kembali harus mempertanyakan ikhlas
di hati
atas tiap ucap,
tindak, dan
laku
untuk apa?
karena apa?
demi apa?
kembali tanyakan pada diri
alasan lidah berucap
sebab kaki melangkah
akar tangan bergerak
apakah
karena ingin berbagi kebaikan dalam kebersamaan?,
sebab ingin mendapat pujian dari teman?, atau
berawal dari keinginan untuk kejar ambisi dan kekuasaan?
tanyakan kembali tingkat kejujuran
pada jiwa
untuk tiap gerak, langkah, dan tingkah
demi kebaikan bersama
untuk kepentingan teman-teman dekat, atau
karena mengejak ambisi pribadi yang tersembunyi ???
tanyakan dan terus tanyakan
apa yang mengalir menggerakkan lidah dan langkah
ikhlas ?
atau
culas !!!
Sabtu, 31 Maret 2012
berburu rindu
malam ini ku ingin berburu
mengetuk langit dengan segenap rindu
mencari ridlo dari Sang Penghulu
ku siapkan segala peralatan berburu
sajadah lusuh sebagai gendewa
dan tasbih usang sebagai anak panahnya
kuikat dengan rangkaian doa
untuk pastikan ketetapan arah sasarannya
malam ini ku ingin berburu
mohon perkenan dan ridlo-Mu
masuki belantara semesta jiwa
malam ini ku ingin berburu
mencari kijang emas bernama cinta-Mu
mencari kelinci lembut bernama rindu pada-Mu
.....
mengetuk langit dengan segenap rindu
mencari ridlo dari Sang Penghulu
ku siapkan segala peralatan berburu
sajadah lusuh sebagai gendewa
dan tasbih usang sebagai anak panahnya
kuikat dengan rangkaian doa
untuk pastikan ketetapan arah sasarannya
malam ini ku ingin berburu
mohon perkenan dan ridlo-Mu
masuki belantara semesta jiwa
malam ini ku ingin berburu
mencari kijang emas bernama cinta-Mu
mencari kelinci lembut bernama rindu pada-Mu
.....
Negeriku kembali Meradang
kembali bergelimang pemuda-pemuda penuh luka
mengawal agar urung kenaikan harga
sementara di dalam sana
di gedung yang katanya mewakili kepentingan rakyat
namun tak pernah jelas sebenarnya mewakili siapa
perdebatan tak berujung pangkal akhirnya
tetap saja tak mau mendengar suara dari luar istana
meski katanya masih ditunda
beberapa orang berusaha agar urung kenaikan harga
bahkan ada yang keluar sebagai bentuk penolakannya
namun tetap saja tak jelas untuk apa mereka melakukannya
demi rakyat atau demi simpati agar suatu saat menjadi berkuasa
Negeriku kembali meradang
menganga kembali luka pengkhianatan atas nama kepentingan
mahasiswa, pemuda bergerak demi memperjuangkan kesejahteraan
bernegara berbangsa
polisi, tentara ditugaskan untuk menghadang
Negeriku kembali meradang
tak tahu berapa lagi korban anak bangsa yang mesti dibutuhkan
kami mulai jengah dengan seluruh intrik perpolitikan
kami bosan dijadikan alasan untuk mengejar kepentingan
kami mulai tak peduli apa yang terjadi di tingkat kekuasaan
kami hanya ingin segalanya berjalan biasa
Negeriku kembali meradang
Semoga saja tak terlalu banyak memakan korban
..................
