Sabtu, 24 April 2010

antara Keinginan dan Kenyataan

tinggal tangis tanpa air mata
           isak tanpa suara
                perih tanpa luka
                     sedih tiada tara

kini,
kerontang meski air menggenang
     gersang dalam guyuran hujan
          gulita di tengah gemerlap cahaya
                  pilu meski penuh gelak tawa
              
melangkah dalam lelah
    berjalan dalam bimbang
         asa seakan telah lepas dari tangan

serasa sirna sudah tongkat pegangan
    di tengah kelam hitam perjalanan
seakan patah tiang dipancang
    pada perahu di badai lautan kehidupan

tali keselamatan jiwa jauh di depan
    kesombongan semakin menghempaskan

mencoba berpasrah lawan diri sendiri
agar arus membawa pergi
   menuju daratan diri sejati

mencoba kalahkan angkuh diri
agar mungkin sucikan hati
 
     biar dzahir sayap-sayap sukma
     untuk terbang menuju arasy-Nya
     biar sempurna cerita kelana
     dengan peran ditutup paripurna
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar