Selasa, 03 September 2013

puisi rindu untuk puisiku

aku merindumu sepanjang waktuku
       mengalir dalam alir darahku
       berhembus bersama nafasku
       bergerak bersama langkah kakiku
       merengkuh dalam tiap gerak tanganku

aku merindumu dalam seluruh waktuku
      menuju sua yang tak pernah tahu kapan jua

aku menyebutmu dalam tiap kata yang keluar dari jiwa
        bersama detak yang mendenyut di jantungku
        dalam denyut yang mengalir di nadiku

aku menyebutmu sepanjang waktu
       dalam sadar dan tidurku

aku merindumu dalam selurung ruang waktu
        melintas batas alam, melampauinya daya nalar
        merasuk jiwa abaikan keterbatasan raga

aku merindumu sepanjang sisa nafasku
        sebagai syukur atas anugerah cinta kasihmu
        dari Ia Sang Segala Tahu

aku menyebutmu bahkan dalam ruku sujudku
        bersama Asma dan salam sang Rasul penutup waktu
        aku menyebutmu dalam untaian doa harapku
        iringi puja pada Sang Pemilik Waktu
        setelah salawat pada sang kekasih Tuhanku

aku merindumu
         menunggu suamu
         menanti turun wujudmu
dalam bentuk apapun yang diperkenankan Sang Penguasa Rindu

aku merindumu belahan jiwaku
                           separuh sukmaku
                           setengah nafasku

aku melihatmu dalam tiap percik jiwa yang kau tebar di sekitarku
                         dalam hembus semilir kirimkan wangimu
                         dalam tiap desah yang tiba-tiba menyambangiku

aku merindumu
        sepenuh
        seluruh
        seutuh

Allah, Tuhan Penggenggam Segala yang tersimpan di kalbu
           mohon perkenan-Mu
           aku sungguh mohon perkenan-Mu
                  perkenankan wujud kembali dalam nyataku
                  perkenankan rindu abadi menghias relungku
                  perkenankan aku mampu ridlo atas segala tetap-Mu (amin)