tinggal tangis tanpa air mata
isak tanpa suara
perih tanpa luka
sedih tiada tara
kini,
kerontang meski air menggenang
gersang dalam guyuran hujan
gulita di tengah gemerlap cahaya
pilu meski penuh gelak tawa
melangkah dalam lelah
berjalan dalam bimbang
asa seakan telah lepas dari tangan
serasa sirna sudah tongkat pegangan
di tengah kelam hitam perjalanan
seakan patah tiang dipancang
pada perahu di badai lautan kehidupan
tali keselamatan jiwa jauh di depan
kesombongan semakin menghempaskan
mencoba berpasrah lawan diri sendiri
agar arus membawa pergi
menuju daratan diri sejati
mencoba kalahkan angkuh diri
agar mungkin sucikan hati
biar dzahir sayap-sayap sukma
untuk terbang menuju arasy-Nya
biar sempurna cerita kelana
dengan peran ditutup paripurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar