Senin, 07 April 2014

dalam rindu

kembali desir menggelitikku
dari lelap yang belum lama berlalu
hanya sunyi senyap di sekelilingku
berpaling pada sisi di mana biasa engkau menemaniku
melelehlah apa yang mesti mengalir dari mataku
aku merindumu kekasihku
aku menantimu di lelap malamku
kepalaku merindumu
   wajahku merindumu
      mataku merindumu
         hidungku merindumu
           dadaku merindumu
              tanganku merindumu
                 kakiku merindumu
                    hatiku merindumu
               nadiku merindumu
          detakku merindumu
     poriku merindumu
seluruh tubuhku merindumu
raga jiwaku merindumu

berat menindih dadaku
sesak menyempit nafasku
dalam desahku
perlahan ku sebut Asma-Nya dan namamu
bersama nafas keluar dari kerongkongku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar