Senin, 04 Oktober 2010

Ku rindu segalanya darimu


ketika senja menenggelamkan surya
ketika semburat jingga perlahan berganti hitam jelaga
ketika hening mulai gantikan ramai dunia
 
kesendirian terusik kesepian
lalu pergantian pun hanyutkanku
            dalam kerinduan
    ada gemericik air setelah wudluku terselesaikan
    ada ucap amin ketika fatihah ku rampungkan
    ada suara dendang menina bobokkan
    ada sentuh lembut saat badan ku rebahkan
    ada kecup mesra ketika mata ku pejamkan
    ada bisik lirih di telinga menggelikan
dan semua menggetarkan sekaligus
                                  me-nyeri-kan
 
adakah jawab bagi kerinduan
               selain niscaya kebersamaan
aku merindumu di tiap pergantian siang malam
         di hening kesunyian cahaya bintang
           di dingin kesejukan embun fajar
              di hangat dekapan sinar mentari sepenggalan
                di hiruk keramaian mencari kehidupan
                    di terik siang tanpa awan

rinduku padamu tetaplah jadi alasan

ku simpan nafas hingga saat yang dijanjikan

pintaku padamu

masuklah dalam jiwa perempuan manapun
   yang kau pilihkan untukku
jika menurutmu ku takkan mampu
  menghadang dan menyempurnakan
     peran yang mesti ku jalankan
atau
hadirlah dalam tiap malam-malam sunyiku
    temaniku dalam renungi hari-hariku
jika bagimu cukup aku 'tuk selesaikan tugasku

karena....
berat bagiku tanpa hadirmu
timpang aku tanpa adamu

karena....
jiwaku adalah jiwamu
bersamamu adalah takdirku