Saat kebenaran disampaikan dengan kasar
akan muncul banyak pengingkaran
Ketika yang haq dibuka dengan pemaksaan
akan muncul banyak penolakan
Kebenaran mesti disampaikan dengan tegas
namun tegas bukan berarti kasar
Haqq harus diungkapkan dengan jelas
namun jelas bukan berarti pemaksaan
Ketegasan terdapat dalam konsistensi
bukan sekedar arogansi
Kejelasan terdapat dalam implikasi sehari-hari
bukan intimidasi
Kadang orang menolak kebenaran
bukan karena ia menolak kebenaran
namun cara yang digunakan untuk menyampaikan kebenaran
telah melukai rasa kemanusiaan
hingga menimbulkan ketersinggungan
yang berujung pada penolakan
Kadang orang mengingkari haqq
bukan karena ia tidak tahu bahwa itu haqq
namun hanya karena metode membuka yang haqq
telah merendahkan martabat kemanusiaan
hingga menimbulkan rasa tidak senang
yang berujung pada pengingkaran
Kebenaran adalah kebenaran
tidak bisa bercampur dengan kesalahan
haqq adalah haqq
tidak mungkin berbaur dengan batil
dan cermin hati manusia tentu mengenalnya
namun ego manusia yang bernama harkat dan martabat
adalah sebuah kemestian dari kemanusiaan
bagian dari keasasian manusia yang mesti tetap dalam kehormatannya
tidak boleh direndahkan atau dihina
atau akan terjadi pengingkaran demi mempertahankannya
kebenaran dan haqq mesti sampai ke dalam jiwa
menyentuhnya dengan cara yang bukan menghinakan martabat kemanusiaan
namun malah meninggikan martabat kemanusiaan
Kebenaran menyentuh dada seseorang bukan hanya dengan kerasnya teriakan
namun sering lebih karena luhurnya perbuatan
Haqq menjadi cahaya terang dalam jiwa seseorang bukan muncul dari ketakutan
namun sering karena rasa nyaman yang ditimbulkan
Bukankah kita diajarkan
bahwa dalam menyampaikan kebenaran
mesti menggunakan bahasa yang disesuaikan?
bahasa budaya, bahasa etika, bahasa jiwa
Rabu, 30 November 2016
Selasa, 22 November 2016
Berhati-hatilah dalam sebuah zaman....
Berhati-hatilah berada dalam suatu zaman ketika…
Fitnah merajarela
Kebenaran hanya dijadikan alat semata
Kebencian dibuat berkuasa atas cinta
Norma dan agama menjadi topeng bagi ambisi atas kuasa
Berhati-hatilah berada dalam zaman ketika…
Para cendikia bukan mencerahkan namun menyesatkan
Para pemimpin bukan menjadi pengayom malah menjadi garong
Para hakim bukan menjadi pengadil malah menjadi penjual
keadilan
Para bandit bukan dipenjarakan malah diberi penghormatan
Berhati-hatilah berada dalam zaman ketika….
Ulama tulus dihinakan dan ditinggalkan
Cendikia lurus diasingkan dan disingkirkan
Pemimpin adil digoyang untuk dijatuhkan
Berhati-hatilah berada dalam zaman ketika…
Kebatilan dibungkus sesuatu yang hak
Kebencian ditampilkan seakan bentuk kasih sayang
Pelanggaran dibuat menjadi seperti penegakan
Penyimpangan dikesankan menjadi pelurusan
Penindasan ditata menjadi pensejahteraan
Ambisi pribadi dibalut dalam pakaian kepentingan negeri
Berhati-hatilah…..
Selasa, 15 November 2016
Ada apa dengan negeriku
ada apa dengan negeriku
kebencian menyebar atas nama rasa cinta
perpecahan berhembus atas nama persatuan
kehancuran merebak atas nama penjagaan
ada apa dengan negeriku
agama sering
menjadi dalih untuk melakukan penistaan
dijadikan alasan untuk berbuat kesewenangan
dijadikan 'dasar' untuk menghancurkan kemanusiaan
dijadikan 'dalil' guna mengejar hasrat atas kekuasaan
ada apa dengan negeriku
kemarahan mengalahkan keramahan
keangkuhan menggilas ketawadluan
kebencian menyingkirkan kasih sayang
ada apa dengan negeriku
nilai-nilai keluhuran diabaikan
sementara hasrat dan ambisi dicarikan pembenaran
ada apa dengan negeriku
di mana keramahan yang dulu kita agungkan
ke mana kesantunan yang dulu kita banggakan
mengapa api dikobarkan sementara air dibuang-buang
bukan untuk memadamkan
malah agar tidak bisa untuk memadamkan
ada apa dengan negeriku
kebencian menyebar atas nama rasa cinta
perpecahan berhembus atas nama persatuan
kehancuran merebak atas nama penjagaan
ada apa dengan negeriku
agama sering
menjadi dalih untuk melakukan penistaan
dijadikan alasan untuk berbuat kesewenangan
dijadikan 'dasar' untuk menghancurkan kemanusiaan
dijadikan 'dalil' guna mengejar hasrat atas kekuasaan
ada apa dengan negeriku
kemarahan mengalahkan keramahan
keangkuhan menggilas ketawadluan
kebencian menyingkirkan kasih sayang
ada apa dengan negeriku
nilai-nilai keluhuran diabaikan
sementara hasrat dan ambisi dicarikan pembenaran
ada apa dengan negeriku
di mana keramahan yang dulu kita agungkan
ke mana kesantunan yang dulu kita banggakan
mengapa api dikobarkan sementara air dibuang-buang
bukan untuk memadamkan
malah agar tidak bisa untuk memadamkan
ada apa dengan negeriku
Langganan:
Postingan (Atom)