Minggu, 21 Agustus 2011

peringatan untukmu detak yang dalam diriku

bukan hanya tak ada keberhasilan
bahkan mungkin kerugian yang
    tak terkatakan
akhir perjalanan sudah ada di hadapan
tanpa sesuatu yang didapatkan

hati masih saja sekeras batu
rasa tetap membeku melebihi salju
tubuh malah makin berlumur debu

kemarahan belum dapat dibelenggu
iri dengki masih saja menggebu
dendam tak jua tertunduk lesu

masih saja belum kuperoleh hadiah
    bagi jiwa
agar kerontang berganti kesejukan
biar kering menjadi kesuburan

kasihan engkau jiwa
tak jua kau temui kenyamanan dan kedamaian
tak jua kau mampu lepas dari belenggu kesumat nafsu

bisakah engkau berkata pada dirimu sendiri
bahwa kau telah berjuang dengan segala mampu
dapatkan engkau memandang lekat mata sukmamu
yang merintih pilu menahan kesewenangan egomu

lalu bagaimana pertanggung jawabanmu
pada wajah yang tetap kau angkat dalam angkuhmu
pada tangan yang kau gunakan untuk menggerakkan sombongmu
pada dada yang kau busungkan untuk menunjukkan banggamu
pada kaki yang kau langkahkan menuju pemuasan kesumatmu
pada mata yang kau paksa melihat segala kesewenanganmu
pada telinga yang kau tulikan dari suara tindasanmu
pada mulut yang kau tarik dalam senyum saat menyaksikan
    derita saudaramu
pada hati yang kau hilangkan segala lembutnya
pada rasa yang kau bekukan seluruh sejuknya
pada iman yang kau keringkan seluruh dahan rantingnya

wajah ingin menunduk
  kau paksa untuk mendongak
tubuh ingin membungkuk
  kau paksa untuk tegak
lutut ingin menekuk
  kau paksa untuk tak bergerak

ah...entahlah...
semoga masih ada waktu
  untuk sekedar membasuh wajahku