bergetar semestaku
menahan alir gelegak gelora
runtuh sudah tiang-tiang penyangga
menerjang menggulung gelombang birahi
panas mendidih membakar ubun-ubun
nyalakan jalang liar mata
lumpuhkan akal nalar pikirku
menghitam kelam alam sekelilingku
mati-matian ku jaga cahya hati
pontang-panting ku tahankan api jiwa
dalam badai tak semakin menggila
dalam gelombang yang semakin membabi buta
Kalau saja tak ada cahaya
mungkin t'lah masuk ku dalam gelombang gelora
lalu hancurkan apa saja
padamkan cahya-cahya yang tak dijaga dengan semestinya
Untung saja masih ada api jiwa
hingga jalan di hadapku masih tampak arahnya
masih selamat dari terperosok dalam jurang menganga