mengawal agar urung kenaikan harga
sementara di dalam sana
di gedung yang katanya mewakili kepentingan rakyat
namun tak pernah jelas sebenarnya mewakili siapa
perdebatan tak berujung pangkal akhirnya
tetap saja tak mau mendengar suara dari luar istana
meski katanya masih ditunda
beberapa orang berusaha agar urung kenaikan harga
bahkan ada yang keluar sebagai bentuk penolakannya
namun tetap saja tak jelas untuk apa mereka melakukannya
demi rakyat atau demi simpati agar suatu saat menjadi berkuasa
Negeriku kembali meradang
menganga kembali luka pengkhianatan atas nama kepentingan
mahasiswa, pemuda bergerak demi memperjuangkan kesejahteraan
bernegara berbangsa
polisi, tentara ditugaskan untuk menghadang
Negeriku kembali meradang
tak tahu berapa lagi korban anak bangsa yang mesti dibutuhkan
kami mulai jengah dengan seluruh intrik perpolitikan
kami bosan dijadikan alasan untuk mengejar kepentingan
kami mulai tak peduli apa yang terjadi di tingkat kekuasaan
kami hanya ingin segalanya berjalan biasa
Negeriku kembali meradang
Semoga saja tak terlalu banyak memakan korban
..................
Kamis, 29 Maret 2012
harapan dan kenyataan
bergelimang cahaya di atas sana
penuh dengan kemegahan jiwa
tak ada sengsara
tak ada derita
hanya bahagia
cuma gembira
menyatu bersama asalnya
melebur dalam jiwa semesta
berkubang lumpur berkalang noda
di sini aku kini masih berada
wajah-wajah kelam tanpa cahaya
kulit-kulit kusam berwarna kelam
jiwa-jiwa merana
terpenjara dalam jerat dosa
tertatih aku menuju telaga
perih sudah telapak menapak
hanya do'a yang masih menghidupka asa
......
penuh dengan kemegahan jiwa
tak ada sengsara
tak ada derita
hanya bahagia
cuma gembira
menyatu bersama asalnya
melebur dalam jiwa semesta
berkubang lumpur berkalang noda
di sini aku kini masih berada
wajah-wajah kelam tanpa cahaya
kulit-kulit kusam berwarna kelam
jiwa-jiwa merana
terpenjara dalam jerat dosa
tertatih aku menuju telaga
perih sudah telapak menapak
hanya do'a yang masih menghidupka asa
......
getar dan hampa
mendengar lantun ayat-ayat disuarakan
dari bibir-bibir mungil di surau pinggiran
indah tak terperikan
bersama bening suara penuh keikhlasan
mendengar lantun ayat-ayat keagungan
dari bibir-bibir mungil di pergantian jaman
menetes sejuk embun kehambaan
menembus relung hasrat pengabdian
menunduk angkuh nafsu kesombongan
ku coba kembali mengulang lantunan
ku ambil kitab ku buka dan ku baca
ternyata suaraku tak semerdu bibir-bibir mungil itu
ternyata getarku tak mampu menembus dinding kalbu
entahlah...
meski senyum menyelimuti malamku
getar lantunanku tak mampu menggetar sukma
entahlah....
ataukah mungkin ikhlas tak ku punya?
apakah karena ku tak mampu tunduk dengan sempurna?
dari bibir-bibir mungil di surau pinggiran
indah tak terperikan
bersama bening suara penuh keikhlasan
mendengar lantun ayat-ayat keagungan
dari bibir-bibir mungil di pergantian jaman
menetes sejuk embun kehambaan
menembus relung hasrat pengabdian
menunduk angkuh nafsu kesombongan
ku coba kembali mengulang lantunan
ku ambil kitab ku buka dan ku baca
ternyata suaraku tak semerdu bibir-bibir mungil itu
ternyata getarku tak mampu menembus dinding kalbu
entahlah...
meski senyum menyelimuti malamku
getar lantunanku tak mampu menggetar sukma
entahlah....
ataukah mungkin ikhlas tak ku punya?
apakah karena ku tak mampu tunduk dengan sempurna?
