Sungguh sepi malam-malamku
hening sehening-heningnya
sunyi sesunyi-sunyinya
senyap
lengang
hampa
Sungguh sepi malam-malamku
masih saja terbuai dalam tidur lelapku
masih saja terlena dalam mimpi tidurku
masih saja tersungukur dalam dengkurku
Sungguh sunyi malam-malamku
belum juga mampu ku hidupkan malam
belum juga dapat ku ramaikan malam
belum juga bisa ku meriahkan malam
Sungguh sunyi malam-malamku
belum ada senandung puja puji di tengah heningnya
belum ada lantunan doa sepenuh jiwa
belum ada ramai tasbih, takbir, tahlil menggema di rongga
Sungguh gelap malam-malamku
belum ada cahaya menyala di tengah kelamnya
belum ada secercah pelita di tengah lengangnya
belum mampu tangan memantik api di tungku jiwa
Sungguh gelap malam-malamku
belum juga mampu ku jawab isyarat
belum juga dapat ku tangkap firasat
belum juga bisaa ku singkat hakikat
Oh....Pemilik Segala Cahaya
Mohon perkenan gerakkan hati memantik pelita
biar terang malamku dengan cahaya
biar ramai malamku dengan puja dan doa
biar meriah malamku dengan istighfar, tahli, dan salawat cinta
Aamiiin ya mujibas sailin
Kamis, 27 Desember 2018
Selasa, 11 Desember 2018
Mohon Perkenan
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Mohon perkenan ampun-Mu
atas segala keangkuhanku
atas semua kepicikanku
atas setiap kelalaianku
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Mohon perkenan ampun-Mu
atas setiap pandang picikku
atas segala sesat pikirku
atas semua kelam tujuku
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Mohon perkenan ampun-Mu
atas segala keburukan yang ku lihat pada orang lain
atas semua kebaikan yang ku lihat pada diri sendiri
atas setiap perasaan unggul dibanding orang lain
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Mohon perkenan ampun-Mu
untuk setiap salah pandang untuk segala sesuatu
untuk segala penyimpangan arah tuju
untuk semua hal tidak benar yang ku anggap benar
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Mohon perkenan-Mu
agar senantiasa Engkau melindungi hatiku
agar selalu Engkau menaungi jiwaku
agar abadi Engkau menjaga nuraniku
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
Astaghfirullah al-adzim
wa atubu ilaih...
Selasa, 20 November 2018
Shalawat kepada Sang Nabi
Shalawat untukmu wahai Nabi
salam untukmu wahai Rasul
Engkaulah matahari
Engkaulah purnama
Engkaulah cahaya di atas cahaya
untukmu wahai Nabi
berjuta untaian bait pujian tak akan mampu
mewakili keagungan takdir hidupmu
kami bershalawat untuk mengungkapkan harapan cinta kami
kami menyampaikan salam dengan harapan mendapat keselamatan dari Kekasihmu
wahai Rasul penutup segala utusan
mohon terima shalawat kami
agar Kekasihmu menganugerahi kami rasa cinta kepadamu
mohon terima salam kami
agar kami dianugerahi keselamatan sejati
صلّ الله على محمّد
Sungguh Allah bershalawan kepadamu Nabi Muhammad
salam untukmu wahai Rasul
Engkaulah matahari
Engkaulah purnama
Engkaulah cahaya di atas cahaya
untukmu wahai Nabi
berjuta untaian bait pujian tak akan mampu
mewakili keagungan takdir hidupmu
kami bershalawat untuk mengungkapkan harapan cinta kami
kami menyampaikan salam dengan harapan mendapat keselamatan dari Kekasihmu
wahai Rasul penutup segala utusan
mohon terima shalawat kami
agar Kekasihmu menganugerahi kami rasa cinta kepadamu
mohon terima salam kami
agar kami dianugerahi keselamatan sejati
صلّ الله على محمّد
Sungguh Allah bershalawan kepadamu Nabi Muhammad
Jumat, 02 November 2018
Saat Kata Tak Lagi Memangku Maknanya
huruf tak lagi mampu ditata
kata tercecer dalam keteraturan maknanya
kalimat masih saja tak mampu hadirkan makna
hurufnya masih sama
kata juga masih yang lama
kalimat masih itu-itu juga
namun mengapa beda rasa
dulu menggetar jiwa
mengapa sekarang seakan hampa
entah kemana hilangnya makna
goresan tegas huruf-huruf yang menyusun kata
kehilangan ruh yang semestinya
entah karena kata tak lagi membutuhkan makna
entah karena pena tak lagi mampu membubuhkan rasa
entah karena si penulisnya tak lagi punya jiwa
pada akhirnya, huruf dan kata adalah sebagaimana pedang ataupun pena
tergeletak tanpa guna saat tak ada yang memegangnya
huruf dan kata sebagaimana pedang dan pena
mampu menjadi alat untuk apa saja
di tangan pembunuh pedang digunakan untuk membunuh
di tangan pencaci pena hanya menghasilkan maki
di tangan satria pedang menjadi penjaga dan pemelihara nyawa
di tangan pujangga pena menghasilkan keindahan yang menyentuh jiwa
pada akhirnya, makna huruf dan kata hanyalah kepanjangan dari si empunya
kata yang sama keluar dari mulut berbeda
tetap tidak pernah pernah menghasilkan imbas makna yang sama
apa yang keluar dari hati pasti sampai ke hati
apa yang keluar dari nalar hanya mampu mencapai nalar
apa yang keluar dari syahwat dan ambisi juga berujung pada pengejaran syahwat dan ambisi
maka jangan mudah percaya pada kata
rasakan dengan jiwa getaran makna dari kata
gunakan nurai untuk selami tujuan sebenar dari penyampai kata
percayalah pada hati agar tak tertipu dengan indah kata pembungkus segala cela
karena kini muncul banyak manusia
sengaja menggunakan kata sebagai senjata
untuk menutupi maksud syahwat sebenarnya
sengaja menggunakan kata sebagai sarana
membakar emosi massa untuk capai tujuannya
kata tercecer dalam keteraturan maknanya
kalimat masih saja tak mampu hadirkan makna
hurufnya masih sama
kata juga masih yang lama
kalimat masih itu-itu juga
namun mengapa beda rasa
dulu menggetar jiwa
mengapa sekarang seakan hampa
entah kemana hilangnya makna
goresan tegas huruf-huruf yang menyusun kata
kehilangan ruh yang semestinya
entah karena kata tak lagi membutuhkan makna
entah karena pena tak lagi mampu membubuhkan rasa
entah karena si penulisnya tak lagi punya jiwa
pada akhirnya, huruf dan kata adalah sebagaimana pedang ataupun pena
tergeletak tanpa guna saat tak ada yang memegangnya
huruf dan kata sebagaimana pedang dan pena
mampu menjadi alat untuk apa saja
di tangan pembunuh pedang digunakan untuk membunuh
di tangan pencaci pena hanya menghasilkan maki
di tangan satria pedang menjadi penjaga dan pemelihara nyawa
di tangan pujangga pena menghasilkan keindahan yang menyentuh jiwa
pada akhirnya, makna huruf dan kata hanyalah kepanjangan dari si empunya
kata yang sama keluar dari mulut berbeda
tetap tidak pernah pernah menghasilkan imbas makna yang sama
apa yang keluar dari hati pasti sampai ke hati
apa yang keluar dari nalar hanya mampu mencapai nalar
apa yang keluar dari syahwat dan ambisi juga berujung pada pengejaran syahwat dan ambisi
maka jangan mudah percaya pada kata
rasakan dengan jiwa getaran makna dari kata
gunakan nurai untuk selami tujuan sebenar dari penyampai kata
percayalah pada hati agar tak tertipu dengan indah kata pembungkus segala cela
karena kini muncul banyak manusia
sengaja menggunakan kata sebagai senjata
untuk menutupi maksud syahwat sebenarnya
sengaja menggunakan kata sebagai sarana
membakar emosi massa untuk capai tujuannya
Selasa, 23 Oktober 2018
lalu bagaimana mesti
lalu bagaimana mesti
saat pandangan tertutup benci
tentu yang ada hanya caci
tentu yang muncul hanya maki
tentu tak tersisa sanjung puji
tentu tak mungkin hadir sejati
lalu bagaimana mesti
saat hati diliput benci
cinta tak bertahta lagi
kasih kehilangan nyali
hanya aib yang dicari
sedang baik tak ditimbang lagi
lalu bagaimana mesti
ketika jiwa kehilangan hati
tak peduli saudara sendiri
selalu ada alasan untuk mencaci
bahkan atas nama Sejati
lalu bagaimana mesti
kembalikan cinta dalam hati
ketika diri dalam kuasa iri
saat jiwa berada dalam pelukan dengki
lalu bagaimana mesti
menjaga hati bersama nurani
saat ambisi dipandang jalan ilahi
ketika nafsu dianggap sejati
kala kuasa menjadi titik cari
lalu bagaimana mesti
oh....padaMu aku kembali
semoga perkenan senantiasa sertai
langkah dan hasrat diri
lalu bagaimana mesti
......
