Senin, 07 April 2014

marah...

api menyambar diriku
membakar kepala, dada, tangan dan kakiku
membakar pikiran, hati, dan jiwaku
menguapkan telaga di relung jiwaku

gersang sudah telagaku
kering sudah mata air kejernihanku
tinggal bara kemarahan berkobar di kepala dan dadaku
tinggal jelaga hitam menggisi relungku

lahar panas meloncat-loncat keluar dari mulutku
kobaran dendam memancar dari mataku
memerahkan segala yang ada di hadapku

api menyambar diriku
semoga hujan rahmat segara tercurah di atasku
semoga perkenan mengiringi harapanku

dalam rindu

kembali desir menggelitikku
dari lelap yang belum lama berlalu
hanya sunyi senyap di sekelilingku
berpaling pada sisi di mana biasa engkau menemaniku
melelehlah apa yang mesti mengalir dari mataku
aku merindumu kekasihku
aku menantimu di lelap malamku
kepalaku merindumu
   wajahku merindumu
      mataku merindumu
         hidungku merindumu
           dadaku merindumu
              tanganku merindumu
                 kakiku merindumu
                    hatiku merindumu
               nadiku merindumu
          detakku merindumu
     poriku merindumu
seluruh tubuhku merindumu
raga jiwaku merindumu

berat menindih dadaku
sesak menyempit nafasku
dalam desahku
perlahan ku sebut Asma-Nya dan namamu
bersama nafas keluar dari kerongkongku