai terbebani
akhiri semua dengan penyerahan sejati
Untuk titah
letakkan kepala di atas sajadah
yang lainnya biar sajalah
asal akhirnya tunduk berserah
yakin seakan sirna pergi
aku termangu sendiri
resapi segala resah yang me nghampiri
inilah garis yang mesti ku jalani
fikir jangan sampai terbebani
akhiri semua dengan penyerahan sejati
Untuk titah
letakkan kepala di atas sajadah
yang lainnya biar sajalah
asal akhirnya tunduk berserah
untuk sebuah nama
Supaya teguh dalam perjalanan
yakin akan mungkin wujud segala angan
ajarkan tekad tak tertahankan
ragu jangan jadi pertimbangan
impian menunggu untuk diwujudkan
fikir hanya sudut kebaikan
abaikan segala yang berbau penegasian
Untuk cinta aku bertahan
lalui segala halang rintang
yakin semoga jadi jaminan
agar langkah tak putus di jalan
yakin akan mungkin wujud segala angan
ajarkan tekad tak tertahankan
ragu jangan jadi pertimbangan
impian menunggu untuk diwujudkan
fikir hanya sudut kebaikan
abaikan segala yang berbau penegasian
Untuk cinta aku bertahan
lalui segala halang rintang
yakin semoga jadi jaminan
agar langkah tak putus di jalan
ketika kata tak lagi bermakna
sesuatu yang tak lagi mampu ku ungkapkan
getar dahsyat yang tak lagi mampu ku uraikan
gejolak yang tak lagi mampu ku wakilkan
pada huruf
pada kata
pada kalimat
tinggal rasa
makna tanpa kata
arti tanpa bunyi
rasa cinta,
menghilangkan seluruh kata
melenyapkan segenap simbol
mendangkalkan setiap makna
cukup rasakan
getaran,
aliran,
gelombang badainya
padamu,
ku serahkan
tak ada akal
tak ada pikir
tak ada nalar
hanya jiwa
hati
dan sukma
hilang sudah kata
ya Allah...
hilang sudah kata
sirna sudah kalimat
huruf tak lagi ku temukan
dalam pundi-pundi ingatan
begitu menderu
begitu menggulung
begitu menggetar
tak lagi mampu ku ucap
tak bisa lagi ku ungkap
semua larut dalam aliran rasa
gelombang yang mesti diluruskan
di ujung daratan
gelembung yang mesti diletupkan
di puncak ketuban
biar tidak menghantam serampangan
agar tidak meledak berantakan
ya Allah....
hilang sudah kata
sirna sudah kalimat
huruf tak lagi ku temukan
dalam pundi-pundi ingatan
begitu menderu
begitu menggulung
begitu menggetar
tak lagi mampu ku ucap
tak bisa lagi ku ungkap
semua larut dalam aliran rasa
gelombang yang mesti diluruskan
di ujung daratan
gelembung yang mesti diletupkan
di puncak ketuban
biar tidak menghantam serampangan
agar tidak meledak berantakan
ya Allah....
Langganan:
Postingan (Atom)