saat pandangan tertutup benci
tentu yang ada hanya caci
tentu yang muncul hanya maki
tentu tak tersisa sanjung puji
tentu tak mungkin hadir sejati
lalu bagaimana mesti
saat hati diliput benci
cinta tak bertahta lagi
kasih kehilangan nyali
hanya aib yang dicari
sedang baik tak ditimbang lagi
lalu bagaimana mesti
ketika jiwa kehilangan hati
tak peduli saudara sendiri
selalu ada alasan untuk mencaci
bahkan atas nama Sejati
lalu bagaimana mesti
kembalikan cinta dalam hati
ketika diri dalam kuasa iri
saat jiwa berada dalam pelukan dengki
lalu bagaimana mesti
menjaga hati bersama nurani
saat ambisi dipandang jalan ilahi
ketika nafsu dianggap sejati
kala kuasa menjadi titik cari
lalu bagaimana mesti
oh....padaMu aku kembali
semoga perkenan senantiasa sertai
langkah dan hasrat diri
lalu bagaimana mesti
......
Senin, 17 September 2018
Jika....maka....
Jika belum bisa menghormat
berusahalah untuk tidak menghujat
Saat belum mampu untuk menghargai
usahakan tidak ikut-ikutan mencaci
Ketika belum sanggup untuk merangkul
tak usahlah gerakan tangan untuk memukul
Bila belum memiliki kesanggupan untuk menyatukan
janganlah menjadi sebab keterceraian
Saat melihat ada yang salah ingatkan tanpa menghinakan
Kala menyaksikan penyimpangan, luruskan tanpa mematahkan
Ketika terjadi kebatilan, tegakkan kebenaran tanpa menciderai kemanusiaan
Tidak mungkin bagi kita menjadi tinggi dengan cara merendahkan
Tidak bisa kita meraih kehormatan dengan cara menghinakan
Tidak akan ada bagi kita keagungan dan kebesaran dalam kesewenangan dan penindasan
Kamis, 12 Juli 2018
aku merindu
aku merindu
rindu segala
rindu menyatu
rindu berpadu
aku merindu
atas semua yang berujung pada padu
atas segala yang berakhir pada satu
atas seluruh yang bermuara pada luruh
aku merindu
untuk kembali dari keterpisahan
untuk menyatu pada keseluruhan
untuk luruh dalam keutuhan
aku merindu
pada titik mula muasal
pada awal lingkar musalsal
aku merindu
dalam rindu dari bagian kepada keutuhan
dalam rindu dari percikan kepada nyala keabadian
aku merindu....
rindu segala
rindu menyatu
rindu berpadu
aku merindu
atas semua yang berujung pada padu
atas segala yang berakhir pada satu
atas seluruh yang bermuara pada luruh
aku merindu
untuk kembali dari keterpisahan
untuk menyatu pada keseluruhan
untuk luruh dalam keutuhan
aku merindu
pada titik mula muasal
pada awal lingkar musalsal
aku merindu
dalam rindu dari bagian kepada keutuhan
dalam rindu dari percikan kepada nyala keabadian
aku merindu....
Selasa, 12 Juni 2018
Ramadlan Telah di Ujung Senja
Ramadlan telah di ujung senja
dan Syawal telah sedia untuk segera menggantikannya
Sudahkah kita penuh cinta
berlimpahkah jiwa dengan kemampuan untuk memaafkan
apakah telah tertebar keselamatan dari setiap tindak langkah
Ramadlan telah di ujung senja
Matahari Syawal telah bersiap untuk menggantikannya
tunaikah perjalanan jiwa
menjadi manusia, khalifah dan hamba
Ramadlan telah di ujung senja
bertanyalah kita pada jiwa kita
seberapa berlimpah cinta kasih kita
seberapa mudah untuk memberi maaf kepada sesama
seberapa besar keselamatan akibat tingkah amal kita
Ramadlan telah di ujung senja
ketika Syawal bersiap untuk menerbitkan mataharinya
tak ada terlambat untuk memulainya
melangkah pelan tapaki jalan cinta
mengisi jiwa dengan kasih menyemesta
agar tak rugi saat Ramadlan tinggalkan kita
agar lebih baik saat Ramadlan kembali bersua
Ramadlan telah di ujung senja
semoga masih diberi kesempatan kita
untuk ikut merasakan keberkahannya
Ramadlan telah di ujung senja
jangan biarkan berlalu begitu saja
dan Syawal telah sedia untuk segera menggantikannya
Sudahkah kita penuh cinta
berlimpahkah jiwa dengan kemampuan untuk memaafkan
apakah telah tertebar keselamatan dari setiap tindak langkah
Ramadlan telah di ujung senja
Matahari Syawal telah bersiap untuk menggantikannya
tunaikah perjalanan jiwa
menjadi manusia, khalifah dan hamba
Ramadlan telah di ujung senja
bertanyalah kita pada jiwa kita
seberapa berlimpah cinta kasih kita
seberapa mudah untuk memberi maaf kepada sesama
seberapa besar keselamatan akibat tingkah amal kita
Ramadlan telah di ujung senja
ketika Syawal bersiap untuk menerbitkan mataharinya
tak ada terlambat untuk memulainya
melangkah pelan tapaki jalan cinta
mengisi jiwa dengan kasih menyemesta
agar tak rugi saat Ramadlan tinggalkan kita
agar lebih baik saat Ramadlan kembali bersua
Ramadlan telah di ujung senja
semoga masih diberi kesempatan kita
untuk ikut merasakan keberkahannya
Ramadlan telah di ujung senja
jangan biarkan berlalu begitu saja
Minggu, 03 Juni 2018
Ramadlan, sebuah renungan setengah perjalanan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
kesucian masih jauh dari harapan
masih fasih lidah ini untuk mencaci
masih trampil mulut ini untuk mencibir
masih berkobar jiwa ini untuk merendahkan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
mestinya telah penuh jiwa dengan rasa cinta
mestinya telah berlimpah kasih sayang setiap insan
mestinya memaafkan kesalahan telah menjadi kebiasaan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
bagaimana mengharap hadir keselamatan
jika setiap saat masih kita suarakan kebencian
bagaimana memimpikan kemenangan
jika setiap waktu masih kita sebarkan perpecahan
bagaimana merasa menuju ketakwaan
jika setiap hari masih kita lakukan kemaksiatan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
kemanusiaan belum lagi ditemukan
berhala-berhala keangkuhan masih bergentayangan
tonggak-tonggak kesombongan masih menancap begitu dalam
ego akan kebenaran masih begitu membutakan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
semoga masih ada jalan
untuk menuju sejati kemanusiaan
semoga masih ada waktu dan kesempatan
bagi jiwa untuk menuju tempat peraduan
semoga masih ada perkenan
bagi pengkabulan doa dan harapan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
semoga kami tidak termasuk yang mendapat kerugian
Amin
kesucian masih jauh dari harapan
masih fasih lidah ini untuk mencaci
masih trampil mulut ini untuk mencibir
masih berkobar jiwa ini untuk merendahkan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
mestinya telah penuh jiwa dengan rasa cinta
mestinya telah berlimpah kasih sayang setiap insan
mestinya memaafkan kesalahan telah menjadi kebiasaan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
bagaimana mengharap hadir keselamatan
jika setiap saat masih kita suarakan kebencian
bagaimana memimpikan kemenangan
jika setiap waktu masih kita sebarkan perpecahan
bagaimana merasa menuju ketakwaan
