Jumat, 01 Januari 2010

GELISAHKU

Tak tahu lagi aku harus bagaimana


Kepada siapa ku mesti tumpahkan segala resah

Tarikan-tarikan nafas tak lagi penuh makna

                                                 apalagi gairah



Aku tiada dalam ketiadaanmu

Aku sirna dalam kepergianmu

Aku ……

      tak tahulah meski berkata apa



           Aku harus tetap hidup

Itu aku tahu

            Aku harus mampu bangkit

Itu juga yakinku

            Aku mesti menjelma ibu bapak bagi putra kita

Itu aku mengerti



Tapi,

          Bagaimana mesti kuwujudkan lagi ketiadaan?

          Bagaimana ku munculkan lagi kesirnaan?

          Berapa lama ku mesti larut dalam ketiadaan?

          Berapa lama ku hadir dalam kesirnaan?



Terimalah kenyataan

        Ikhlaskan kepergian

                     Serahkan kepada Tuhan,

Itu nasehat orang-orang

Dan aku pun tidak menolak bahwa semua benar



Namun,

         Semudah itukah menerima kenyataan?

         Segampang itukah mengikhlaskan kepergian?

         Sesederhana itukah berpasrah kepada Tuhan?



Engkau yang senantiasa mendampingi

                                          membangun angan

                                                         merajut mimpi

                                          berjuang meniti jembatan licin untuk menggapai angan

                                    melangkah terseok di jalan terjal untuk meraih mimpi



Tiba-tiba garis Tuhan berlaku

Engkau dipanggil menghadap-Nya

                          meninggalkan angan yang sudah mulai terajut

                          mewariskan mimpi yang sudah mulai mewujud

                          menitipkan cinta yang mesti kubina



Ya Allah,

Aku tahu semua kehendak-Mu

Tapi…

           rasanya tak tahu kapan aku mampu terima garis-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar