Rabu, 31 Oktober 2012

Lalu, mengapa tak juga aku bersyukur pada-Mu

Segalanya dari-Mu
anugerah terbaik untukku

resah gelisah adalah anugerah terbaik-Mu
cara-Mu mendewasakanku
segala rasa yang masuk dalam hatiku
juga pemberian terbaik-Mu
cara-Mu melembutkan jiwaku

sedihku anugerah
tangisku anugerah
senangku anugerah
tawaku anugerah
segalanya anugerah
agar aku tetap dalam kemanusiaan dan kehambaanku
    pada-Mu

kesendirianku nikmat

kegelisahan jiwaku nikmat
kesepian sukmaku nikmat
jalan dari-Mu agar aku selalu mengingat-Mu

Segalanya pemberian terbaik-Mu
anugerah terbesar bagiku
lalu....
mengapa tak selalu aku bersyukur pada-Mu
atas segala keluarbiasaan dalam perjalananku

Semua adalah titik-titik di jalan panjangku
menuju-Mu
cara-Mu menunjukiku arah kembali pada-Mu
lalu....
mengapa aku mesti meratapi jalan khususku
mengapa bukan bersyukur saja yang ku lakukan
atas segala anugerah menuju kesejatianku....

Segalanya adalah anugerah
segalanya adalah nikmah
maka syukur mesti melandasi ibadah
            syukur mesti tak hanya di atas sajadah...

Kamis, 25 Oktober 2012

kala kembang jeruk mulai mekar

wangi bunga jeruk depan rumah
menebar wangi menembus dinding kayu
ku hirup dalam-dalam

mata terpejam
berjalan susuri lorong waktu
menuju saat kau belai daun
dengan senyum harapan akan kembang
berakhir pada buah siap dimakan

badan tergetar
lintasi ruang lintas alam
menuju waktu itu
saat kau katakan padaku
engkau segalanya bagiku

keringat bercucuran
tembus hijab antar zaman
menuju saat kau ceritakan padaku
bahwa tanaman juga butuh kasih sayang

masih saja mata terpejam
                    badan tergetar
                     keringat bercucuran
masih saja ku hidup dalam-dalam
 aroma kembang jeruk di halaman depan

Rabu, 24 Oktober 2012

Engkau bagiku

engkau tetaplah ratu
bertahta di singgasana hati
bersemayam di istana jiwa

engkau tetaplah rindu
titik di mana aku menuju
ujung dari mengembaraanku

engkau tetaplah cinta
pencair kebekuan jiwa
pembakar semangat cita

engkau tetaplah kasih
peluk hangat dingin sukma
sirna gundah ganti suka

engkau tetaplah puisi
rangkaian kata indah
untaian kalimat megah

engkau tetaplah segala
bagiku sebagai anugerah Sang Segala Maha


Minggu, 21 Oktober 2012

sebuah do'a baginya

ku serahkan gundahku pada-Mu
ku kembalikan harapku pada-Mu
Engkau yang membolak-balikkan hati
Engkau yang menggerakkan jiwa
Engkau yang mencondongkan sukma
Engkau yang menitipkan rasa
Engkau yang Maha Memelihara

Jagalah hatinya tetap menunduk-Mu
Jagalah jiwanya tetap mengarah pada-Mu
Jagalah sukmanya pada cinta-Mu
Jagalah rasa mengabdi pada-Mu
Peliharalah segalanya tetap di garis-Mu

Balikkan hati ke arah takdir terbaiknya
Arahkan jiwa ke jalan kesempurnaannya
Condongkan sukma pada muasalnya
Titipkan rasa pada penerima amanatnya
Abadikan semua dalam garis kehendak-Mu

Do'aku pagi ini....
harapkan kabul sebagai jawab-Mu

amin...
 

