Sabtu, 13 Agustus 2011

DO'A

ya Allah...
       mohon perkenan-Mu
             untuk senantiasa
                 menundukkan wajah
            di atas sajadah....

ya Allah....
       mohon perkenan
            untuk selalu
                menempatkan hati
          lebih tinggi dari dahi

ya Allah...
       semoga hati
             menjadi cermin
                  yang memantulkan
           segala agung-Mu

Untukmu Indonesiaku


Belum lagi seratus tahun usiamu
telah jauh menyimpang arah langkahmu
     kesejahteraan yang dulu digagas para pendirimu
     keadilan yang dulu diangankan para pembelamu
     kemandirian yang dulu diimpikan para pahlawanmu
semua belum menemukan titik temu
dulu...
para moyang rela menanggalkan segala kenikmatan
      mengabaikan segala kenyamanan
           menanggalkan segala jabatan
demi keyakinan dan perjuangan
kini....
keyakinan mudah dijual
    kebebasan gampang digadaikan
         perjuangan boleh dibelokkan
asal kenikmatan tak meninggalkan badan
     kenyamanan masih dapat dirasakan
        jabatan dan kekuasaan tetap bisa dipertahankan
kini......
terlalu sering kekuasaan dianggap
      bukan sebagai amanat yang mesti dijawab
            dengan mensejahterakan rakyat
kekuasaan tak lagi dianggap sebagai kepercayaan
       yang harus diemban dengan sepenuh keikhlasan
kekuasaan tak lagi diyakini sebagai perjuangan
      demi menebar sebanyak mungkin kemanfaatan
kini...
kekuasaan sering dipandang sebagai jalan
      demi meraih kesejahteraan individual
kekuasaan sering dianggap sebagai anugerah
      untuk berbagi kenikmatan di antara keluarga dan teman

usiamu belum lagi seratus
namun garis juangmu seakan hampir putus
cinta rakyatmu pun mulai terberangus
mereka yang mencoba mempertahankan segala
            nilaimu agar tak pupus
terlalu sering menangis tertahan terputus-putus

mereka yang kami percayai
     terlalu banyak yang khianati
segala janji
         tak pernah dipenuhi
lalu bagaimana wahai Ibu Pertiwi
agar cinta untuk negeri
       tetap bertahan di dalam hati?

Belum genap seratus tahun usiamu
mengapa seperti sudah mau habis waktumu?