jika setiap hari masih kita lakukan kemaksiatan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
kemanusiaan belum lagi ditemukan
berhala-berhala keangkuhan masih bergentayangan
tonggak-tonggak kesombongan masih menancap begitu dalam
ego akan kebenaran masih begitu membutakan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
semoga masih ada jalan
untuk menuju sejati kemanusiaan
semoga masih ada waktu dan kesempatan
bagi jiwa untuk menuju tempat peraduan
semoga masih ada perkenan
bagi pengkabulan doa dan harapan
Ramadlan telah lebih dari separo perjalanan
semoga kami tidak termasuk yang mendapat kerugian
Amin
Jumat, 25 Mei 2018
Hanya tanya
Jika semua orang mencaci
akankah kita ikut mencaci
saat semua orang menghujat
apakah kita juga mesti menghujat
ketika semua mengutuk
haruskah kita juga mengutuk
Kebaikan tidak mungkin bersatu dengan keburukan
penghormatan tidak mungkin bercampur dengan penghinaan
kemuliaan tidak bisa lebur dalam kehinaan
Kita katakan ajaran agama penuh kedamaian
lalu mengapa yang kita tunjukkan tingkat penuh keberingasan
Kita yakini ajara agama sumber keselamatan
lalu mengapa yang kita lakukan sering membawa ketakutan
Kita tak terima orang menghina keyakinan kita
namun pada saat sama kita mencaci keyakinan lainnya
akankah kita ikut mencaci
saat semua orang menghujat
apakah kita juga mesti menghujat
ketika semua mengutuk
haruskah kita juga mengutuk
Kebaikan tidak mungkin bersatu dengan keburukan
penghormatan tidak mungkin bercampur dengan penghinaan
kemuliaan tidak bisa lebur dalam kehinaan
Kita katakan ajaran agama penuh kedamaian
lalu mengapa yang kita tunjukkan tingkat penuh keberingasan
Kita yakini ajara agama sumber keselamatan
lalu mengapa yang kita lakukan sering membawa ketakutan
Kita tak terima orang menghina keyakinan kita
namun pada saat sama kita mencaci keyakinan lainnya
Senin, 09 April 2018
Sadari (Sadar Diri)
terantuk batu jalanan
terjerembab di atas kubangan
rasa jijik kala wajah tercebur kubangan
kecewa karena merasa hilang kesucian
tanpa sengaja melihat wajah di air dalam kubangan
luntur meleleh segala topeng kepalsuan
ah...
ternyata masih saja banyak kebopengan
yang tanpa sadar dihaluskan oleh topeng kepalsuan
ah...
air kotor di kubangan
ternyata masih mampu menampilkan kesejatian
akan wajah diri yang masih penuh kebopengan
ah...
ternyata tak perlu air jernih untuk melelehkan
segala lapis topeng kebopengan
ah...
ternyata cukup air comberan
untuk membuka semua kepalsuan
malu aku pada wajah sendiri
ngeri aku melihat kerusakan wajah sendiri
terjerembab di atas kubangan
rasa jijik kala wajah tercebur kubangan
kecewa karena merasa hilang kesucian
tanpa sengaja melihat wajah di air dalam kubangan
luntur meleleh segala topeng kepalsuan
ah...
ternyata masih saja banyak kebopengan
yang tanpa sadar dihaluskan oleh topeng kepalsuan
ah...
air kotor di kubangan
ternyata masih mampu menampilkan kesejatian
akan wajah diri yang masih penuh kebopengan
ah...
ternyata tak perlu air jernih untuk melelehkan
segala lapis topeng kebopengan
ah...
ternyata cukup air comberan
untuk membuka semua kepalsuan
malu aku pada wajah sendiri
ngeri aku melihat kerusakan wajah sendiri
Kamis, 22 Maret 2018
bismillah...
bismillah...
ku awali
alhamdulillah...
ku jalani
subhanallah...
ku nikmati
ma sya Allah...
ku renungi
ku awali
alhamdulillah...
ku jalani
subhanallah...
ku nikmati
ma sya Allah...
ku renungi
Minggu, 04 Maret 2018
pada-Mu
pada-Mu aku berharap perkenan
agar benar-benar hanya bergantung pada-Mu
pada-Mu aku memohon perkenan
agar benar-benar hanya berserah pada-Mu
pada-Mu aku berharap rindu
serindu-rindu sepenuh seluruh
pada-Mu aku berkeingin
agar hati tak lagi terpaling dari-Mu
pada-Mu aku berharap
hanya pada-Mu dan tidak kepada yang lain
agar benar-benar hanya bergantung pada-Mu
pada-Mu aku memohon perkenan
agar benar-benar hanya berserah pada-Mu
pada-Mu aku berharap rindu
serindu-rindu sepenuh seluruh
pada-Mu aku berkeingin
agar hati tak lagi terpaling dari-Mu
pada-Mu aku berharap
hanya pada-Mu dan tidak kepada yang lain
Langganan:
Postingan (Atom)