api menyambar diriku
membakar kepala, dada, tangan dan kakiku
membakar pikiran, hati, dan jiwaku
menguapkan telaga di relung jiwaku
gersang sudah telagaku
kering sudah mata air kejernihanku
tinggal bara kemarahan berkobar di kepala dan dadaku
tinggal jelaga hitam menggisi relungku
lahar panas meloncat-loncat keluar dari mulutku
kobaran dendam memancar dari mataku
memerahkan segala yang ada di hadapku
api menyambar diriku
semoga hujan rahmat segara tercurah di atasku
semoga perkenan mengiringi harapanku
Senin, 07 April 2014
dalam rindu
kembali desir menggelitikku
dari lelap yang belum lama berlalu
hanya sunyi senyap di sekelilingku
berpaling pada sisi di mana biasa engkau menemaniku
melelehlah apa yang mesti mengalir dari mataku
aku merindumu kekasihku
aku menantimu di lelap malamku
kepalaku merindumu
wajahku merindumu
mataku merindumu
hidungku merindumu
dadaku merindumu
tanganku merindumu
kakiku merindumu
hatiku merindumu
nadiku merindumu
detakku merindumu
poriku merindumu
seluruh tubuhku merindumu
raga jiwaku merindumu
berat menindih dadaku
sesak menyempit nafasku
dalam desahku
perlahan ku sebut Asma-Nya dan namamu
bersama nafas keluar dari kerongkongku
dari lelap yang belum lama berlalu
hanya sunyi senyap di sekelilingku
berpaling pada sisi di mana biasa engkau menemaniku
melelehlah apa yang mesti mengalir dari mataku
aku merindumu kekasihku
aku menantimu di lelap malamku
kepalaku merindumu
wajahku merindumu
mataku merindumu
hidungku merindumu
dadaku merindumu
tanganku merindumu
kakiku merindumu
hatiku merindumu
nadiku merindumu
detakku merindumu
poriku merindumu
seluruh tubuhku merindumu
raga jiwaku merindumu
berat menindih dadaku
sesak menyempit nafasku
dalam desahku
perlahan ku sebut Asma-Nya dan namamu
bersama nafas keluar dari kerongkongku
Langganan:
Postingan (Atom)