ada saat ketika rindu mengambil segala kendali
mengalir menggerakkan nadi
memaksa jiwa duduk tertunduk lesu
di sudut relung hati menggigil dalam beku
saat mengingatmu tak lagi menjadi penawar dahaga cinta
saat hadir jiwamu tak cukup tenangkan gelora rindu
saat kehendak jumpa tak lagi mau berbagi
bergulung-gulung hantam dinding jiwa
yang telah rapuh dalam duka rana
mengalir deras ke sluruh nadi raga
gerakkan kaki menuju atas pusara
tekuk kaki menunduk di hadapmu
matikan segala indera raga
tak perlu lagi kata
tak butuh lagi suara
cukup alirkan segala rasa
melalui hasta sentuh tanda pusara
berbincang kita dalam bahasa jiwa
tanpa syair, kalimat, atau kata
hanya rasa sebagai bahasa sukma
kau beri aku canda
namun senyum tak mampu ku buka
dahaga rindu belumlah purna
beku jiwa belum juga dicairkannya
mata hati tembus segala rintang materi
temukan sungging penenang hati
menyatulah hati bersama jiwa
biar tegar kembali menjelma