Minggu, 29 Agustus 2010

Engkau...

engkau tetaplah engkau
penghias relungku
pengisi hampaku
cahaya mataku

engkau adalah engkau
barisan 8 huruf yang slalu getarkanku
mengobar wujud bagi mimpi-mimpiku

engkau tetaplah engkau
kerlip indah dalam gelapku
sinar putih dalam hitamku

Perjalanan Ramadlan

melihat kembali apa yang telah berlari
hari-hari dengan hamparan rahmat dan barokah
telahkah menyati dalam diri?
menghitung kembali rahmat yang mampu ditebar
  ternyata masih kurang dari satu biji

hari-hari dengan lapang ampunan hampir berakhir
namun hati masih penuh dendam dan dengki
belum juga mampu tebar ma'af pada diri
         apalagi pada lain pribadi

kembali bertanya pada sejati diri
akan hikmah yang ku dapat sejauh ini
ketika gerbang kesematan dari segala api
tertampang megah di depan hari

          akan kepantasan masuki wilayah aman
                     daerah keselamatan dari segala api
    yang kini membuka lebar pintung gerbangnya

akankah kembali Ramadlan sisakan sepi
karena diri tak mampu resapi segala hakiki?


akankah Ramadlanku kembali sia
tanpa setetes rahmat mampu kembali ku cerna?

akahkah kembali tak mampu ku nikmati
        lega lapang dada karna ma'af yang tertebarkan
                                   sebab dendam dengki kini mati?

akankah kembali belum mampu ku rasakan
    sejuk jiwa padamnya bara?