Sudah sepertiga ramadlan berjalan
Namun belum juga ku rasakan
segala nikmat yang dijanjikan
Rahmah barakah pada malam-malam awal
Berlalu tanpa torehkan kesejukan
Terlalu banyak bara yang masih berkobar
menyala, membakar seluruh kesadaran
Tebaran rahmah yang harusnya
telah menebar
memancar dari dalam diri tiap orang beriman
Hingga kini belum dapat terwujudkan
Tiap kata masih keluar dengan penuh
Tekanan
meluncur deras dalam kemarahan
Tiap tindakan yang mestinya penuh kedamaian
malah hanya menawarkan
pertengkaran dan kesombongan
Beragam bara tak sisakan ruang
Bagi sejuk
nyaman
dan kedamaian
Benar-benar segala haus dan lapar
Masih menjadi perilaku badan
Menahan diri dari minum dan makan
Masih sebatas pekerjaan penghilang kewajiban
Nilai keagungan yang mestinya
Meresap,
menebar,
menggerakkan
Yang ada di belakang badan
Masih terhalang oleh jelaga hitam
noda dan kesalahan
Apa yang ku kira sebagai air suci keikhlasan
Ternyata tak lebih dari comberan kesombongan
Apa yang ku anggap sebagai siraman sejuk ketundukan
Ternyata tak lebih dari guyuran panas keangkuhan
Oh.......
tak mudah dan tak akan pernah menjadi mudah
Oh.....
dalam tangis yang kadang sesenggukan
Masih tersimpan rapat satu harapan
Semoga aku masih diberi kesempatan
Menikmati segala kenikmatan dan limpahan
kesejukan
meski di akhir perjalanan.
Amin.