Sabtu, 20 Oktober 2012

Coba evaluasi

ayat-ayat-Mu masih terdengar merdu
dari corong-corong langgar dan masjid kampung
oleh para abdi dalam balut sederhana jiwa
kesederhanaan yang memungkinkan mereka
mendawamkan daras ayat-ayat-Mu

Di kamarku aku tetap saja tak mampu
mendaras ayat-ayat tertulis-Mu
apalagi ayat-ayat terhampar-Mu

Terpuruk aku akan kebimbangan atas garis-Mu
apa yang kuanggap yakin mulai ku ragu
terbelit ingin untuk pastikan sesuatu
meski ku tahu itu bukanlah hakku

Lantunan ayat-ayat dari langgar dan masjid
kembalikanku pada nyata
akan pentingnya renungi makna
      bukan sekedar baca
akan hidup yang mesti jelas arahnya
     tertera dalam firman-firman terbaca

Rabu, 17 Oktober 2012

Jelang Senja

pada-Mu kembali aku mengadu
akan resah, gelisah, dan bimbangku
akan berat yang seakan pundakku tak mampu

Semua berawal dari-Mu
maka Engkaulah yang akan mengakhirinya
semua tumbuh karena-Mu
maka Engkaulah yang akan merawatnya
semua muncul atas ijin-Mu
maka Engkaulah yang akan menyelesaikannya

harapku hanya
agar inginku sejalan dengan kehendak-Mu
agar mimpiku berada dalam garis takdir-Mu
agar do'aku jalan bagi pemenuhan peranku

Jumat, 12 Oktober 2012

Puisi GILA lagi

            I
yakinku akan hadirmu
     begitu pasti
meski sakit tak terhindarkan
     saat menanti
 
             II
angkasaku menggelegak
       merindu bumimu
gelegar guntur, sambaran petir adalah bukti
     hampir tertahankan lagi 
hujan mesti diturunkan

hadirlah bumi
     karena airku ingin menyegarkanmu
bersiaplah bumi 
      terima terima tetes-tetes cinta
yang akan menumbuhkan benih-benih kasih
yang tersimpan di rahimmu....

Rabu, 10 Oktober 2012

Puisi GILA

bergetar semestaku
menahan alir gelegak gelora
runtuh sudah tiang-tiang penyangga
menerjang menggulung gelombang birahi
    panas mendidih membakar ubun-ubun
       nyalakan jalang liar mata
          lumpuhkan akal nalar pikirku
menghitam kelam alam sekelilingku

mati-matian ku jaga cahya hati
pontang-panting ku tahankan api jiwa
dalam badai tak semakin menggila
   dalam gelombang yang semakin membabi buta

Kalau saja tak ada cahaya
mungkin t'lah masuk ku dalam gelombang gelora
lalu hancurkan apa saja
     padamkan cahya-cahya yang tak dijaga dengan semestinya
Untung saja masih ada api jiwa
hingga jalan di hadapku masih tampak arahnya
     masih selamat dari terperosok dalam jurang menganga


Senin, 08 Oktober 2012

doa kami

wahai Pemilik hati
             Penanam sukma
                 Penebar rasa
genggam hati kami di tanganMu
kendalikan sukma kami dari arasyMu
ratakan rasa kami di jalan takdirMu
lalu...
tumbuhkan tulus dalam diri kami
                      ikhlas dalam jiwa kami
untuk jalani garis kami

             nikmati perjalanan kami
                    syukuri keberadaan kami
amin....

Sabtu, 06 Oktober 2012

padamu, karenamu, bersamamu

pada sejuk pagi
ku titipkan asa yang tak lagi mau menanti
bersama kicau murai
ku sampaikan gelora yang semakin terburai
pada desir bayu
ku sisipkan hati yang lagi merindu
pada gemericik
ku lantunkan bisik
        akan jiwa yang mulai begidik

padamu bermula
karenamu alasan segala asa
bersamamu ingin ku akhiri segala




Senin, 01 Oktober 2012

semoga masih berguna

kembali hirup udara pagi
segar masuki ruang paru
menyebar ke sekujut tubuh lewat nadi
sebagai tanda dimulai hari baru

meski nyeri masih tersisa di jiwa
meski luka masih menganga di sukma
meski peristiwa tlah lama dilibas masa

dalam denyut tinggal raga
dalam detak tanpa jiwa
serahkan semua kepada-Nya
biar Ia yang tentukan segalanya
biar Ia yang arahkan mau kemana

inginku telah lama pergi
bersamamu dalam abadi
mimpiku juga telah sirna
temanimu tinggalkan alam fana

langkahku kini langkah boneka
terserah bagaimana Sang Dalang memainkannya