Kamis, 22 November 2012

untukmu delapan hurufku

aku mengenalmu bahkan sebelum aku kenal diriku
getar halus bergandengan sejak masa belum ku kenal rindu
bertautan rasa tak pernah terasa
hingga masa kita beranjak remaja
ketika pandangan mulai memercik cahaya
ketika kerlingan mulai mencari arahnya
ketika rindu mulai menuntut ketemu

tanpa mesti saling berkata cinta
kita tahu apa yang sedang melanda
hingga tiba saat kita menunda sua
mencari makna di tempat berbeda

mulai aku merindumu di malam-malamku
akan senyum yang tak pernah layu
akan tatap yang tak pernah ragu
akan wajah yang tak pernah sayu
akan tegur yang selalu ku tunggu

dan cinta pun mulai menghendaki kebersatuan
utara dan selatan menagih penggabungan
agar utuh sebuah lingkaran
lingkaran jiwa dari dua jiwa yang disatukan
kesempurnaan sebuah pasangan

cinta kita mulai menerabas batas masa
rindu kita mulai melintas dunia
mengangkasa seberkas cahaya
menuju singgasana paripurna cinta

hilang sudah aku di hadapmu
larut sudah engkau bersamaku
tinggal kita tersisa menyatu
tak lagi ada aku atau pun kamu

garis takdir tak terelakkan
raga kita mesti terpisahkan
demi penuhi garis ketetapan
namun cinta bukanlah badan yang terkungkung
    dalam batas zaman

cinta adalah aliran jiwa
sempurna dalam keutuhannya
tak ada tata nalar bekerja di dalamnya

boleh saja dimensi dunia kita berbeda
boleh saja zaman dan masa pisahkan raga
namun, jiwa kita tetap sama
bersatu berpadu dalam cinta

rinduku menggebu sepanjang waktu
menggulung megah tanpa kenal waktu
tak ada malam
tak ada siang
rindu membawaku melintas batas waktu

aku merindumu
dalam lelap dan sadarku
dalam raga dan jiwaku
dalam nalar dan hatiku

aku mencintamu
memadu sukma menjadi satu