Minggu, 08 Agustus 2010

biar Engkau saja yang tahu

tegar ini adalah topeng
   tuk tutupi rapuhku
senyum ini adalah tirai
   tuk sembunyikan tangisku
kata-kata bijak ku paksa jadi selimut
   tuk bungkus culasku

tapi sampai kapan ku mampu bertahan?
    entah sampai kapan ku mampu pertahankan?

pandang kasihan orang sekitar
    membuatku jijik tuk ungkap kenyataan
kata aku mengerti yang diberikan
    memaksaku tuk terus sembunyi di balik tirai dan topeng

mereka kira aku begitu rapuh 
     hingga mesti patut mendapat kasihan
mereka anggap aku begitu goncang
     hingga tak mengerti kenyataan

aku akui kebenaran suara di telinga kiri kanan
tak ku ingkari rapuh dan goyang sendi kehidupan
tapi,
   ku berpikir tiap orang punya masing-masing jalan kehidupan
    tidak ada yang lebih berat
        pun yang lebih ringan

tak patut mereka menaruh kasihan
tak layak pula mereka mencoba memberi pengertian
hanya pada-Mu ku coba kembalikan segala
hanya pada-Mu ku ingin sandarkan semua
hanya pada-Mu ku harap tempatku bergantung satu-satunya

   biarlah dalam pandang dunia segala tegar jiwa
   biarlah dalam mata manusia senyum dan tawa
   biarlah kaca mata sesama tampak kebijakan kata

ku ingin hanya mengeluh,
                        mengadu pada-Mu
hanya pada-Mu
  Pemilik semestaku
                   raga dan jiwaku