Sabtu, 24 Maret 2012
sebuah do'a
mohon perkenan
agar ikhlas mengalir dalam garis takdir-Mu
rela jalani setiap langkah dalam tetap-Mu
tak lagi bertanya
akan arti dan makna
tak lagi berkesah
akan gundah gelisah
tak lagi menuntut
pengkabulan yang tak patut
mohon perkenan
agar ikhlas mengalir di sungai takdir
dalam jernih
dalam sejuk
dalam gemericik menyejukkan
tak lagi marah
ketika jalan tak searah
tak lagi amuk
saat angan tak jadi bentuk
tak lagi kecewa
jika ingin belum menjelma
mohon perkenan
meliuk bersama alir sungai takdir-Mu
menari dalam desir angin kuasa-Mu
agar ikhlas mengalir dalam garis takdir-Mu
rela jalani setiap langkah dalam tetap-Mu
tak lagi bertanya
akan arti dan makna
tak lagi berkesah
akan gundah gelisah
tak lagi menuntut
pengkabulan yang tak patut
mohon perkenan
agar ikhlas mengalir di sungai takdir
dalam jernih
dalam sejuk
dalam gemericik menyejukkan
tak lagi marah
ketika jalan tak searah
tak lagi amuk
saat angan tak jadi bentuk
tak lagi kecewa
jika ingin belum menjelma
mohon perkenan
meliuk bersama alir sungai takdir-Mu
menari dalam desir angin kuasa-Mu
Jumat, 23 Maret 2012
jelang subuh
terpekur di atas hamparan
merenung apa yang berjalan
akan makna sebuah perjalanan
akan arti sebuah tujuan
terduduk di atas tanah
mencoba untuk berserah
di atas lembaran sajadah
membaca ayat-ayat tentang amanah
tertunduk menekuk tengkuk
mengingat amal segala bentuk
hati dan dan jiwa yang masih membusuk
dalam jerat perangai buruk
mencari makna dari desah hampa
mencari arti dari tiap gerak diri
mencari kalbu pada tiap tarikan rindu
merenung apa yang berjalan
akan makna sebuah perjalanan
akan arti sebuah tujuan
terduduk di atas tanah
mencoba untuk berserah
di atas lembaran sajadah
membaca ayat-ayat tentang amanah
tertunduk menekuk tengkuk
mengingat amal segala bentuk
hati dan dan jiwa yang masih membusuk
dalam jerat perangai buruk
mencari makna dari desah hampa
mencari arti dari tiap gerak diri
mencari kalbu pada tiap tarikan rindu
Kamis, 22 Maret 2012
limbung
hambar,
hampa
kosong
tanpa jiwa
setiap kata kehilangan makna
nyanyian jiwa tak lagi bergema
tinggal kata mengalir tanpa daya
hanya suara tanpa rasa
entah kemana
entah di mana
entah kenapa
di hamparan kesunyian tanpa batas
pada gurun kelengangan tanpa ujung
menengadah langit tersaput kabut
ah...
hampa
kosong
tanpa jiwa
setiap kata kehilangan makna
nyanyian jiwa tak lagi bergema
tinggal kata mengalir tanpa daya
hanya suara tanpa rasa
entah kemana
entah di mana
entah kenapa
di hamparan kesunyian tanpa batas
pada gurun kelengangan tanpa ujung
menengadah langit tersaput kabut
ah...
Selasa, 13 Maret 2012
harapan
hanya untuk bermanfaat
menebar guna pada sesama
cuma untuk berbagi
membagi hangat pada beku jiwa
biar berakhir pada bakti
mengabdi untuk semesta
tak ingin rusak karena puja
tak harap hancur karena pamrih
biarlah berjalan secara apa adanya
tak perlu direka dan dipaksa
inilah mesti aliran jiwa
mengusung segala guna bagi sesama
menebar guna pada sesama
cuma untuk berbagi
membagi hangat pada beku jiwa
biar berakhir pada bakti
mengabdi untuk semesta
tak ingin rusak karena puja
tak harap hancur karena pamrih
biarlah berjalan secara apa adanya
tak perlu direka dan dipaksa
inilah mesti aliran jiwa
mengusung segala guna bagi sesama
Langganan:
Postingan (Atom)